Cliquers, jantung hati Ungu Band
"Entah harus darimana ku memulai kata-kataku
Resah gelisah tidak menentu, dari jauh lubuk hatiku
Bukan, bukan keinginanku tuk mencoba meninggalkanmu
Namun tidak dapat ku jelaskan, saya takut menyakitimu
Berat rasanya, berat rasanya untuk
Ungkapkan kata meski melawan hati
Sayang maafkan saya ingin putus
Sayang maafkan kita harus putus"
(Ungu Band - Sayang)
Itulah sepenggal lirik lagu 'Sayang' milik Ungu Band nan kini sedang sering diputar di radio ataupun acara musik televisi. Diambil dari album teranyar mereka nan diberi tajuk 'Timeless', Ungu seperti biasa menyuguhkan satu karya nan easy listening dan tak jauh dari sebuah kisah percintaan nan pastinya pernah dialami oleh siapa pun.
Meskipun semakin hari semakin banyak band-band baru bermunculan meramaikan belantika musik Indonesia, Ungu tetap kokoh berdiri di puncak ketenarannya dan pastinya tak beranjak pula dari hati para pecinta karya-karyanya. Komitmen para personilnya dipadu dengan musik pop easy listening yang didominasi lirik menyentuh hati, menjadi alasan eksistensinya nan semakin tak tergoyahkan.
Di balik kekompakan Pasha (vokal), Enda (gitar), Onci (gitar), Rowman (drum), dan Makki (bass) nan terlihat saat ini, jatuh bangun dan perombakan dalam segi personil sempat menghadang mereka menembus label musik nasional. Berikut sekilas perjuangan Ungu Band menapaki setiap liku perjalanan mereka dalam menggaungkan karya musiknya.
Tahun 1996 - Lahirnya Ungu Band
Pada awal terbentuknya di tahun 1996, Ungu Band digawangi oleh Michael (vokal), Ekky (gitar), Gatot ( keyboard ), Makki ( bass ), dan Rowman (drum). Berawal dari nge- jam , kelima pria nan berasal dari band nan bhineka ini akhirnya jadi semakin sering main dari anjung ke panggung. Pada satu event , tercetuslah nama "Ungu" dari mereka.
Di tahun 1997, Rowman sempat keluar dari band ini sebab kesibukan band-nya nan lain nan akhirnya disusul oleh Michael di tahun berikutnya. Saat inilah Pasha masuk menggantikan Michael. Keluarnya dua personil awal malah memancing banyak dukungan terhadap band ini buat membuat album sendiri.
Akhirnya mereka membuat demo dan menawarkan ke label-label. Sampai akhirnya berjumpa dengan Anang Hermansyah nan mempertemukan mereka dengan seorang produser.
Di tahun 2000/2001, 'Bunga' dan 'Hasrat', dua lagu kreasi mereka dipilih sebagai dua lagu nan masuk dalam album kompilasi 'KLIK' produksi Warner Musik Indonesia. Namun, di awal kesuksesan ini, mereka malah ditinggalkan Ekky nan lebih memilih buat mengikuti tour panjang Base Jam.
Akhirnya, Enda nan sudah menjadi crew gitar dipilih menggantikan posisi Ekky, sampai akhirnya resmi menjadi personil baru band ini bersamaan dengan kembali bergabungnya Rowman dan keluarnya Gatot di tahun 2002.
Ungu Band akhirnya meluncurkan album pertama mereka ke pasaran nan diberi tajuk 'Laguku'. Lagu 'Bayang Semu' nan menjadi single andalan mulai mengenalkan nama mereka kepada para pecinta musik Indonesia hingga akhirnya mereka menjalani tour 100 kota.
Dalam tour inilah Onci nan sebelumnya gitaris band nan mengusung genre funky rock , Funky Kopral, mengisi posisi gitar nan kosong dan resmi menjadi personil baru band ini dalam album kedua mereka, 'Tempat Terindah', nan dirilis akhir tahun 2003.
Album 'Laguku' tak lepas dari penghargaan bergengsi. Ungu sukses membuka karir mereka di tahun 2004 dengan menerima Platinum Awards buat album pertamanya itu. Namun, perjalanan mereka tetap belum berjalan mulus. Mereka malah berpisah dengan Bar & Co, management artist nan menaungi mereka dampak munculnya disparitas visi dan misi diantara kedua belah pihak. Setelah kejadian ini, Ungu malah dikabarkan bubar.
