Formula Sukses Agung Sedayu Group
Agung Sedayu Group dengan Feni Rose memiliki interaksi istimewa. Masih ingatkan dengan Feni Rose? Dia ialah salah satu dari presenter terbaik nan dimiliki Indonesia. Dia pernah berhasil membawakan acara infotainment bernama “Silet” nan dibawakan dengan style -nya nan sangat khas.
Setelah lengser dari posisinya sebagai pemandu di acara nan berkategori infotainment itu, Feni Rose sekarang membawakan sebuah acara nan mengupas semua hal nan berkaitan dengan properti, lebih tepatnya tentang proyek-proyek properti nan ditawarkan oleh perusahaan pengembang ini.
Acara ini tayang di sebuah stasiun televisi swasta. Kepiawaiannya membawakan acara ini dengan kalimat khasnya “ besok harga naik besok harga naik ” menjadikan Feni Rose dan Agung Sedayu terdengar sangat akrab di telinga sebagaian masyarakat Indonesia.
Berikut akan dikupas tentang sejarah dan sepak terjang dari property developer company ini.
Agung Sedayu Group dan Sejarahnya
Ungkapan ‘ semua nan besar dimulai dari nan kecil’ berlaku buat semua tak terkecuali buat Agung Sedayu Group. Perusahaan nan mengembangkan bisnisnya di bidang pembangunan properti ini mulai membangun kerajaan bisnisnya dari statusnya sebagai kontraktor nan membangun rumah dan pertokoan.
Langkahnya dimulai pada1970. Saat itu, segi konsep maupun pengerjaan proyek masih dapat dibilang sederhana. Lambat laun perusahaan ini mulai membesar bisnisnya. Pada 1991-an, Agung Sedayu membangun Harco Mangga Dua, pusat perbelanjaan (mal) nan secara spesifik menyediakan barang-barang elektronik.
Harco Mangga Dua ialah harta benda buat barang elektronik pertama nan ada di Jakarta. Konsep membangun pusat belanja spesifik barang elektronik akhirnya ditiru oleh pengembang lainnya dengan membangun konsep pusat belanja homogen nan ada di berbagai daerah.
Keberhasilan Agung Sedayu membangun Harco Mangga Dua semakin menguatkan posisinya di belantika para pengembang properti. Terhitung sejak membangun mall Harco Mangga Dua, Agung Sedayu mulai merambah pembangunan apartmen, superblock, atau kawasan komersil lainnya seperti pusat perbelanjaan ( mall ).
Semakin kuatnya posisi internal di perusahaan serta adanya kepercayaan dan dukungan dari para kawan bisnisnya, menjadikan Agung Sedayu semakin mantap mengambil langkah. Salah satunya ialah dengan dikerjakannya megaproyek pusat perbelanjaan nomor 1 di Mangga Dua, yaitu Mangga Dua Square serta Kelapa Gading Square.
Kelapa Gading Square ini ialah proyek nan dikerjakan oleh Agung Sedayu nan menggunakan konsep hunian One Stop Living Concept . Konsep ini berarti bahwa lingkungan nan bergerak maju selalu terhubung atau terintegrasi dengan pusat-pusat komersil nan ramai dan menguntungkan.
Hadirnya Kelapa Gading Square dengan konsepnya ini menjadikan kawasan ini sebagai ikon pusat gaya hayati kelas atas, tak hanya terbatas di Jakarta Utara, lokasi megaproyek ini berada, tetapi juga mewakili Jakarta atau bahkan Indonesia.
Selain sukses membangun megaproyek Mangga Dua Square dan Kelapa Gading Square, Agung Sedayu Group sukses menempatkan jejak prestasinya di beberapa pembangunan proyek prestisius. Untuk kategori perumahan, telah sukses dibangun antara lain Bukit Golf Mediterania Pantai Latif Kapuk, The City Resort, Senayan Residence, Puri Mansion Jakarta Barat, Golf Lake Residence, Senayan Golf Residence, dan Green Mansion.
Untuk kategori apartemen, dikenal nama-nama apartemen seperti Residence 8 @Senopati, The Mansion at Kemang, Ancol Mansion, dan The Boulevard. Sementara itu, pusat perbelanjaan prestisius nan sudah dibangun ialah Mall of Indonesia (MOI) dan Mall Mangga Dua Square.
Selain membangun kawasan komersil dan hunian, perusahaan ini juga membangun fasilitas nan disediakan buat memenuhi kebutuhan para pelaku bisnis lainnya nan membutuhkan dukungan loka dan bangunan buat mendukung aktivitas produksinya, yaitu pergudangan. Untuk pergudangan ini, sudah dibangun pergudangan Green Sedayu Biz Park Cakung dan Green Sedayu Biz Park Daan Mogot.
Formula Sukses Agung Sedayu Group
Kemudian nan menjadi pertanyaan ialah apa formula berhasil dari Agung Sedayu Group hingga sukses membangun berbagai macam proyek prestisius seperti itu? Untuk menjawab ini, tak ada salahnya jika kajian tentang kapital sosial ( sosial capital ) dimasukkan buat memperkuat argumentasi.
