Menyiram Tanaman nan Efektif
Tanaman sama seperti manusia, membutuhkan air buat mempertahankan hidupnya selain nutrisi dari tanah nan menjadi loka hidupnya. Namun, tanaman tak dapat berbicara dan bergerak sendiri buat meminta air atau mengambil air sendiri ketika membutuhkannya. Di sinilah peran kita buat menyiram tanaman dan menjaga kelangsungan hayati tanaman.
Oleh sebab itu, kita harus mengenal mereka lebih dekat. Dengan mengenalnya lebih dekat, kita bisa mengetahui apa kebutuhan mereka agar tanaman-tanaman dapat tetap hayati tanpa kekurangan atau kelebihan air. Untuk itu, sebagai pecinta tanaman, Anda harus mengetahui fisiologi tanaman.
Fisiologi pada Tanaman
Bagian ilmu tumbuhan nan mempelajari fungsi tiap-tiap bagian tubuh dalam kehidupannya ialah fisiologi. Salah satu fisiologi tanaman ialah sistem pengangkutan pada tumbuhan. Tumbuhan taraf tinggi memiliki sistem pengangkutan.
Sistem pengangkutan tersebut berfungsi mengatur air dan garam mineral dari akar sampai ke seluruh tubuh, terutama daun. Pengangkutan hasil proses fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pengangkutan tersebut dilakukan jaringan pengangkut berikut ini.
- Xilem atau pembuluh kayu berfungsi buat menyalurkan air dan garam mineral nan diserap akar dari tanah menuju ke batang dan daun.
- Folem atau jaringan pengangkut fotosintesis nan berfungsi buat menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh lainnya.
Sistem pengangkutan air pada tumbuhan dibagi menjadi dua. Pertama, pengangkutan ekstrafasluker, merupakan pengangkutan nan berlangsung di luar berkas pembuluh angkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel secara horizontal.
Kedua, pengangkutan nan berlangsung di dalam berkas pembuluh angkut. Pengangkutan ini berlangsung di dalam xilem dengan arah akar menuju ke daun. Faktor-faktor nan mempengaruhi pengangkutan air ialah sebagai berikut.
1. Tekanan akar
Air tanah masuk secara osmosis ke dalam akar. Konvoi air mengakibatkan adanya tekanan dalam sel nan mendorong air masuk ke dalam pembuluh kayu akar. Selanjutnya, air masuk ke dalam pembuluh kayu batang. Tekanan nan mendorong air naik ke pembuluh akar menuju kayu batang disebut tekanan akar.
2. Sifat kapilaritas pembuluh kayu
Kapilaritas ialah naiknya permukaan air melalui pipa nan sempit. Makin sempit pipa, makin tinggi air itu naik. Kapilaritas disebabkan adanya adhesi, yaitu gaya tarik menarik antar dua zat nan berbeda.
3. Daya isap daun
Daun mengeluarkan air dalam bentuk uap melalui stomata. Akibatnya, cairan pada sel nan terdapat di daun mejadi pekat. Kepekatan cairan sel daun mengakibatkan terjadinya penarikan air dari sel sampai ke pembuluh kayu daun, kemudian pembuluh kayu daun akan menarik air dari pembuluh kayu batang.
Air nan berkurang dari pembuluh batang akan digantikan oleh air pembuluh kayu akar. Proses tersebut mengakibatkan genre secara monoton dari akar sampai ke daun. Kekuatan penarikan air oleh daun dampak adanya transpirasi disebut daya isap daun.
Selain dalam bentuk larutan, garam mineral dapat masuk ke dalam akar tanpa terlarut dalam air. Pengangkutan garam mineral nan tak terlarut berarti tak bisa dilakukan dengan cara osmosis sebab konsentrasi garam mineral lebih tinggi dibanding di dalam akar.
Pengangkutan nan antagonis dengan gradien konsentrasi ini dilakukan dengan cara transfor aktif. Transfor aktif ialah cara pengangkutan nan melawan gradien konsentrasi dengan donasi energi ATP ( Adenosin Tri Posfat) dan protein pembawa.
Hasil fotosintesis di dalam daun menghasilkan zat makanan nan di timbun sementara di dalam daun dalam bentuk amilun. Pada malam hari, proses perubahan dilakukan, yaitu amilum akan diubah menjadi glukosa melalui pernapasan, kemudian diangkut melalui difusi atau osmosis.
Pengangkutan hasil fotosintesis ini dilakuan melalui pembuluh tapis (floem). Kemudian, zat makanan diangkut buat digunakan di seluruh tubuh atau disimpan dalam organ penyimpanan, seperti pada buah, umbi akar, dan umbi batang.
Sel nan tak bisa melakukan fotosintesis memerlukan bahan makanan nan dihasilkan daun, terutama pada bagian tumbuhan nan sedang mengalami pertumbuhan, seperti pada ujung batang dan ujung akar.
Tumbuhan mempunyai tiga sel utama, yaitu membran plasma, sitoplasma, dan inti sel nan berfungsi di dalam proses fisiologi tumbuhan. Membran plasma sering juga disebut sebagai selaput sel nan berada di bagian terluar sel nan menyelubungi seluruh permukaan sel. Pada sel tumbuhan, membran plasma tersebut diselubungi lagi oleh dinding sel nan tersusun atas selulosa. Bentuk sel tumbuhan nisbi tak berubah sebab adanya dinding sel tersebut.