Ungu sempat menyumbang lagu buat original soundtrack film 'Buruan Cium Gue' dengan judul 'Ciuman Pertama'. Namun sayang, sebab dianggap terlalu vulgar, film nan dibintangi oleh Masayu Anstasia dan Hengki Kurniawan itu ditarik dari peredaran.
Begitu juga lagu milik Ungu sebagai soundtrack -nya. Ungu juga sempat berkolaborasi dengan penyanyi legendaris Chrisye di album Senyawa milik sang legenda di tahun 2005. Video klipnya juga menampilkan Chrisye sebagai modelnya.
Tahun 2005 - Awal Melonjaknya Popularitas Ungu Band
Sentuhan berbeda terasa pada lagu-lagu Ungu nan ada di album ketiganya nan diberi nama 'Melayang' di tahun 2005. Lirik nan lebih 'ngena' di hati dan sentuhan pop nan lebih kental dibandingkan dua album sebelumnya seperti sebuah momentum pengukuhan eksistensi band ini di ranah musik tanah air. Dengan menjagokan single 'Demi Waktu', Ungu sukses mendapat double platinum dan menjadi MTV Exclusive Seniman di akhir tahun 2005.
Di tahun ini popularitas band ini melonjak tajam. Seperti terlahir kembali, Ungu tak hanya menampilkan 'suara' baru dalam musiknya tetapi juga penampilannya. Rambut gondrong nan menjadi karakteristik khas Pasha sang vokalis hilang sudah sejak melantunkan beberapa lagu di album kedua.
Di tahun ini, rambutnya semakin terpangkas rapi sehingga semakin memancarkan aura ketampanan seorang anak band, begitu juga rekan-rekannya nan lain. Tidak heran jika penggemar Ungu semakin diwarnai aura cantik kaum hawa.
Karya ketiga band ini semakin banyak menyedot perhatian, terbukti dengan dirilisnya album ini di Malaysia. Tidak ingin berpuas diri, Sigit Purnomo Said (Pasha), Makki O. Parikesit, Franco Medjaya Kusuma (Enda), Arlonsy Miraldi (Onci), dan M. Nur Rohman (Rowman), bersyukur pada Tuhan dengan meluncurkan mini album religi nan diberi tajuk 'SurgaMu'.
Peluncuran album ini bertepatan dengan momen menyambut Ramadhan 1947 H. Dengan berisikan lima buah lagu, Ungu kembali menerima penghargaan Platinum Awards sebab penjualannya sebanyak 150 ribu keping di minggu pertama.
Ungu semakin banyak mendapat atensi dari masyarakat. Dalam ajang penghargaan MTV Indonesia 2006, Ungu masuk sebagai nominasi dalam tiga kategori yaitu Most Favorite Group/Band/Duo , Best Director 'Demi Waktu' Abimael Gandy, dan Video of the Year 'Demi Waktu'.
Dalam ajang 'SCTV Music Awards' tahun 2007, Ungu juga memboyong empat penghargaan diantaranya 'Album Religi' buat album SurgaMu, 'Lagu Paling Ngetop dan Video Klip Paling Ngetop' buat lagu 'Andai Kutahu', dan 'Album Pop Rock Duo/Group' buat album 'Melayang' dengan lagu andalan 'Tercipta Untukmu'.
Di tahun nan sama, Ungu merilis album keempatnya, 'Untukmu Selamanya' nan launching di empat negara sekaligus yaitu Malaysia, Singapura, Hongkong dan Jakarta. Ungu juga kembali membentuk mini album religi dalam menyambut bulan Ramadhan 1948. Album nan diberi judul Para Pencari-Mu itu, Ungu berkesempatan buat berkolaborasi dengan Uje alias Ustad Jeffry Al Buchory.
Cliquers, jantung hati Ungu Band
Bagi para pelaku seni khususnya entertainer , hayati tanpa fans sepertinya bagai sayur tanpa garam. Yap , fans ialah salah satu pihak nan pastinya ikut campur dalam sebuah popularitas seorang figur terkenal, tak terkecuali Ungu Band.
