Makanan dan Sistem Pencernaan Katak
Katak atau kebanyakan orang menyebutnya kodok ialah golongan hewan amfibi atau hewan nan hayati di dua alam, yaitu di air dan di darat. Itulah nan menyebabkan struktur tubuhnya begitu unik dibandingkan dengan hewan lainnya.
Keunikannya membuat banyak inspirasi nan timbul dari hewan ini. Gaya berenangnya nan unik membuat perenang terinspirasi menciptakan gaya hewan ini. Mobil jenis VW ada nan disebut VW Kodok. Bahkan sampai pakaian balita pun ada nan disebut pakaian kodok.
Banyak jenis katak nan terdapat di dunia. Mulai dari nan berukuran kecil sampai besar, dari satu rona sampai berwarna warni, bahkan nan tidak berwarna atau transparan. Namun semua jenis ini memiliki struktur tubuh nan sama satu sama lain. Jenisnya nan majemuk membuat kita tertarik buat mengetahui serba-serbi hewan ini. Mulai dari morfologisnya, makanannya, dan keunikan lainnya.
Metamorfosis Katak
Metamorfosis hewan ini diawali dengan bertelurnya katak betina dewasa. Telur ini akan menetas setelah 10 hari. Setelah telur ini menetas, berubah menjadi berudu atau disebut cebong. Ketika berumur 2 hari, berudu akan memiliki insang luar dan bulu nan dipergunakan buat bernafas.
Setelah berumur 3 minggu, insang berudu tertutupi kulit. Mejelang usia 8 minggu, kaki belakang berudu terbentuk kemudian menjadi besar ketika kaki depannya mulai tumbuh. Umur 12 minggu, kaki depan mulai terbentuk, ekornya menjadi pendek serta mulai menggunakan paru-paru buat bernafas.
Setelah pertumbuhan anggota badannya mencapai sempurna, hewan ini akan berubah menjadi katak dewasa. Katak nan menggunakan kulit dan paru-paru buat bernafas. Oleh sebab itu, hewan ini dapat hayati di dua alam. Secara singkat tahapan metamorfosis hewan ini ialah sebagai berikut:
Telur-Berudu – Kecebong - Katak berekor - Katak muda - Katak dewasa .
Keunikan Kulit Katak
Sebagai hewan berdarah dingin, hewan ini memiliki cara buat mengatur suhu tubuhnya. Untuk menghangatkan kulitnya, hewan ini hanya harus menjemur dirinya di gambaran sinar matahari atau diam di permukaan nan hangat. Sementara itu buat mendinginkan kulitnya hewan ini cukup diam di bayangan atau berdiri di loka di mana kulitnya tak banyak terekspos udara.
Warna kulit kodok berguna buat mengatur panas. Di loka nan suhunya lembab, warnanya akan menjadi lebih gelap dibandingkan ketika ia berada di loka nan suhunya panas dan kering. Jenis kodok Chiromantis xerampelina bahkan dapat mengubah rona kulitnya menjadi putih buat mengurangi rasa kepanasan.
Beberapa jenis katak dapat menyerap air dan oksigen langsung melalui kulitnya, terutama di bagian panggulnya. Akan tetapi, kemampuan menyerap air dan oksigen ini dapat menyebabkan hilangnya kandungan air pada kulit hewan ini. Kelenjar nan terletak di sekujur tubuh hewan ini menghasilkan lendir nan membantu kulit tetap lembab dan mengurangi penguapan. Beberapa kelenjar pada tangan dan dada katak jantan dibuat spesifik buat menghasilkan cairan lengket.
Kelenjar nan sama pada katak pohon menghasilkan substansi mirip lem di bagian kaki. Beberapa katak pohon meminimalisasi hilangnya air dengan memiliki lapisan kulit anti-air. Beberapa jenis katak di Amerika Selatan melindungi kulit mereka dengan cairan menyerupai lilin.
Jenis-jenis kodok lain berperilaku khusus buat menjaga jumlah air dalam tubuh, termasuk menjadi hewan nokturnal dan banyak menghabiskan waktu dalam postur tubuh nan menghemat air. Postur tersebut termasuk berbaring dengan kaki dan jari-jari terlipat di bawah tubuh dan dagu tanpa ada jeda antara tubuh dan substrat.
