Tata Cara di Rumah Jepang
Setiap negara memiliki karakteristik khas dalam arsitektur bangunan, seperti gedung, rumah, tata kota, taman dan lain sebagainya. Perbedaaan tersebut diakibatkan sebab kebudayaan nan berbeda serta sejarah dan pengaruh kebudayaan asing nan masuk berbeda pula.
Contohnya pada arsitektur rumah Jepang , nan memiliki karakteristik khas nan berbeda dengan arsitektur Yunani, Romawi, Eropa bahkan arsitektur pada negara Asia nan lain. Negara ini memiliki gaya arsitektur minimalis, dengan keheningan dan mengembangkan konsep dalam elemen budayanya.
Sejarah Arsitektur Jepang
Arsitektur Jepang berkembang sejak periode Yomon (8000-300SM) dilanjutkan oleh periode Yayoi (300SM-300 M) dan periode Tomb atau Kofun (300-552M). Ketiga zaman tersebut meninggalkan kebudayaan nan tinggi dalam bidang arsitektur.
Setelah berakhirnya ketiga periode tersebut, arsitektur Jepang mendapat pengaruh kuat dari kepercayaan Shinto. Bangunan dengan pengaruh kepercayaan Shinto dapat dilihat di beberapa bangunan rumah hingga sekarang dengan gaya bangunannya nan minimalis, sederhana dan hening.
Pada zaman Asuka (552-645) dan periode Nara (646-793), masuk pengaruh budaya Cina nan membawa ajaran esoterik budisme genre Mahayana dan Mandalanya. Namun tak ada disparitas pada seni arsitektur Jepang.
Mulai masuknya arsitektur nan bernafaskan Zen berawal dari periode (1186 -1333) nan mengalami perkembangan pada periode Muromachi (1134-1573). Dengan terus bertahannya gaya arsitektur benafaskan Zen dengan melintasi periode/ zaman Momoyama (1574-1614), periode Edo (1574-1868) dan Meiji (1689-1911), gaya arsitektur minimalis semakin berkembang.
Ciri Khas Arsitektur Rumah Jepang
Dinding-dinding nan tipis, nyaris tak memiliki materi (kertas nan dipakai buat penyekat dinding-dinding ruangan). Pemilihan material tersebut secara rasio tak kondusif dan pada saat musim dingin akan terasa dinginnya. Namun masyarakat Jepang kuat dengan nilai keyakinannya bahwa Itu merupakan sikap Shinto, "bersatu dengan alam dan tetap menang".
Prinsip pada arsitektur Jepang ini sudah diambi alih dalam seni Arsitektur Internasional. Arsitektur Jepang lebih lembut dibandingkan dengan bangunan di Yunani. Hal ini disebabkan pemilihan material: seperti kertas, kayu, bamboo up , sutra dan jerami.
Dalam arsitektur rumah Jepang, biasanya terdapat ruang loka minum. Di dalam rumah ini, terdapat bagian-bagian nan unik. Berikut bagian arsitektur nan memiliki unsur kontras.
- Antara ruang luar dan dalam, garis bidang nan geometrik lurus-datar dan ketat.
- Warna di dalam ruangan berwarna netral, sedangkan di luar ruangan rona lebih bervariasi.
- Di dalam ruang utama, loka penerima tamu dibuat anjung kecil nan berdinding menjorok ke dalam dinding. Loka tersebut ialah loka keramat dan disimpan lukisan nan disebut tokonomo . Kadang-kadang, lukisan diganti dengan nan lain atau dipasang syair dengan huruf Jepang nan indah.
- Pada halaman dan taman dibangun bukan hanya dengan tujuan mempercantik rumah. Tapi bertujuan pula sebagai bagian dari bagaimana menghayati alam dan kehidupan.
Tata Cara di Rumah Jepang
Ketika mengunjungi rumah seseorang di Jepang, di mana diundang ialah kehormatan besar, itu ialah sopan buat menghapus sepatu di luar rumah sehingga buat menghindari mengotori lantai dalam rumah. Ketika sepatu dihapus mereka harus menunjuk ke luar, menghadap jauh dari pintu masuk.
Hal ini krusial buat menjaga kebersihan kaki seperti kaki bau nan ialah termasuk defleksi dari kebiasaan di jepang, dan umumnya dihindari. Jika Anda mengenakan sepatu terbuka, membawa sepasang kaus kaki putih buat dipakai saat memasuki rumah diperlukan, dan merupakan isyarat nan menunjukkan kepedulian demi mendapatkan keramahan tuan rumah.