Di awal kemunculannya, band ini telah menyita banyak perhatian. Namun, baru sekitar tahun 2005 perhatian para pecinta musik khususnya musik dengan konsep band benar-benar terpukau pada penampilan dan karya Ungu Band. Sekitar tahun 2006, Cliquers, nan menjadi nama dari para penggemar Ungu Band, terbentuk.
Saat ini, Ungu telah menjadi salah satu band legendaris di tanah air. Otomatis, penggemarnya nan tergabung dalam Cliquers juga semakin banyak. Maka dari itu, buat menangani jumlah penggemar nan telah mencapai angka ratusan ribu itu, dipilihlah koordinator Cliquers di masing-masing wilayah agar kegiatannya tetap terkoordinasi dengan baik. Selain koordinator wilayah, koordinator se-Indonesia tetap ada.
Jika menilik namanya, Cliquers sedikit berbeda dengan nama-nama panggilan penggemar nan umumnya selalu ada embel-embel 'Lover' atau 'Holic' di belakangnya. Lalu mengapa dipilih nama nan unik seperti' Cliquers?
Ternyata nama Cliquers diambil dari 'klik' nan seringkali dimunculkan oleh ' mouse komputer' nan berarti masuk. Filosofinya, setiap orang nan sedang online pasti meng-klik. Dan dengan meng-klik itu sama saja sudah klik ke Ungu Band dan pastinya masuk ke hati para personilnya.
Sentuhan Dangdut di Album 'Timeless' Ungu Band
Seperti nan telah diketahui, Ungu Band merupakan salah satu band nan bahagia bereksplorasi dengan aliran musik. Meskipun pada dasarnya Pasha dkk. berjalan di jalur musik pop. Dalam perjalanan mereka bermusik, mereka telah merambah aliran musik lainnya seperti rock, pop-rock, sentuhan jazz, bahkan lantunan khas musik dangdut. Mereka pun menggaet orang-orang nan pakar dalam setiap genrenya. Sebut saja Andien, Rosa, sampai Iis Dahlia.
Di tahun 2012 ini Ungu kembali memberikan sentuhan khas musik Dangdut pada album nan bertajuk Timeless. Bahkan ada beberapa pendapat nan menyebutkan kalau Ungu nan asalnya terkenal sebagai band pop kini berubah menjadi band dangdut.
Tentang perubahannya ini, Enda dkk. menjelaskan bahwa mereka masih berkompromi dengan selera pasar nan masih kental diwarnai musik Melayu. Mereka ingin karya nan mereka hasilkan enak didengar dan secara jujur tak ingin melawan pasar nan notabene sangat berpengaruh terhadap kesuksesannya di belantika musik tanah air.
Lalu, aliran musik Ungu nan seperti apa nan Anda suka? Yang pasti, apapun aliran musik nan dipilih Ungu Band buat dikawinkan dengan aliran pop, cintanya pada musik Indonesia dan para Cliquers tak pernah terbatas.
Album Religi Ungu Band
Ungu Band telah menghasilkan beberapa album religi. Benarkah lagu-lagu hits dalam album religi tersebut muncul sebagai bentuk pengungkapan kerinduan kepada Tuhan?
Ungu Band dan Album Religi di Indonesia
Sejatinya, sebelum terjadi ledakan album religi di Indonesia di pertengahan dasa warsa 2000-an ala Ungu Band, cukup sedikit lagu-lagu nan menampilkan suasana pencarian spiritual. Salah satu pihak nan dapat dikatakan sebagai pelopor lagu-lagu religi, ialah Ahmad Dhani.
Pada 1998, ia merilis lagu "Kuldesak" nan mengungkapkan kegelisahan seseorang dalam pencarian hidupnya. Dalam lirik lagi ini, Ahmad Dhani menampilkan saya lirik nan merasa begitu tak berarti, hampa, dan kebingungan. Ia mengumpakan diri bagai benda-benda kecil di hamparan alam semesta nan luas:
Aku bagai buih di bahari biru
Tersapu ombak terhempas badai
Aku bagai debu di padang pasir
Terseret angin terbakar panas
Aku bagai bintang di gelap malam
Di antara seribu bintang
Terdampar di puing jagad raya
Terkapar lelah tidak berdaya
Model lagu "Kuldesak" kala itu dianggap sebagai cikal-bakal larisnya lagu-lagu religius. Pada kenyataannya, Ahmad Dhani, baik dalam proyek solonya maupun bersama Dewa 19, sering pula menciptakan hits lagu cinta nan berasal dari pengalaman mengenal Tuhan. Sebut saja lagu "Kosong" (dalam album Cintailah Cinta), "Pangeran Cinta", "Hidup ini Indah", dan "Nonsens" (dalam album Laskar Cinta).
