Perempuan Hebat dengan Syariat
Dunia telah melahirkan tidak terhingga jumlah perempuan hebat , termasuk ibu kita. Seorang ibu nan sepenuh hatinya mencintai kita sejak kita masih dalam kandungan hingga kita kembali ke tanah. Namun, walaupun banyak sekali perempuan hebat global seperti Siti Khadijah dan Ummu Aisyah istri Rasulullah, Ummu Asiyah istri Fir'aun, dan Ummu Maryam ibunya Nabi Isa as., peran ibu kita tidak akan tergantikan di mata dan hati kita masing-masing.
Hanya saja, perempuan hebat terdahulu tersebut merupakan contoh-contoh wanita nan bisa kita teladani. Bukankah ibu-ibu kita juga meneladani keistimewaan mereka juga?!
Perempuan Hebat Global
Berikut ini para wanita hebat dunia.
Ibu Kita
Dialah ibu nan melahirkan kita, nan merelakan seluruh cintanya, pengorbanannya, dan waktunya buat kita. Seorang ibu nan di telapak kakinya ada surga.
Siti Khadijah ra.
Adalah istri Rasulullah nan pertama. Seorang wanita hebat pertama nan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya ketika tak seorang pun nan percaya kepada Rasulullah sebagai utusan Allah nan menyampaikan wahyu amanah dari Tuhannya.
Perempuan hebat ini sangat berjasa terhadap Islam. Ia telah merelakan seluruh harta dan tenaganya hanya buat dien-nya. Ialah wanita nan namanya selalu disebut-sebut Rasulullah walaupun beliau telah tiada, nan membuat Aisyah sangat cemburu. Padahal, Khadijah tak secantik Aisyah.
Aisyah ra.
Aisyah ialah istri Rasulullah nan termuda, tercerdas, tercantik, dan nan paling banyak menghapal seluruh hadist nan keluar dari mulut Rasulullah. Aisyah merupakan perempuan hebat nan juga merelakan dirinya buat perjuangan Islam pada mulanya.
Asiyah istri Fir'aun
Di tengah pemerintahan Fir'aun nan sangat memuja kesyirikan dan keberingasan, terdapat seorang istri shalihah. Subhanallah. Luar biasa. Asiyahlah nan menentang kezaliman nan dibuat oleh suaminya nan merupakan raja terzalim pada masa itu.
Irena Handono
Irena Handono merupakan salah satu perempuan hebat dunia. Sebab, kecerdasannya ditambah dengan hidayah Allah ia sukses mengalahkan kekufuran hatinya pada masa awalnya. Dari seorang zalim berubah menjadi seorang nan beriman dan bertakwa hanya dengan hidayah-Nya melalui Al-Quran surat Al-Ikhlas nan mampu menggetarkan dan membuka mata dan hatinya menuju jalan lurus dan maghfirah Tuhannya.
Fatimah Az-Zahra
Fatimah Az-Zahra ialah putrid dari Rasulullah nan bergelar Al-Batuul, yakni nan memusatkan perhatian pada ibadah dan tidak ada bandingannya dalam hal keutamaan akhlak, ilmu, adag, hasab, dan nasab. Fatimah ialah anak nan paling dicintai oleh Rasulullah. Hal ini sinkron dengan sabda Rasul berikut.
” Fatimah ialah darah dagingku, apa nan menyusahkannya juga menyusahkan saya dan apa nan mengganggunya juga menggangguku .” (Ibnul Abdil Barr dalam "Al-Istii'aab")
Fatimah ialah sosok pemimpin wanita global dan penghuni surga nan paling utama. Fatimah ialah seorang pemimpin terbaik pada masanya. Dengan kecerdasan nan dimilikinya, wanita ini mampu memecahkan masalah nan hampir menimbulkan peperangan di antara kabilah-kabilah di Kota Mekkah.
Perempuan-perempuan Hebat Pakar Hadis
Islam memang tidak pernah absen melahirkan manusia-manusia hebat di dalam sejarah umat manusia. Islam telah banyak menghasilkan ilmuwan, ulama, pemikir, ahli sejarah, dan pakar hadis. Hasil karya dan pemikiran mereka semua sudah dipelajari oleh banyak ahli zaman modern. Mereka semua ialah ujung tombak peradaban Islam selama beratus-ratus tahun sejak zaman empat sahabat Rasul sampai masa Daulah Utsmaniyah.
