Beberapa Profil Suku di Indonesia
Tidak ada nan mengetahui jumlah suku di Indonesia secara persis. Namun, berdasarkan hasil sensus terakhir nan dilakukan Badan Pusat Statistik, diperkirakan ada 1128 suku bangsa di Indonesia.
Pelestarian Suku Bangsa
Negara nan terdiri dari ribuan pulau membuat Indonesia terdiri dari majemuk suku budaya. Ada banyak suku nan mendiami berbagai wilayah di tanah air ini. Hingga pelosok-pelosok, terdapat lebih dari seribu suku bangsa nan ada di Indonesia. Setiap suku memiliki keanekaragaman masing-masing. Beberapa suku nan ada di Indonesia antara lain ialah sebagai berikut.
- Pulau Sumatera. Di Pulau Sumatera ada suku Aceh, Batak, Gayo, Komering, Mentawai, dan masih banyak lagi suku lainnya.
- Pulau Jawa. Di pulau ini, Anda dapat menemukan suku Jawa, Badui, Betawi, Bawean, Tengger, Sunda, dan lain-lain.
- Pulau Kalimantan. Di Kalimantan, tinggal suku Dayak, Pontianak, Limbai, Bawo, Kutai, Tunjung, Bakung, dan lain sebagainya.
- Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Di kedua pulau ini terdapat suku Bali, Kore, Sumbawa, Sasak, Flores, dan lain-lain.
- Pulau Sulawesi. Di Pulau Sulawesi, Anda akan menjumpai suku Gorontalo, Sangir, Minahasa, Bajau, Makasar, dan suku-suku lainnya.
- Pulau Maluku. Pulau Maluku dihuni oleh berbagai suku, seperti Buru, Aru, Ambon, Pagu, Ternate, Tidore, Seram, dan lain-lain.
- Pulau Irian Jaya. Di pulau nan sering disebut juga dengan Papua ini ditinggali oleh suku Asmat, Aero, Gebe, Sawung, Sentani, Sawuy, Dani, dan masih banyak lagi suku-suku lainnya.
Keragaman suku juga disertai dengan keragaman budaya. Itulah nan membuat suku budaya Indonesia sangat dikenal bangsa lain sebab budayanya nan unik. Berbagai bidang budaya mewarnai keragaman suku ini.
Anda dapat menemukan rumah adat nan berbeda buat setiap suku dengan karakteristik khasnya masing-masing. Beberapa nama rumah adat tersebut, seperti Rumah Joglo (Jawa Barat), Rumah Gadang (Sumatera Barat), Rumah Anjung (Sulawesi Utara), Honai (Papua), dan lain sebagainya.
Di bidang seni, keragaman tampak pada berbagai tarian daerah nan menarik, lagu daerah dengan bahasanya masing-masing, berbagai alat musik. Semua ini semakin menambah kekayaan bangsa ini.
Berbagai suku bangsa ini dengan keragamannya dapat menjadi media promosi nan menarik dalam meningkatkan pariwisata di berbagai daerah. Tarian, seperti Jaipongan, Saman, Pendet, Kecak, dan lain-lain memiliki daya tariknya masing-masing buat para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Keragaman suku budaya ini harus dilestarikan. Tantangan terberat ialah menghadapi era globalisasi ini di mana banyak orang nan menganggap bahwa semua nan berbau tradisional sudah ketinggalan jaman. Sudah saatnya kita sebagai warga negara Indonesia turut melestarikan kebudayaan Indonesia nan ada.
Kebudayaan di Indonesia semakin hari semakin terkikis. Masyarakat Indonesia semakin terpengaruh oleh kebudayaan luar melalui perkembangan teknologi nan semakin canggih ini, sehingga melupakan kebudayaan sendiri.
Begitu juga tentang kebudayaan di Indonesia. Kebudayaan Indonesia semakin hilang di telan waktu. Penyebabnya sebab perkembangan zaman nan memengaruhi masyarakat Indonesia dari kebudayaan luar nan banyak masuk ke Indonesia.