Sesaat, kesan lagu-lagu ini hanyalah beraroma cinta antara lelaki dan perempuan. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, kita akan sampai pada konklusi bahwa lagu-lagu ini menyuarakan cinta nan dahsyat dari seorang hamba kepada Tuhannya. Pola seperti ini kemudian merembes pada lagu-lagu religi di pertengahan dasa warsa 2000-an, termasuk lagu religi ala Ungu.
Surga-Mu, Album Religi Ungu Band
Album religi pertama Ungu ialah Surga-Mu nan dirilis pada 2006 oleh Trinity Optima Production. Dengan durasi album 43 menti 43 detik, terdapat 10 tracks di album ini. Lima lagu murni, sedangkan lima sisanya dalam versi karaoke. Lagu pertama nan menjadi andalan Ungu Band ialah "Surga-Mu" nan mendapatkan respons positif dari masyarakat.
Lagu "Surga-Mu" ini mencitrakan kepasrahan sejati seseorang. Pada hakikatnya, seorang muslim, entah sehebat apa pun dia, sekuasa apa pun dia, sekaya apa pun dia, tidak akan pernah mampu menghadapi kekuatan Allah. Maka, nan harus dilakukan ialah pasrah menjalani hidup, menggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah, berharap Tuhan akan menjadi pemandu dan penerang dalam menapaki hidup.
Intinya, dalam lagu "Surga-Mu", nan ditekankan Ungu ialah pentingnya manusia, entah ia beragama Islam atau tidak, buat mengenal Tuhan sebagai satu-satunya loka bergantung.
Lagu kedua Ungu nan tidak kalah fenomenal ialah "Andai Kutahu" nan juga merupakan track kedua dalam album "Surga-Mu". Lagu ini menampilkan ketakutan seorang hamba terhadap penghakiman Tuhan. Lagu ini diawali dari pengandaian seseorang jika ia mampu mengetahui waktunya meninggal.
Andai ku tahuKapan tiba ajalkuKu akan memohon Tuhan tolong panjangkan umurku
Hampir semua umat beragama di dunia, memiliki ketakutan serupa dalam hidupnya. Keyakinan mereka bahwa seluruh amal akan dibalas, dan semua kejahatan akan dihukum, menimbulkan sikap koreksi diri secara penuh. Kesalahan, pelanggaran terhadap agama, nan selama ini dilakukan, akan memunculkan keraguan sang umat beragama. Mampukah ia membersihkan diri dari kesalahan ini?
Bagaimana jika Tuhan tak mau mengampuni kesalahannya? Andai dosanya menggunung sedangkan pahala nan didapat hanya sepersekian, apakah ia akan tinggal selamanya di neraka? Ketakutan-ketakutan ini menghasilkan dua pemikiran. Yang pertama, ingin memperbaiki waktu hayati di global dengan mengisinya lewat kebaikan. Yang kedua, memohon ampun kepada Allah atas dosa nan berlipat-lipat tersebut.
Ungu band dengan jitu menyampaikan pesan generik nan ada dalam bayangan sekian umat beragama sehingga banyak orang nan merasa terwakili oleh Ungu.
Para Pencari-Mu, Album Religi Ungu Band
Setelah berhasil dengan album religi pertamanya, Ungu kembali merilis album religi kedua berjudul Para Pencari-Mu pada tahun 2007. Seiring dengan popularitas Ungu, lagu-lagu mereka di album ini menjadi lagu tema sinetron terkenal.
Sebutlah "Para Pencarimu" nan menjadi lagu tema sinetron terkenal "Para Pencari Tuhan" besutan Dedy Mizwar. Begitu pula lagu "Sesungguhnya". Lagu ini digunakan sebagai lagu tema sinetron "Soleha". Dalam lagu "Para Pencari-Mu", Ungu mengambil tema nan serupa dengan lagu-lagu sebelumnya, memohon Tuhan dengan segala Kebesaran-Nya senantiasa memberikan petunjuk kepada saya lirik buat mendapatkan jalan nan lurus menuju-Nya.
