Penyebab Menopause

Penyebab Menopause

Menopause ialah satu kata nan tidak dapat lepas dari kaum hawa. Pasalnya menopause tak pernah menyerang para lelaki sebab memang biasanya berkaitan erat dengan masalah kewanitaan semisal siklus menstruasi. Menopause memang terkadang menjadi momok nan menakutkan bagi sebagian perempuan, apalagi bagi mereka nan belum juga dikarunia anak.

Pasalnya menopause disebut-sebut merupakan masa ketika mendapatkan keturunan sangatlah sulit jika dibanding datangnya usia menopause nan biasanya ada pada usai di bawah 40 tahun. Nah , apa dan bagaimana saja makna dari menopause itu sendiri? Silahkan terus simak tulisan ini.



Memahami Menopause

Melihat definisinya, menopause merupakan berhentinya siklus menstruasi nan berkaitan dengan taraf lanjut usia perempuan nan terjadi secara fisiologis atau alamiah. Biasanya menopause sering terjadi pada perempuan dan ia tidak menyadari sama sekali apakah saat itu merupakan menstruasi terakhir nan pada dirinya hingga satu tahun berselang nanti.

Maka tidak hiperbola jika kemudian menopause juga dapat disebut sebagai kondisi kehidupan seorang perempuan berubah. Hal ini lantaran menopause menghilangkan Norma menstruasi nan biasa datang tiap bulan, akan tetapi setelah menopause tiba maka siklus itu akan hilang.

Inilah nan disebut menopause sebagai sebuah kondisi hayati baru pada seorang wanita. Biasanya, ketika menopause menjelang maka siklus menstruasi terjadi pada rentang waktu nan tak menentu atau tak rutin, maka janganlah aneh jika menstruasi tak datang selama beberapa bulan lamanya. Bagi Anda para kaum hawa, maka waspadailah hal itu dan tak usah takut secara hiperbola sebab menopause sekali lagi ialah alamiah nan diberikan Tuhan kepada hamba-Nya dengan maksud nan tentu membawa kegunaan juga.

Pasalnya, pada perempuan berusia empat puluh tahun, terjadilah perubahan pada hormon nan berkaitan dengan masa sebelum menopause. Hal ini kemudian dilakukan penelitian mengenai menopause, dibuktikan bahwa pada usia tersebut banyak wanita mengalami perubahan-perubahan pada masalah kepadatan tulang, menstruasi lebih sedikit, atau lebih pendek waktunya dibanding dengan menstruasi biasanya, atau bahkan kadang menjadi lebih banyak dan lebih lama.



Menopause dan Perubahan Hormon

Membicarakan menopause, sejatinya tidak akan dapat lepas dari masalah terjadinya perubahan hormon. Biasanya dua hingga delapan tahun sebelum tiba menopause, maka ovulasi pada para wanita menjadi tidak teratur. Selama rentang tahun-tahun itu, kantung indung telur atau folikel nan bekerja melakukan pematangan telur pada setiap bulannya mengalami kerusakan cepat nan menyebabkan pasokan folikel itu sendiri pada akhirnya akan habis secara alamiah.

Sementara itu terkait dengan masalah menopause ini, telah dilakukan penelitian nan mengabarkan bahwa akselerasi rusaknya folikel bermula saat perempuan menginjak usia sekitar 37 atau 38 tahun. Sementara itu, Inhibin nan merupakan zat nan dihasilkan dalam indung telur, pada usia ini juga mengalami pengurangan nan kemudian dapat mengakibatkan peningkatan kadar Follicle Stimulating Hormone atau FSH nan tidak lain ialah hormon perangsang folikel nan secara sistem tubuh dihasilkan oleh hipofise.



Penyebab Menopause

Lantas apa sebenarnya nan menyebakan terjadinya menopause pada diri wanita? Hal ini kemudian dijawab oleh kesepakatan generik nan juga didukung oleh teori para pakar, bahwa faktor usia ialah penyebab atau pemicu primer terjadinya siklus menopause.

Usia pubertas tersekat-sekat hingga kemudian berakhir pada akhir usia fertile seorang wanita nan kemudian disebut dengan kata menopause. Di sini sebenarnya nan terjadi ialah melambatnya fungsi ovarium nan ada pada wanita. Penyebab tadi itu nan sifatnya alamiah terjadi, atau dengan kata lain, hal tersebut lazim terjadi pada kaum hawa nan memang rawan di usia menopause.