Hal nan lebih membanggakan ialah kontribusi krusial dalam peradaban Islam tidak hanya didomnasi oleh kaum pria, para wanita pun banyak nan terlibat di dalamnya. Salah satu kontribusi mereka ialah dalam bidang hadis. Ternyata, uruasan dapur tak menjadi penghalang bagi para muslimah buat menghasilkan karya-karya nan luar biasa. Di rumah, mereka berperan sebagai guru bagi anak-anaknya, sedangkan di luar menjadi acum bagi banyak kalangan.
Dalam sejarah Islam, kita semua mengenal Aisyah binti Abu Bakar sebagai ulamanya para sahabat Rasul. Aisyah tercatat paling banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah dibandingkan para sahabat. Rasulullah pun bahkan menempatkan Aisyah sebagai salah satu marja’ dalam kaitannya dengan urusan agama sepeninggal Rasul. Ketelitian dan kecerdasannya tidak ada nan menandingi, ditunjang dengan pengalamannya saat menemani Rasul menerima wahyu.
Sementara itu, tercatat sekitar 78 rawi wanita nan memperoleh hadis serta meriwayatkannya secara langsung dari Rasulullah. Wanita-wanita tersebut di antaranya Aisyah di urutan pertama sebagai wanita nan meriwayatkan hadis terbanyak, Hindun, Maimunah, Ramlah, Nashibah Umm ‘Athiyyah, Asma’ binti Abu Bakar, Hafshah, Fakhitah binti Abi Thalib. Fathimah binti Qais, dan Asma’ binti Yazid.
Dari segi kuantitas, hadis nan diriwayatkan oleh para perempuan memang lebih sedikit daripada nan diriwayatkan oleh rawi pria. Contohnya di dalam kitab Shahih Al-Bukhari. Dari 7008 hadis nan dimuat, tercatat hanya sekitar 1042 hadis nan diriwayatkan oleh rawi perempuan. Sementara itu, dalam Shahih Muslim, dari 566a hadis nan dimuat, hanya sekitar 794 nan diriwayatkan oleh wanita. Di kitab-kitab hadis lainnya pun menunjukkan hal nan serupa.
Tapi, fakta tersebut tak berarti kualitas hadis nan diriwayatkan oleh kaum wanita lebih rendah daripada kaum laki-laki. Bagi semua wanita generasi sahabat, tidak dikenal ikhtilaf di kalangan para ulama tentang evaluasi terhadap mereka. Dalam hal ini, kaidah nan berlaku, yakni ash-shahabatu kullum ‘udul (semua sahabat adil).
Keadilan inilah nan mengakibatkan tidak diperlukannya sebuah evaluasi terhadap para sahabat tentang layak atau tidaknya mereka meriwayatkan sebuah hadis, termasuk juga para sahabat wanita. Kuliatas para sahabat wanita dalam meriwayatkan hadis tidak kalah dengan para sahabat laki-laki.
Buktinya, Asma’ pernah memperoleh pujian leewat sebuah perkataan, “ setelah umur seratus tahun pun, Asma’ tak akan rontok giginya ataupun linglung akalnya ”. Itulah pernyataan nan berasal dari Hisyam bin ‘Urwah nan ia peroleh dari ayahnya. Selain itu, seorang sahabat nan cukup terkenal, yaitu Ibnu Abbas, pernah juga mengambil hadis dari Juwairiyah binti Al- Harits dan Saudah binti Zama’ah.
Secara tidak sadar, ini merupakan sebuah bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap kapasitas para sahabat wanita sebagai pakar hadis. Lalu, di masa tabi’in, lahir juga para ahli hadis wanita. Para ahli hadi wanita tersebut di antaranya ialah Aisyah binti Quddah bin Maz’un, Aisyah binti Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Ummu Hasan Basri.
Perempuan Hebat dengan Syariat
Wanita atau perempuan ialah sebuah kata nan latif sekaligus mengindahkan. Wanita ialah seorang makhluk nan memiliki kedudukan sangat mulia dalam Islam. Ketika pada zaman dulu sebelum masa hayati Rasulullah, sosok wanita masih dianggap sebagai makhluk rendah dan hina, maka Islam memberi loka sangat mulia.
Rasulullah pun pernah bersabda, yaitu “… karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakunya (kaki ibu) ”.
Ajaran Islam memberikan anggaran bagi wanita agar menjadi perempuan hebat dengan syariat. Agama Islam juga memiliki sejarah tentang wanita nan bernilai tinggi. Misalnya wanita muslim nan dididik langsung oleh Muhammad saw., seorang utusan Allah Swt. Wanita nan sangat kaya ini tidak pernah meninggalkan syariat, itulah Khadijah. Ada juga Ummu Umarah nan dikenal sebagai politisi terkenal. Selain itu, Aisyah nan sangat cerdas dan hafal banyak hadis.