Manusia di global ini diibaratkan sebagai seorang pencari nan belum menemukan tujuan akhirnya. Maka, nan dibutuhkannya ialah pencerahan demi pencerahan tentang hakikat keberadaan Tuhan di dunia. Getir dan manisnya kehidupan membuat saya lirik dalam lagu Ungu Band ini memahami bahwa ada Sesuatu Yang Jauh Lebih Besar nan mengayominya dalam setiap langkah.
Menjalani hitam putih itu
membuatku mengerti
Arti hadir-Mu dalam setiap
langkah-langkahku berarti
Melewati setiap detik waktuku bersama takdirmu
Membuatku mengerti hanyalah pada-Mu ku kembali
Ku bersujud kepada-Mu memohon ampunan-Mu
Adakah jalan untukku tuk kembali pada-Mu
Satu nan tidak boleh dilupakan ialah lagu kedua Ungu dalam album ini, "Sesungguhnya" nan lebih kental lagi aroma perenungannya dalam menjalani hidup. Bahkan, lagu ini secara frontal "menyerang" orang-orang nan haus akan surga, tapi lupa cara mendapatkan surga.
Ya, banyak orang nan hanya dapat berhasrat kenikmatan Akhirat, lantas melupakan pentingnya keikhlasan nan datang dari dalam diri. Kita mungkin mengejar pahala, tapi dalam setiap tindakan mengejar pahala tersebut, terbersit pikiran bahwa semua ini pada akhirnya demi diri sendiri, bukan sebagai wujud kepatuhan dan ketundukan kita kepada Allah. Dalam bagian reffrain, Ungu Band mengajak semua orang buat memahami lagi makna pencarian surga dan pentingnya keikhlasan.
Sesungguhnya manusia takkan dapat menikmati surga tanpa ikhlas di hatinya sesungguhnya manusia takkan dapat menyentuh nikmatnya tanpa tulus di hatinya
Lagu "Sesungguhnya" sendiri digunakan Ungu buat mengajak para pendengarnya buat melupakan semua hasrat; memberi pemahaman bahwa nan dibutuhkan dalam mengenal Allah ialah cinta tulus tanpa pura-pura apa pun.
Album Religi Ungu Band Aku dan Tuhanku
Album religi Ungu berikutnya ialah Aku dan Tuhanku. Dalam album ini, satu nan paling menarik perhatian tentunya lagu hits "Dengan Nafas-Mu". Lagu Ungu ini kental dengan aroma sufistik. Aku lirik dalam lagu Ungu Band ini mengucapkan syukur kepada-Nya dengan bahasa nan unik. Ia berjanji buat terus menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sebagai wujud terima kasihnya kepada Allah nan sudah mengembuskan napas dalam kehidupannya.
Pada hakikatnya, jika kita mau melihat lebih dalam, manusia memang merupakan sosok istimewa dibandingkan makhluk lain. Dalam Q.S. Al-Hijr: 29 dijelaskan bahwa ruh kita berasal dari-Nya; dan ditiupkan langsung oleh Allah. Kedekatan kita dengan Allah inilah nan membuat manusia senantiasa bersinggungan dengan-Nya dalam kehidupan duniawi.
Asal kita bukanlah global ini, melainkan Allah. Maka, wajar jika di global ini kita menerima rentetan cobaan. Wajar pula bagi kita buat mencari perlindungan, loka mengadu, dan loka mengeluh pada Allah, sebagai asal mula dan loka kembali kita. Dapat dikatakan, "Dengan Nafas-Mu" selain lagu "Sesungguhnya", ialah salah satu lagu religi terbaik nan pernah dibuat oleh Ungu Band.
Lagu-lagu religi Ungu mampu menyedot perhatian sebagian besar kalangan umat beragama di Indonesia. Dengan musik nan ringan, dan lirik lagu nan mudah dicerna, banyak orang nan merasa pencariannya terhadap Tuhan, terwakilkan oleh lagu-lagu religi ala Ungu ini.
Mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan, sebab ternyata, mengenal Tuhan dapat dilakukan melalui budaya pop nan seakan kering dari nilai-nilai spiritualitas. Ungu Band, bersama band-band lain, atau pembuat lirik terkenal seperti Ahmad Dhani, dapat disebut sebagai ikon bagi remaja Indonesia di era modern buat lebih membuka diri pada kesadaran nan dihasilkan dari pengalaman langsung mereka dalam memahami Tuhan.