Tuan rumah umumnya menawarkan buat memakai sandal di dalam rumah, namun memastikan mereka higienis ialah tanggung jawab tamu. Sebuah topi atau jaket nan akan dihapus sebelum pintu rumah dibuka, sementara itu harus diletakkan kembali hanya setelah tamu telah meninggalkan loka rumah, dan pintu rumah telah ditutup.
Norma diikuti saat mengunjungi rumah seseorang ialah buat membawa hadiah, di mana akan tanpa satu dianggap tak sopan. Hadiah itu ditempatkan pada kantong kertas nan telah dibeli, dan diberikan dengan kedua tangan, segera setelah memasuki ruang tamu.
Dari titik pandang tuan rumah, tamu harus dibuat nyaman pada semua hal. Dengan demikian, mereka akan selalu muncul buat menjadi sibuk, sehingga tamu dapat merasa nyaman, dengan anggapan semua pekerjaan sedang diurus. Juga, tamu diberikan nan terbaik dari semuanya, seperti menerima tamu ialah sebagai suatu kehormatan besar sebagai diundang ke rumah seseorang dalam budaya Jepang.
Adalah normal buat menerima hadiah sebagai imbalan dari tuan rumah. Tamu sopan bisa menolak buat mengambil hadiah pertama kalinya, tetapi harus menerimanya atas desakan, buat kedua kalinya.
Interior Rumah Jepang
Desain interior Jepang mengacu pada desain ruangan tertutup nan populer di Jepang. Prinsip-prinsip desain Jepang sangat berbeda dari ide-ide Barat. Disparitas terbesar ialah pada ide ruang itu sendiri. Sedangkan dekorasi klasik Barat memiliki perabotan sekitar tepi ruang dan fokus pada mengisi dalam ruang, desain klasik Jepang didasarkan pada prinsip bahwa ruang terbuka merupakan bagian dari daya tarik visual dari sebuah ruangan. Furniture sering ditempatkan di tengah ruangan sementara residu ruang nan tersisa telanjang.
Tampilan minimalis lebih disukai. Lurus berlapis, jenis loka tidur nan tak terlalu tebal, sofa nan disebut kasur futon nan populer di Amerika Utara dan negara-negara lain, tetapi berasal dari Jepang. Di Jepang, kasur lebih rendah di ketinggian dan sering tertutup berlapis dengan kain nan dicetak. Satu bantal atau lemparan sutra sederhana bisa ditambahkan daripada banyak bantal pada kasur barat. Perasaan holistik interior Jepang mencerminkan sisi luas dan tenang.
Hitam dan putih ialah rona dominan dari desain interior tradisional Jepang. Ebonit pintu geser dengan panel kertas nasi putih digunakan buat dramatis, namun pemisah ruang higienis berjajar. Salah satu titik warna, seperti nan disediakan oleh kotak dipernis merah atau sepotong besar dinding seni, sering diposisikan dengan hati-hati di kamar daripada seluruh seluruh ruangan.
Bahan-bahan alami merupakan bagian nan besar dari dekorasi Jepang. Selain ebonit dan layar rice paper, rotan kursi, kain sutra dan lantai kayu bambu nan ditampilkan. Kertas beras juga digunakan buat menutupi lampu dan ini terlihat dari pencahayaan lembut menambah perasaan tenang interior Jepang. Tikar jerami cahaya nan disebut tatami paradoksal dengan lantai gelap ialah fitur klasik desain interior Jepang. Dinding batu bagian serta kerikil dan batu ditampilkan sebagai aksen dekoratif sentuhan populer di interior Jepang.
Perbedaan Arsitektur Yunani dan Jepang
- Orang Yunani cenderung bekerja dengan rasio nan berdisiplin dan arsitekturnya mengekspresikan kedisiplinan, ketenangan, dan tata ilmiah. Arsitektur Rumah Jepang cenderung mencari keheningan dan ketenangan. Hal ini pun nan menjadi salah satu penyebab mengapa arsitektur bangunan antara Yunani dan Jepang berbeda.
- Di Yunani, bangunan arsitekturnya menggunakan material batu-batu alam nan besar, berat dan kompak. Di Jepang, rumah-rumah dengan gaya modern pun masih mengandung nilai-nilai simbolis, termasuk dalam pemilihan bahan dan Interiornya.
- Dinding dan tiang pada arsitektur Yunani merupakan volume nan gagah. Sedangkan Jepang hampir tak memiliki materi. hanya selaput belaka sebab begitu tipisnya. Tiangnya juga sama tipisnya, semampai dan sangat sederhana.