Didera Penyakit Leukemia
Apa makna di balik kisah konkret mengharukan ? Di antara kreasi Tuhan lainnya, manusia merupakan mahluk nan paling sempurna. Kesempurnaan nan dimiliki manusia ialah memiliki akal dan pikiran.
Kali ini, akan dibahas perjalanan hayati nan mengharukan dari anak kecil bernama Yu Yuan. Yu Yuan harus menghadapi kehidupan nan keras dengan penyakit leukemia.
Kecerdasan Yu Yuan
Yu Yuan merupakan anak kecil nan dibuang oleh orangtuanya sejak bayi. Saat itu Yu Yuan ditemukan oleh seorang pria miskin, tengah tergeletak di bawah rerumputan. Awalnya, pria ini ragu buat membawa bayi perempuan nan ditemukannya. Namun, melihat kondisi bayi nan lemah, rasa ragunya berganti menjadi iba. Hingga akhirnya, pria miskin ini memutuskan buat mengangkat sang bayi menjadi anaknya.
Pria miskin ini dengan sabar merawat Yu Yuan, dengan penuh afeksi . Pada umumnya, bayi harus mendapatkan asupan nutrisi nan baik, yaitu susu. Namun, keterbatasan ekonomi membuat sang ayah kesulitan memeroleh uang buat membeli susu. Sang ayah sudah berusaha sekuat tenaga mencari pekerjaan, namun hasilnya nihil. Hingga akhirnya, sang ayah memutuskan buat memberi tajin (air beras).
Seiring berjalannya waktu, bayi perempuan itu kini telah tumbuh menjadi anak kecil nan lucu. Bahkan Yu Yuan dikenal sebagai anak nan cerdas. Di sekolahnya, Yu Yuan selalu memperoleh nilai 100 pada semua mata pelajaran. Kecerdasan nan dimiliki Yu Yuan membuat ayah angkatnya bangga. Para tetangganya selalu memuji Yu Yuan atas keberhasilannya meraih nilai bagus di sekolah.
Didera Penyakit Leukemia
Di balik kecerdasannya, ternyata ada cobaan berat nan harus dihadapi Yu Yuan. Cobaan berat nan menghampirinya ialah leukemia. Penyakit ganas itu baru diketahui ayah angkatnya pada 2005. Saat itu, Yu Yuan tengah mencuci muka, namun banyak darah nan keluar dari hidungnya (mimisan).
Awalnya Yu Yuan menolak dibawa kerumah sakit sebab sadar tak memiliki uang buat berobat. Oleh sebab itulah, sang ayah memutuskan buat membawa Yu Yuan puskesmas. Selain biayanya masih terjangkau, jeda rumah dengan puskesmas juga dekat.
Sesampainya di puskesmas, dokter nan bertugas langsung memeriksa Yu Yuan. Darah nan keluar dari hidung Yu Yuan terus mengalir. Pihak puskesmas akhirnya menberikan suntikan pada tubuh Yu Yuan, agar mimisannya berhenti.
Setelah diberi suntikan, mimisan tak berhenti, tetapi semakin banyak. Melihat kondisi Yu Yuan nan semakin parah, sang ayah memberanikan diri buat membawanya kerumah sakit. Di rumah sakit, darah nan mengalir dari hidung Yu Yuan semakin banyak. Hingga akhirnya, sang ayah berinisiatif buat menampung darah mimisan Yu Yuan pada baskom kecil.
Saat itu rumah sakit memang sedang penuh pasien sehingga Yu Yuan harus bersabar menunggu giliran diperiksa. Namun, melihat mimisan Yu Yuan nan semakin parah, dokter memutuskan buat memeriksanya terlebih dahulu.
Pemeriksaan Yu Yuan memakan waktu nan cukup lama, hingga akhisnya dokter memvonis Yu Yuan menderita penyakit kanker darah (leukemia). Ternyata, penyakit leukemia telah lama bersarang di tubuh mungil Yu Yuan. Tidak heran, saat diperiksa leukemia Yu Yuan sudah sampai stadium 3.
Dokter mengatakan bahwa, Yu Yuan harus mendapatkan perawatan nan intensif. Perawatan bonus tersebut bertujuan buat menyembuhkan Yu Yuan dari penyakit leukemia. Untuk mendapatkan perawatan secara optimal, diperlukan biaya nan cukup besar.
Total biaya nan harus dikeluarkan sang ayah agar Yu Yuan dapat dirawat ialah sekitar 3 milyar. Tentu saja, nilai tersebut bukanlah jumlah nan sedikit. Untuk makan sehari-hari saja sulit, apalagi harus membayar biaya pengobatan sebesar itu.
Di satu sisi sang ayah bingung harus mencari uang sebanyak itu di mana, namun di sisi lain Yu Yuan harus sembuh. Dengan penuh keyakinan, sang ayah berjanji kepada dokter akan bekerja keras buat melunasi semua biaya pengobatan putrinya. Kalaupun tak dapat mendapatkan uang buat membayar semua biaya pengobatan, sang ayah rela melakukan apa pun asalkan Yu Yuan sembuh.