Ungu Band Solid Karena Hadapi Liku-liku Hidup
Ungu Band sedang merajai musik tanah air. Siapa nan tak mengenal Pasha? Ya, vokalis Ungu Band nan satu ini tentu sudah banyak nan tahu, Ungu Band nan sudah malang melintang di global jagat musik Indonesia ini sudah mempunyai penggemar nan dinamakan Ungu Klicker. Para penggemarnya bukan hanya dari kalangan remaja putra-putri saja atau para gadis remaja kebanyakan, tapi juga orangtua-muda, hingga anak-anak kecil, semua juga ikut, semua suka dan mengidolakan Ungu Band.
Lagu-lagu Ungu Band sudah masuk di hati pendengarnya dan banyak dinyayikan orang-orang hingga dinyanyikan anak-anak pengamen jalanan, sampai dinyanyikan pada acara-acara kafe atau hotel berbintang. Ungu Band nan kita tahu ialah grup musik Indonesia sangat luar biasa.
Para anggota Ungu Band ialah Pasha (selaku vokalis), Makki nan memegang bass, Enda digitar, Oncy pada gitar, dan Rowman si penabuh drum. Namun kali ini, kita sedang tak membahas sang vokalisnya, melainkan lebih pada Ungu Band secara keseluruhan. Lagu-lagu karya Ungu Band nan banyak dinilai orang romantis dan sangat menggugah hati, membuat siapa saja pendengarnya merasakan hal nan sama sebab Ungu Band, seperti menuliskan syair-syair lagu atas dasar perasaan orang kebanyakan dan sungguh mewakili hati para orang-orang nan entah itu sedang jatuh cinta, cemburu, sakit hati hingga lagu Ungu Band nan dapat menentramkan dan menyejukkan hati, dengan lagu-lagu religinya.
Tentu saja, jika ada seseorang atau sebuah band nan kemudian berhasil dan terkenal, tak lepas dari sederet perjuangan dan prosesnya. Memang banyak juga band-band zaman sekarang nan gampang terkenal, tenar, sering diundang nyanyi, tapi setahun dua tahun kemudian, band tersebut seperti hilang ditelan bumi. Entah ke mana. Biasanya, banyak dari kita nan hanya mau langsung terkenal dan tenar dengan cara nan singkat, tanpa mau berjuang lebih gigih lagi. Mereka lebih memilih cara instan, jika cara instan nan dipilihnya, maka jangan heran jika jadinya terkenalnya juga jadi instan. Tapi hal ini tak buat Ungu Band.
Perjuangan Ungu Band nan sudah solid hingga puluhan tahun ini membuktikan kekompakan nan luar biasa nan ada pada diri Ungu Band dan masing-masing personelnya. Ungu Band memang terlahir bukan dari proses nan instans itu, tapi dari proses nan panjang dan melelahkan tentunya.
Untuk mengetahui perjalanan dan sejarah bagaimana Ungu Band dapat bertahan hingga kini, serta album apa saja nan sudah dihasilkan Ungu Band beserta prestasi-prestasi nan sudah didapatkan Ungu Band dalam usianya nan sudah puluhan tahun. Mungkin juga ada banyak dari kita nan belum tahu bagaimana perjalanan Ungu Band dalam meraih kesuksesan dan dapat bertahan di global musik indonesia hingga masa kini Ungu Band masih saja tetap eksis?
Perjalanan Ungu Band
Ungu Band sebenarnya sudah terbentuk sejak 1996, nan waktu itu motor pembentukkannya Ekky di gitar. Pada masa itu, memang vokalisnya bukan Pasha, melainkan Michael. Penabuh drum awalnya dipegang oleh Pasha Van derr Krabb. Baru pada 1997, ketika Ungu Band hendak manggung, Pasha Van derr Krabb tiba-tiba 'menghilang' dan kemudian posisinya digantikan oleh Rowman. Kemudian, disusul Enda nan sebelumnya ialah roadies -nya Ekky, kemudian bergabung dengan Ungu Band.
