Baju Yang Sehat, Seperti Apa?
Berbicara mengenai baju, ada banyak persepsi orang mengenai kain nan menutupi tubuh kita setiap hari ini. Mulai buat menutupi bagian tubuh, sebagai trend fashion, hingga sebagai sesuatu nan digambarkan erat dengan pribadi seseorang. Tak heran jika semua orang di global niscaya menjadikan pakaian sebagai salah satu kebutuhan pokok, dan harus dicukupi sinkron dengan model dan kain nan disukai.
Bahkan, pakaian menjadi salah satu lambang budaya sesorang. Orang-orang dari Timur umumnya memandang baju orang Barat tak sopan sebab memang tak sinkron dengan adat ketimuran. Zaman dahulu, orang-orang Timur termasuk Indonesia sangat menjaga cara berpakaian, bahkan orang nan dianggap cara berpakaiannya menyimpang akan menjadi bahan pembicaraan atau dikucilkan.
Lain dulu, lain lagi sekarang. Di zaman ini, baju menjadi salah salah satu trend fashion nan up to date. Baju bukan lagi hanya dianggap sekedar epilog bagian tubuh, melainkan juga sebagai bentuk aktualisasi diri diri nan diimplementasikan dengan kecantikan, wibawa, derajat, status sosial, hingga keseksian, khusunya buat kaum wanita. Saat bentuk tubuh dirasa memiliki keindahan, beberapa wanita nan ingin menunjukkan hal tersebut dengan memakai pakaian nan memperlihatkan bentuk tubuh dan terasa pas di tubuh.
Baju ketat telah menjadi trend. Terlepas dari pembicaraan mengenai hukum agama, sosial, dan budaya Indonesia mengenai pakaian ketat ini, mari kita lihat dampaknya dari segi kenyamanan dan kesehatan. Beberapa wanita penggemar pakaian nan ketat mengklaim bahwa pakaian nan ketat selain nyaman dipakai juga sinkron dengan model zaman sekarang. Hal tersebut tentu menjadi hak setiap orang. Tapi bagi Anda nan menggemari pakaian dengan model ketat dan tipis, perlu melihatnya dari segi kenyamanan dan kesehatan pemakainya seperti nan akan di bahas berikut ini.
Baju Ketat dan Masalah Kenyamanan
Pengguna model baju ketat mayoritas kaum wanita, meskipun ada pula segelintir laki-laki nan menyenangi pakaian nan press dengan tubuh, biasanya berupa kaos. Bagi sebagian kaum wanita, ketat berarti seksi. Semua lekukan latif tubuh ingin ditunjukkan dalam bentuk pemakaian pakaian nan sinkron dengan trend, fashion, dan zaman.
Kadang juga terlihat baju dalam maupun pusarnya (udel). Bagi pria hidung belang, ini merupakan santapan nan tak boleh dilewatkan. Mereka suka dengan ‘menu serba terlihat ini’. Ingin terlihat seksi ya boleh-boleh saja. Namun, dari segi kenyamanan patut dipertanyakan. Apakah memakai pakaian nan ketat itu nyaman?
Kita jangan dulu bersinggungan dengan boleh tak boleh maupun halal haram dan makruh. Kita tinjau dari kenyamanan pemakainya dan orang nan melihatnya (sesama wanita).
Namanya juga pakaian ketat, ya sudah niscaya pas dengan ukuran dan bentuk tubuh kita. Bahkan, ada juga nan sebenarnya ukuran pakaian tersebut tak muat dengan ukuran tubuhnya. Namun, pakaian di bawah ukuran itu tetap digunakan agar gelambir tubuh dapat terbebat kuat. Kali aja dapat kenceng dan lemaknya tiba-tiba hilang kalau terus dipress.
Seseorang nan mengenakan pakaian nan ketat sudah niscaya semua lekukan tubuhnya terlihat. Jika demikian, apa bedanya dengan tak berpakaian sama sekali? Bukankah baju berfungsi buat menutupi aurat atau bagian-bagian tubuh nan tak layak dilihat semua orang?
Selain memperlihatkan tubuh ‘telanjang’, memakai pakaian nan ketat sebenarnya bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi pemakainya. Geraknya pun terbatas sebab begitu banyak ketakutan nan akan terjadi dampak pakaian nan dikenakan.
Contohnya, memakai pakaian nan ketat memperlihatkan bagian dada dan pusar membuat seseorang tak bebas buat jongkok maupun merunduk. Kalau jongkok, bagian belakang pakaian akan terangkat sehingga hal-hal nan tak semestinya bisa terlihat. Jika merunduk, bagian dada akan terbuka.
Misalnya, saat turun dari kendaraan generik seperti angkot, banyak perempuan berbaju press body nan kedua tangannya sibuk menarik-narik pakaian nan hanya ‘segitu-gitunya’. Perempuan itu berusaha menarik bagian bajunya ke bawah agar bagian belakang tak terlihat. Satu tangannya lagi sibuk menutupi bagian dada. Aduh! Ribet ya ternyata?