Awalnya dokter menolak merawat Yu Yuan, sebab sang ayah belum dapat membayar uang muka rumah sakit. Namun, melihat keteguhan pria tersebut, dokter akhirnya berjanji akan melakukan perawatan terbaik demi kesembuhan Yu Yuan. Mendengar hal itu, sang ayah tak henti-hentinya mengucapkan rasa terima kasih kepada dokter.
Setelah mendapat kepastian bahwa Yu Yuan akan dirawat semaksimal mungkin, sang ayah langsung mencari pekerjaan. Sang ayah bertekad tak akan pulang ke rumah sakit, bila belum mendapatkan biaya pengobatan.
Namun sayangnya, sampai malam hari sang ayah belum juga mendapatkan pekerjaan. Hingga akhirnya, sang ayah memutuskan buat meminjam uang kepada para tetangga. Meskipun telah mendapat pinjaman, uang tersebut belum dapat menutupi separuh biaya pengobatan Yu Yuan.
Sang ayah kembali ke rumah sakit dan meminta berjumpa dengan dokter nan merawat Yu Yuan. Dokter tersebut mengatakan bahwa biaya rumah sakit harus segera dilunasi, jika ingin Yu Yuan sembuh. Sang ayah hanya dapat diam dan tertunduk, mendengar ucapan dokter.
Tak disangka, ternyata Yu Yuan mendengar percakapan antara sang ayah dan dokter nan merawatnya. Yu Yuan meminta sang ayah, buat memberhentikan perawatannya. Anak perempuan ini tak tega melihat tubuh ayahnya nan semakin kurus, sebab lelah mencari dana buat biaya pengobatan. Sang ayah menolak permintaan Yu Yuan, sebab ingin putri kecilnya tersebut dapat sembuh.
Mendengar jawaban dari sang ayah, Yu Yuan tak lantas menyerah. Anak perempuan itu menarik tangan ayahnya dan berbisik “biarkan saya meninggal ayah”. Sang ayah langsung tersontak kaget mendengar perkataan putrinya nan baru 8 tahun itu.
Dengan terbata-bata, sang ayah berkata “kenapa kamu berbicara seperti itu nak”. Yu Yuan menjawab dengan derai air mata, “aku ingin meninggal, sebab hidupku hanya merepotkan ayah”.
Sang ayah terus memberikan motivasi kepada Yu Yuan, agar mau menjalani pengobatan di rumah sakit. Hal ini dikarenakan pengobatan merupakan cara satu-satunya nan dapat memusnahkan penyakit ganas tersebut. Namun, Yu Yuan tetap pada keputusannya buat kembali ke rumah. Sang ayah akhirnya mengkuti keinginan putri kecilnya buat menghentikan pengobatan di rumah sakit.
Sesampainya di rumah, Yu Yuan langsung mempersiapkan segala hal nan berkaitan dengan pemakaman. Yu Yuan merasa umurnya sudah tak lama lagi, sehingga merasa harus menyiapkan pemakaman. Padahal sang ayah menyuruhnya istirahat, namun Yu Yuan tetap bersikeras melakukannya sendiri. Yu Yuan tak ingin merepotkan lagi sang ayah.
Setelah selesai mempersiapkan semua hal nan berkaitan dengan pemakamannya, Yu Yuan mengajak sang ayah berbincang-bincang. Dalam perbincangan itu, Yu Yuan mengajukan dua permintaan kepada sang ayah. Permintaan nan pertama, Yu Yuan ingin sang ayah membelikan pakaian baru untuknya. Sementara itu, permintaan nan kedua Yu Yuan ingin berfoto bersama sang ayah.
Sang ayah langsung pergi dan membelikan pakaian baru buat Yu Yuan. Di tengah perjalanan, sang ayah bingung harus membeli pakaian di mana, sebab tak mempunyai uang sepeser pun. Untungnya, ada tetangga nan baik hati memberi uang kepada sang ayah. Hingga akhirnya sang ayah dapat membelikan pakaian baru buat Yu Yuan.
Permintaan Yu Yuan nan pertama telah sukses sang ayah wujudkan, kini tinggal permintaan kedua. Yu Yuan ingin berfoto bersama sang ayah. Akhirnya, Yu Yuan dan sang ayah berfoto bersama. Dalam foto tersebut Yu Yuan menggunakan pakaian baru pemberian sang ayah. Setelah selesai berfoto, Yu Yuan meminta sang ayah buat menyimpan foto itu baik-baik sebagai kenangan.
Banyak pesan berharga nan dapat diambil dari kisah konkret mengharukan di atas. Salah satunya ialah jangan pernah mengeluh dalam menjalani kehidupan. Lihatlah Yu Yuan nan tetap semangat menjalani kehidupannya di tengah keterbatasan ekonomi dan leukemia.
Demikianlah artikel seputar kisah konkret mengharukan . Semoga bermanfaat bagi para pembaca.[]