Ketika tahun 2000, Ungu Band sudah mempersiapkan album pertamanya, berjudul 'Laguku' nan diliris pada 2006. Jauh sebelumnya, Ungu Band sudah ikut mengisi dua lagu pada album kompilasi 'Klik' bareng Lakuna, Borneo, Piknik, dan Energy. Dan kedua lagu itu diberi judul 'hasrat' dan 'bunga'. Dan siapa nan tak kenal dengan lagu 'Bayang Semua'? Ya, lagu ini menjadi original soundtrack buat sinetron ABG nan tayang di RCTI. Album ini memang sudah sukses, namun album 'Bayang Semu' Ungu Band baru mendapatkan platinum Award setelah dua tahuan album ini ditulis.
Tapi, ada masalah nan cukup berat terjadi di masa berikutnya, yaitu ketika Ungu Band hendak masuk ke dapur rekaman buat album kedua, tiba-tiba Ekky memutuskan buat keluar dari Ungu Band. Posisi Ekky kemudian digantikan oleh Oncy nan kebetulan saat itu baru keluar dari Funky Kopral. Ungu Band memang sempat mengalami gonta-ganti personel, layaknya band-band nan lain. Namun, setelah pergantian Ekky, Ungu Band sepertinya makin kompak dan mempertahankan para personelnya buat tetap manunggal dan sudah menjadi seperti keluarga nan satu dan utuh.
Album kedua Ungu Band ialah 'Tempat Terindah' nan dirilis pada Desember 2003. Lagu nan dijagokan dari album ini ialah 'Karena Dia Kamu' sebagai single pertama dan 'Suara Hati'. Hoki bagi Ungu Band, pasalnya baru empat bulan album ini dirilis, penjualannya sudah mencapai delapan puluh ribu kopi. Jumlah nan sangat luar biasa signifikan jika kita dibandingkan dengan album sebelumnya nan sudah mendapatkan platinum. Total buat penjualan album pertama itu ialah 150.000 kopi, itu pun dalam hitungan waktu kurang lebih satu setengah tahun.
Pada 2005 Ungu Band berkolaborasi bersama Chrisye, pada albumm Chrisye nan terbarunya berjudul 'Senyawa'. Ungu Band memang seperti tak ada matinya, kreativitas dari masing-masing personel nan dikerahkan buat membuat ciptaan nan baru dan membuat album baru lagi patut kita tiru, dan hingga sekarang menjadikan Ungu Band terlebih pada album 'Melayang' dirilis Desember 2005. Baru di albumnya nan ketiga single 'Demi Waktu', Ungu band tanpa disangka sebelumnya mendapat double platinum.
Hits "Demi Waktu"nya Ungu Band ternyata dapat mengantarkan Ungu Band jadi pemenang MTV Exclusive seniman pada Desember 2005. Dan ternyata tanpa diduga-duga, tema lagu 'Demi Waktu' sampai juga hingga negeri Jiran, Malaysia. Bahkan, empat perusahaan label musik berebut buat mendapatkan hak edar di sana. SRC, perusahaan nan mengurusi label Siti Nurhaliza akhirnya menjadi pemenangnya.
Masih banyak daftar album lagu nan sudah dibuat Ungu Band dan beberapa mendapat penghargaan, salah satu penghargaan nan sangat luar biasa dirasakan Ungu Band ketika album religinya nan berjudul 'SurgaMu' mendapat penghargaan 'Inspiring' dari wakil presiden kala itu, ketika Jusuf Kalla menjadi Wapres.
Segudang prestasi nan memang banyak diraih Ungu Band. Mulai dari penghargaan MTV Indonesia 2006, Ungu Band masuk kategori 'Band Ngetop' dalam ajang SCTV Music Awards 2007. Ungu Band dijuluki 'The Rising Star'. Dan pada 2011, Ungu Band bermain dalam film 'Purple Love'. Ungu Band memang luar biasa!
Nah, keberadaan Ungu Band selayaknya menjadi contoh bagi siapa saja nan terus berjuang dalam hayati lewat karya atau siapa saja. Pasalnya, Ungu Band nan berhasil hari ini tidaklah mendapatkan itu semua dengan tanpa perjuangan dan kerja keras. Konflik tentu ada, namun mereka ternyata mampu melewati semua itu. Keberadaan industri musik band di Indonesia sangatlah menjamur. Semoga para kaum muda penerus aktivis musik Indonesia kian andal hingga semakin banyak saja para musisi tangguh di tanah air kita ini. Salam musik dan literasi!