Baju Ketat dan Masalah Kesehatan
Baju nan press body ini rupanya dapat berdampak pada kesehatan pemakainya lho. Jika terus digunakan dalam jangka waktu lama dan terus-menerus, dampaknya tidak tanggung-tanggung dapat menyerang organ tubuh seperti mata, bahu, hingga menghambar genre darah. Kok bisa?
Bagi wanita penggemar pakaian ketat, perlu mengetahui akibat jelek ini. Kerah pakaian ketat nan melingkar di leher dapat menjadi salah satu pemicu gangguan mata berat. Hal ini disebabkan oleh tekanan nan monoton pada leher dapat menekan syaraf internal mata dan vena jugularis. Tentu tekanan ini akan memicu imbas jelek nan dapat merusak mata.
Selain itu, pemakaian baju ketat akan berdampak lebih parah lagi baik bagi kulit maupun organ lain. Menurut Dr. Kusmarinah Bramono seorang dokter spesialis kulit dan kelamin, segala jenis baju ketat memicu pertumbuhan jamur di kulit. Hal ini disebabkan oleh taraf kelembaban kulit nan tinggi sebab baju ketat menempel pada kulit. Apalagi di daerah tropis seperti di Indonesia nan memang memiliki suhu nan tak cocok buat mereka nan suka menggunakan baju ketat. Selain tak nyaman, jamur panu lebih mudah berkembang biak.
Jamur memang dapat saja masih merupakan penyakit ringan di mata Anda tapi beda dengan penyakit nan satu ini. Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa wanita nan suka mengenakan baju tipis dan transparan, akan berpotensi mengalami penyakit kanker ganas pada bagian-bagian tubuh nan terbuka. Kanker ganas melanoma bisa disebabkan oleh bagian kulit nan terus disengat oleh sinar ultraviolet.
Penyakit ini memang menyerang bagian nan terbuka saja, namun dalam jangka waktu lama dapat menyerang bagian tubuh lain. Pertama, akan muncul bulatan-bulatan hitam. Lama-lama penyakit tersebut akan menyerang seluruh tubuh hingga menyerang peredaran darah dan dapat menyerang hati. Bahkan, dapat juga menyerang ginjal hingga janin buat ibu nan sedang mengandung.
Bagi wanita nan suka mengenakan celana ketat, mulailah tinggalkan celana nan terlalu ketat sebab akan menimbulkan kemandulan. Celana ketat berbahan jeans memang tak dapat menyerap keringat sehingga udara nan lembab akan memicu pertumbuhan jamur nan semakin banyak dan dapat mengganggu kenyamanan bahkan kesehatan. Selain itu juga akan menurunkan kesuburan wanita.
Anda juga perlu berhati-hati dalam memilih celana dalam. Celana dalam nan ketat berpotensi menyebabkan iritasi, bau vagina nan tak sedap, hingga mandul. Pertumbuhan bakteri dan jamur akan semakin berkembang dengan kelambaban nan tinggi dampak baju dalam nan ketat. Masalah nan dapat muncul ialah keputihan nan tentunya sangat mengganggu.
Baju Yang Sehat, Seperti Apa?
Pakaian nan ketat memang menjadi trend nan membuat Anda dapat tampil dengan percaya diri, namun tidak harus menerima resiko seberat itu bukan jika hanya buat mengikuti trend? Meski tak menggunakan pakaian nan ketat, siapapun masih dapat mengikuti trend dan fashion dan dapat tampil percaya diri. Yang lebih krusial lagi kesehatan tetap terjaga. Bukankah tampil cantik dan seksi saja tak cukup jika tak diimbangi dengan kesehatan?
Lalu, seperti apa sih baju nan sehat namun tetap fashionable itu? Shiraishi Yuki, seorang pengamat model Jepang nan sekaligus seorang komikus pernah menulis tentang fashion dalam komiknya “Daripada pakaian nan sedang trend dan disarankan orang, pakaian nan dapat kita pakai sebab kita memang suka akan membuat lebih bahagia, lebih senang. Baju nan seperti itu dapat terlihat lebih bercahaya dibandingkan dengan pakaian nan sedang trend”. Betul juga kan? Ini dapat menjadi salah satu inspirasi bagi Anda dalam mengikuti mode.
Untuk menjadi wanita nan ingin tampil cantik dan seksi tak harus menyiksa kita dengan terus mengikuti mode. Pakailah nan menurut pribadi paling disukai sebab Andalah nan paling mengerti diri sendiri. Asalkan nyaman memakainya dan benar-benar menutup estetika tubuh.
So, kita pilih pakaian nan aman-aman saja! Dan nan krusial nyaman. Memakai pakaian ketat boleh saja seksi, tetapi ribet dan mengekang gerak. Memakai pakaian ketat bukan menyenangkan diri sendiri, melainkan memanjakan mata para hidung belang. Ingin seksi tak melulu harus ketat. Jadilah seksi berkualitas, bukan seksi murahan!