Hal tersebut menjadikan masyarakat Indonesia melupakan kebudayaan sendiri. Pengaruh dari luar memang sangat kuat buat mempengaruhi kebudayaan nan ada di Indonesia.
Memang perkembangan zaman itu bisa mengubah suatu negara dan masyarakatnya sendiri. Akan tetapi, perubahan tersebut harus dibarengi dengan norma-norma dan kebudayaan nan berlaku di negara ini.
Pengaruh atau kebudayaan dari luar nan masuk ke Indonesia harus disaring terlebih dahulu. Sine qua non penyeleksian, mana nan baik dan mana nan jelek buat kemajuan negara ini. Jangan asal menerima begitu saja pengaruh atau kebudayaan dari luar.
Perkembangan teknologi nan semakin canggih, membuat kebudayaan dari luar Indonesia masuk dan perkembang. Dalam berbagai bidang, pengaruh dari luar itu ada, bahkan sampai mengubah sistem nan telah berlaku di negara ini.
Dalam bidang kebudayaan saja, banyak hal nan berubah sebab perkembangan zaman tersebut. Kebudayaan tradisional, mulai dari bahasa, suku, adat istiadat, tarian, pakaian, rumah adat, dan lain sebagainya, mulai sporadis dipelajari dan dihapal oleh masyarakat, terutama generasi mudanya.
Begitu juga dengan kebudayaan lainnya. Sandang dan tarian tradisional sudah sporadis dipakai dan dipentaskan di depan umum. Sekarang orang-orang lebih tertarik memakai baju nan modelnya lebih modern dan menarikan tarian-tarian modern dari pada menampilkan baju dan tarian tradisional.
Masyarakat lebih tertarik buat mempelajari budaya dari luar dari pada budaya negara sendiri. Alasannya, agar tak ketinggalan zaman dan lebih gaul, menurut anak zaman sekarang.
Mengenal budaya sendiri dan mempraktekkannya di dalam sebuah pentas seni, seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat sendiri. Sebenarnya, negara nan maju ialah negara nan mencintai dan mengharagai kebudayaannya sendiri.
Apabila kita tak menghargai kebudayaan sendiri, bagaimana kita bisa menghargai diri sendiri di luar sana. Kebudayaan dalam negeri seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia di global internasional sana.
Orang asing nan berkunjung ke Indonesia saja ingin mengetahui dan mempelajari kebudayaan Indonesia sebab mereka tertarik pada kebudayaan nan ada di Indonesia. Akan tetapi, mengapa penduduk pribuminya sendiri malah malas dan gengsi buat mempelajari kebudayaan sendiri.
Bagaimana masyarakat Indonesia memperkenalkan budaya sendiri di kancah internasional apabila masyarakatnya sendiri kurang pengetahuannya tentang kebudayaan sendiri.
Untuk itu, kebudayaan nan ada di Indonesia ini, perlu dirawat dan dilestarikan oleh masyarakatnya sendiri. Kalau bukan masyarakat sendiri sudah tak bisa melestarikan kebudayaan tersebut, maka kebudayaan itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya para pewaris ilmu budaya.
Banyak cara nan bisa dilakukan buat melestarikan kebudayaan tradisional. Dengan mempelajarinya dan tentu saja dengan mempraktekkannya. Selain itu, mewariskan ilmu budaya tradisional kepada para generasi muda sejak usia dini, sehingga mereka mencintai kebudayaan sendiri.
Suku budaya nan ada di Indonesia memang berbeda-beda, tapi bukan berarti dengan disparitas tersebut Indonesia menjadi terpecah belah. Justru dengan disparitas tersebut, masyarakat Indonesia bisa manunggal buat saling melestarikan kebudayaan Indonesia.
Kerja sama anatara suku nan satu dengan nan lainnya buat melestarikan budaya nan ada di negeri ini. Jangan saling menghina atau menjelekkan kebudayaan dari daerah nan berbeda budaya. hal tersebut bisa menimbulkan perpecahan antar suku budaya.