Sitoplasma merupakan cairan kental nan terdapat di dalam sel. Sitoplasma terletak di antara membran sel dan inti sel. Di dalam sitoplasma, terlarut bermacam-macam zat, seperti protein, lamak, karbohidrat, dan garam-garam mineral. Di dalam sitoplasma juga terdapat bagian-bagian nan disebut organel, nan berfungsi menjalankan fungsi sel.
Inti sel disebut juga sebagai nukleus. Inti sel merupakan bagian sel nan berukuran nisbi lebih besar dari pada bagian lain dan berbentuk bulat seperti telur. Inti sel merupakan pusat pengendali seluruh kegiatan sel dan juga penentu penurunan sifat induk kepada keturunannya.
Kelompok sel tersebut kemudian membentuk sebuah jaringan. Jadi, jaringan ialah kelompok sel nan mempunyai struktur dan fungsi nan sama. Di dalam tumbuhan, jaringan terbagi menjadi beberapa macam, yaitu jaringan meristem, jaringan pengangkut, jaringan dasar, jaringan pelindung, dan jaringan penyokong atau penguat.
Di dalam tumbuhan, semua fungsi jaringan tersebut tak mampu melaksanakan semua fungsi secara sendiri-sendiri, sehingga dibutuhkan alat bantu nan lain. Organ ialah alat tubuh nan bekerja sama dengan beberapa jaringan dalam menjalankan suatu fungsi eksklusif di dalam tubuh.
Tumbuhan memiliki tiga organ tubuh nan utama. Organ tubuh pada tumbuhan itu ialah akar, batang, dan daun. Masing-masing organ tersebut mempunyai peranannya masing-masing di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Organ pada tumbuhan hanya bisa dijumpai pada tumbuhan berpembuluh. Pada tumbuhan tidak berpembuluh, tak bisa dijumpai organ, seperti pada lumut tak mempunya akar, daun, dan batang. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan tidak berpembuluh belum memiliki organ akar, batang, dan daun sejati nan bisa dibedakan.
Pada tumbuhan berpembuluh, ketiga organ tersebut membentuk sistem organ transportasi dan sistem-sistem lainnya. Oleh sebab itu, sistem pada tumbuhan hanya tersusun atas ketiga organ tersebut, tapi beberapa pakar menyebutkan bahwa tumbuhan tak mempunyai sistem organ.
Dari pengetahuan tersebut, kita bisa mengetahui bahwa tanaman juga memiliki sistem organ nan tentu saja membutuhkan asupan mineral berupa air. Untuk itu, di dalam menyiram tanaman harus diperhatikan waktu, tempat, jenis tumbuhan, agar tanaman tersebut tumbuh dengan baik.
Menyiram Tanaman nan Efektif
Berikut ini ialah waktu menyiram tanaman nan efektif dengan mengetahui kapan tanaman membutuhkan air. Hal ini bisa dijadikan panduan bagi Anda nan hobi bercocok tanam.
1. Cek Kondisi Tanah atau Media Tanam
Tanaman menyukai tanah nan bertekstur lembap, bukan basah atau kering. Itulah sebabnya buat mengetahui kapan saat menyiram tanaman nan tepat, kita harus mengecek kondisi tanah atau media tanam tanaman tersebut.
Jika tanaman disimpan pada pot kecil, balik pot Anda sambil tahan bagian tanahnya agar tak jatuh. Jika tanahnya terlihat basah, persediaan air buat tanaman tersebut masih cukup. Jika tanah terlihat kering, siram tanaman tersebut saat itu juga.
Untuk pot nan berukuran besar, Anda bisa menggunakan kawat, tusukan sate, atau lidi buat memastikannya. Tusuk tanah, kemudian cabut. Jika sudah kering maka jangan tunda buat menyiramnya.
Jika Anda terbiasa dengan berat pot tersebut, Anda cukup mengangkatnya, jika lebih berat dari kondisi normal berarti kebutuhan akan air masih mencukupi. Namun, jika terasa sangat ringan, maka saatnya Anda menyiram tanaman Anda segera.
2. Cek Kondisi Tanaman
Jika tanaman nan terbiasa bergerak vertikal dalam mengurangi penguapan, maka Anda bisa dengan mudah memprediksi saat menyiram tanaman tersebut. Jika tanaman terlihat lemas, namun belum sampai ke termin layu, maka segerakanlah menyiramnya sebelum tanaman Anda layu dan mati.
Seiring berjalannya waktu, Anda akan terbiasa dengan karakter tumbuhan tersebut, khususnya bagaimana kondisinya jika kekurangan air, sehingga akan lebih mudah lagi buat mengetahui waktu penyiraman nan efektif.
3. Waktu Menyiram Sinkron Musim
Jika Anda mengalami kesulitan dengan cara di atas, maka Anda bisa melakukan penyiraman nan teratur setiap harinya. Namun, nan harus diketahui ialah waktu menyiram tanaman nan tepat.
Pada musim kemarau, siram tanaman dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Hal ini dikarenakan tanaman memerlukan banyak air sejak sore hingga pagi hari. Hindari menyiram tanaman pada siang hari saat terik matahari. Butir-butir air nan menempel pada permukaan daun, jika terkena sinar matahari, pada beberapa jenis tanaman, menyebabkan daunnya terbakar.
Adapun pada musim hujan, Anda cukup menyiram tanaman hanya ketika tanah mulai terlihat mengering. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan selamat mencoba.