Modal sosial ditopang oleh 3 komponen utama: Kepercayaan ( trust ), jaringan ( networking ) dan kebiasaan ( norms ). Ketiga komponen ini sepertinya sukses dijaga, dipertahankan, dan diperkuat oleh jajaran manajemen Agung Sedayu sehingga berbagai macam proyek pembangunan berhasil dijalankan.
Dalam kaitannya dengan kepercayaan ( trust ), Agung Sedayu sukses mendapatkan kepercayaan dari para kawan bisnis serta konsumennya sebagai sebuah developer nan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat nan menjadi konsumennya dengan dihadirkannya produk-produk nan inovatif. Produk inovatif nan mengarah kepada kenyamanan hayati dan laba dari sisi materi (finansial) menjadikan perusahaan ini memperoleh nilai plus di mata para konsumen dan investornya.
Jaringan ( networking ) kuat nan dimiliki oleh pengembang properti ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengeksekusi peluang serta kemampuan buat menanggulangi berbagai permasalahan nan sedikit banyak akan bersinggungan dengan nan namanya jaringan. Ketika jaringannya kuat, jika muncul masalah, akan mudah dalam mengatasinya. Begitu pula sebaliknya.
Kemudian hubungannya dengan kebiasaan ( norms ), pastilah hal ini juga menjadi fokus perhatian dari pihak Agung Sedayu dalam merealisasikan planning proyeknya. Misalnya terkait dengan Analisis Akibat Lingkungan (AMDAL) bagi lingkungan sekitar nan secara langsung atau tak bersinggungan dengan proyek itu.
Dengan dipatuhinya norma-norma nan ada di masyarakat, maka akan memudahkan proses pembangunan dari proyek nan direncanakan. Sebaliknya jika perusahaan ini melanggar norma-norma nan ada, dapat jadi prestasinya dalam hal membangun berbagai proyek prestisius tak berjalan lancar, meski dalam hal ini apa nan dilakukan oleh developer company ini tak bisa memuaskan semua pihak.
Agung Sedayu Group awalnya ialah perusahaan keluarga nan nan dijalankan dengan pola sederhana. Tapi dengan pengelolaan nan profesional serta adanya semangat buat terus melakukan pemugaran dan inovasi, menjadikannya tumbuh dan berkembang sebesar ini dengan tetap mengacu kepada nilai-nilai primer nan dianutnya, yaitu kesempurnaan dan kepercayaan.
Berharganya nilai kepercayaan terhadap keberhasilan bisnisnya, menjadikan Agung Sedayu mengibaratkan kepercayaan itu sebagai berlian nan berwujud transparan. Karena transparan, maka kesalahan nan diperbuat oleh perusahaan lambat laun akan diketahui oleh masyarakat meskipun mereka telah dibuat terkesima oleh kemilau berlian tersebut.
Perjalanan panjang Agung Sedayu nan dibangun sejak tahun 1970-an menjadikannya sebagai pengembang nan tahan banting . Hal ini salah satunya dibuktikan oleh Agung Sedayu Group ketika krisis moneter pada 1997-1998 menerpa Indonesia.
Saat itu, banyak pelaku bisnis di bidang properti nan mengalami masalah pelik bahkan banyak di antaranya nan harus gulung tikar. Akan tetapi, tempaan pengalaman dan cobaan menjadikan Agung Sedayu Group sebagai forum bisnis nan kuat bertahan.
Salah satu nan ditempuhnya agar tetap eksis di tengah badai cobaan krisis finansial ialah dengan terus menata kestabilan keuangan perusahaan. Pasca krisis ekonomi justru menantang Agung Sedayu buat mengerjakan mega proyek Mangga Dua Square. Saat itu terbaca peluang pasar akan banyaknya permintaan terhadap ketersediaan loka komersil dan Agung Sedayu berhasil mengeksekusinya.
Pencapaian sejauh ini nan sukses digenggam Agung Sedayu Group salah satunya tak terlepas dari visi dan misi nan ditancapkan sebagai ‘ruh’ nan mendorong dan mengarahkan Agung Sedayu dalam menjalankan bisnisnya.
Dalam profil perusahaan, tercantum visinya, yaitu ingin menjadi property developer terkemuka nan menjadi market leader . Visi ini diperkuat dengan adanya misi nan tajam nan tertulis sebagai berikut. Tujuan primer Kami ialah menjadi property developer nan menyediakan produk-produknya dengan kualitas terbaik, ketepatan waktu dan biaya nan efektif.
Saat ini nan menjadi bos di Agung Sedayu Group ialah Sugianto Kusuma. Sugianto Kusuma nan akrab dipanggil dengan nama Aguan ialah sosok pengusaha nan aktif dalam Buddha Tzu Chi Indonesia. Tomy Winata, salah satu orang terkaya di Indonesia nan memiliki Bank Artha Graha, juga memiliki saham di perusahaan itu.