Beberapa Profil Suku di Indonesia
Patut dimaklumi banyaknya jumlah suku di Indonesia nan besar. Luas wilayah Indonesia nan dipisahkan lautan berpotensi melahirkan berbagai adat budaya dan bahasa berbeda. Berikut ini profil beberapa suku di Indonesia.
1. Suku Jawa
Dari segi populasi jumlah penduduk, suku Jawa menempati urutan pertama jumlah suku terbesar di Indonesia. Diperkirakan suku ini berjumlah sekitar 100 juta jiwa. Sebagian besar di antaranya mendiami Pulau Jawa.
Akibatnya Pulau Jawa menjadi pulau terpadat di dunia. Luasnya hanya sekitar 7 % dari luas wilayah Indonesia, namun sekitar 60 % penduduk Indonesia berdiam di sini. Penduduk tersebut terdiri dari suku Jawa dan pendatang dari pulau lain.
Persebaran penduduk suku Jawa tak saja ke seluruh Indonesia. Bahkan banyak keturunan suku ini nan merantau hingga ke Malaysia, Kaledonia Baru, Suriname, Belanda, hingga Saint Laurent du Maroni di Guiana Perancis.
Suku Jawa memiliki bahasa daerah bahasa Jawa. Namun, bahasa ini melahirkan berbagai dialek berbeda. Bahasa Jawa di Tegal, Jawa Tengah berbeda dengan bahasa Jawa di Solo. Berbeda pula dengan bahasa Jawa di Banyuwangi, Jawa Timur.
2. Suku Sunda
Suku ini menempati urutan kedua dari populasi jumlah suku di Indonesia. Sebagian besar suku Sunda mendiami wilayah Jawa Barat. Bahasa Sunda digunakan sebagai bahasa pengantar. Sama halnya dengan suku Jawa, penggunaan bahasa Sunda pun memiliki perbedaan. Misalnya, bahasa Sunda di daerah Banten sangat jauh berbeda dengan bahasa Sunda daerah Cianjur.
3. Suku Melayu
Suku Melayu mendiami sebagian besar pesisir pantai Sumatera, Kepulauan Bangka Belitung, pesisir barat Kalimantan, hingga ke Pahang dan Trengganu di Malaysia. Sumbangan terbesar suku Melayu ialah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
4. Suku Batak
Suku Batak mendiami sebagian besar Provinsi Sumatra Utara. Suku ini memiliki beberapa subetnis Batak, seperti Karo, Simalungun, Mandailing, Pakpak, Toba, dan lain-lain.
5. Suku Madura
Suku Madura ini banyak mendiami wilayah Pulau Madura dan sebagian di pesisir timur Pulau Jawa. Diperkirakan jumlahnya kini mencapai lebih dari 10 juta jiwa.
6. Suku Bugis Makassar
Suku Bugis Makassar berdiam di Provinsi Sulawesi Selatan. Namun, jiwa pelaut dan perantau suku ini, membawa mereka hingga menyebar ke Kalimantan, Sumatra, Ambon, Papua, Jawa, hingga ke Malaysia dan Afrika Selatan. Di Afrika Selatan, suku Bugis Makassar berbangga dengan Syekh Yusuf Islam nan menyebarkan agama Islam dan terkenal di ujung Selatan benua hitam tersebut.
7. Suku Papua
Wilayah suku Papua, hampir 4 kali lipat wilayah Jawa. Namun, demikian jumlah populasinya hanya berkisar dua juta saja. Keanekaragama budaya dan bahasa melahirkan sekitar 270 subetnis di Papua.
Demikianlah beberapa profil suku di Indonesia. Walau tak ada nan mengetahui persis jumlah suku di Indonesia, namun keanekaragaman budaya, adat istiadat, dan bahasa merupakan kekayaan nan harus dilestarikan.