Namun perlu diketahui bahwa membicarakan penyebab menopause itu sendiri sejatinya tidak hanya nan bersifat alamiah saja, akan tetapi ada nan bersifat non alami, seperti disebabkan operasi eksklusif dan pengobatan medis.

Penanganan medis nan menyebabkan terjadinya menopause ini biasanya ialah pengangkatan ovarium, kemoterapi, dan terapi radiasi panggul pada wanita. Sementara itu, jika tidak ingin memicu terjadinya menopause, maka saat pengangkatan rahim haruslah juga tanpa melakukan pengangkatan pada ovarium juga.

Nah , sekarang, kapan sebenarnya menopause itu sendiri dimulai? Tampaknya kita harus merujuk pada atau berdasarkan dari data nan dihimpun National Institute on Aging , nan menyebutkan bahwa pada usia 51 maka hampir rata-rata perempuan mengalami menopause nan timbul secara alami.

Namun ini kemudian tak dapat dijadikan patokan, lantaran pada kenyataannyanya banyak juga perempuan nan mengalamai menopause lebih awal, yakni di usia 40 tahun. Sementara nan mengalami menopause di usia akhir 60 tahun, sangat sedikit sekali ditemukan.

Apa saja nan menyebabkan disparitas tersebut? Ini ternyata dipengaruhi oleh hal-hal nan seharusnya menjadi perhatian serius. Salah satunya ialah masalah rokok. Pada perempuan nan memang terbiasa merokok, maka risiko mengalami menopause lebih dini sangatlah berpotensi besar dibanding dengan perempuan nan tak merokok.

Mereka, para perempuan, nan merokok ternyata cenderung mengalami menopause lebih awal beberapa tahun. Sementara itu hingga hari ini, ternyata juga tak ditemukan cara nan cukup niscaya dan terbukti dalam hal melakukan perhitungan usia perempuan nan mengalami menopause.

Cara nan biasa dipakai adalah, dengan hanya melihat jika saja seorang perempuan tak mengalami menstruasi selama 12 bulan dan terjadi berturut-turut dengan tak adanya karena nan jelas dari sisi medis, maka mereka kemudian disebut sudah mengalami menopause.

Beberapa perempuan mempertanyakan apakah menopause itu datang secara tiba-tiba? Nah , ini kemudian terjawab bahwa masa sebelum menopause atau nan basa disebut perimenopause, ternyata dicirikan dengan terjadinya menopause alami nan terjadi secara setahap demi setahap. Dengan kata lain, ovarium pada hakikatnya tak berhenti dengan tiba-tiba atau mendadak, melainkan pergerakannya melambat dan perlahan.

Nah, pada masa perimenopause. Selama ini perempuan tak usah risi sebab ternyata kontemporer mereka masih sangat berpotensi memiliki keturunan dengan kehamilan, meski siklus menstruasi tak jelas sebab tak dapat diprediksi, pada dasarnya ovarium tetap berfungsi dengan baik dan masih dapat berovulasi.



Kilas Panas Gejala Menopause

Ada beberapa gejala nan harus disikapi dan dikenali dengan baik terkait dengan masalah menopause. Berikut ini ada beberapa gejalayang juga dapat jadi Anda sudah bersiap masuk ke masa menopause.

  1. Pertama, Hot flashes atau kilas panas nan merupakan perasaan panas nan datang hanya sebentar akan tetapi membuat paras serta leher menjadi memerah, beberapa kasus menimbulkan munculnya bintik-bintik merah di areal lengan, punggung, bahkan dada, serta diikuti dengan keringat dingin serta perasaan nan tak nyaman. Durasi panasnya sendiri berbeda. Ada nan hanya 30 detik namun ada juga nan dapat mencapai 10 menit lamanya. Ini jelas sangatlah tak nyaman dan terasa menganggu. Tapi atasi saja masalah ini dengan cara menggunakan pendingin, memakai kain tipis, kurangi makanan pedas, olahraga teratur dan kelola stress dengan sebaik mungkin.
  1. Sementara itu gejala lainnya ialah terjadinya gangguan pada aktivitas seksual nan disebabkan oleh menurunnya produksi estrogen. Iniah nan kemudian memicu vagina menjadi kering dan tentu sangat menyakitkan jika dipaksakan melakukan interaksi intim. Beberapa pasangan menyelesaikan masalah ini dengan cara menggunakan pelumas atau lubricant nan dapat dilarutkan dalam air. Namun alangkah lebih baiknya jika Anda segera melakukan konsultasi pada dokter.