Warna kulit kodok juga dapat dimanfaatkan buat melakukan kamuflase. Bagi hewan ini, kamuflase ialah bentuk prosedur konservasi diri nan lazim. Rona kulit hewan ini biasanya sinkron dengan habitat aslinya, misalnya katak pohon berwarna hijau daun. Beberapa jenis hewan ini bahkan memiliki kemampuan mengubah rona buat melindungi diri dan menyesuaikan dengan suhu udara.
Makanan dan Sistem Pencernaan Katak
Makanan nan dikonsumsi oleh hewan ini yaitu hewan-hewan kecil atau serangga seperti nyamuk, laba-laba, atau bahkan katak raksasa memakan katak- katak jenis lain nan berukuran lebih kecil.
Mulut hewan ini dilengkapi dengan gigi-gigi di sepanjang rahang atas, gigi tersebut dinamai gigi maxillary. Gigi tersebut berfungsi buat menggenggam makanan sebelum ditelan. Gigi ini sangat lemah, tidak dapat digunakan buat mengunyah, menggigit, apalagi menyerang mangsa.
Alih-alih menggunakan gigi, hewan ini menggunakan lidahnya nan lengket buat menangkap mangsa kecil seperti lalat. Lidah katk cukup panjang. Di dalam mulut, lidah ini tersimpan menggulung seperti tali, dengan ujungnya di bagian belakang sehingga mudah diluncurkan keluar dan menyergap mangsa dengan kecepatan tinggi.
Namun tak semua katak memiliki lidah seperti itu. Beberapa jenis katak makan dengan cara mendorong makanan masuk ke mulut menggunakan tangannya.
Makanan nan terletak di mulut kemudian ditelan melewati kerongkongan sampai masuk ke perut. Di perut, enzim-enzim pencernaan telah siap mencerna dan mengaduk-aduk makanan. Kemudian makanan masuk ke usus kecil nan merupakan lokasi inti sistem pencernaan. Cairan pankreas dan cairan empedu mengolah makanan dan mencernanya sehingga nutrisi bisa terserap oleh tubuh. Sisa-sisa makanan nan tidak tercerna dibuang sebagai ampas kotoran.
Reproduksi pada Katak
Saat katak dewasa mencapai kematangan seksual, di waktu eksklusif mereka akan berdiam diri di danau, kolam, atau sungai buat bereproduksi. Lokasi-lokasi tersebut dipilih sebab katak betina akan bertelur di dalam air sehingga kecebong siap hayati di habitat nan tepat.
Di hampir semua jenis hewan ini, katak jantan lebih kecil dan langsing daripada nan betina. Pada musim kawin, katak jantan akan menghasilkan suara-suara buat menarik perhatian katak betina. Paduan suara katak-katak jantan membuat katak-katak betina menghampiri dan siap buat bereproduksi.
Hampir semua jenis katak di negara subtropis bereproduksi di ujung musim gugur dan awal musim semi. Hal ini tak mutlak, tergantung juga pada suhu air, suhu udara, ketersediaan makanan, dan sebagainya.
Katak Terbesar dan Terkecil
Katak terbesar di global ditemukan di daratan Afrika bagian barat. Hewan ini dikenal dengan katak Goliath dengan nama latin Conraua goliath . Panjang tubuhnya yaitu 33 cm. Berat tubuhnya sendiri mencapai 3 kg. Hewan ini hayati di daerah sungai nan berarus cepat di kawasan hutan hujan. Hewan jenis ini sering diburu masyarakat dan diperdagangkan buat dikonsumsi. Itulah sebabnya katah jenis goliath ini terancam punah.
Katak terkecil di global yaitu katak emas atau disebut gold frog dengan nama latin Psyllophryne didactyla dan katak nan bernama latin Eleutherodactylus iberia . Katak emas nan berasal dari Brazil ini memiliki ukuran nan mungil yaitu 9,8 mm. Katak Eleutherodactylus iberia nan berasal dari Kuba bagian selatan memiliki ukuran tubuh 9,8 mm pada katak jantan, dan 10,5 mm pada katak jenis betina.
Katak nan Paling Berbahaya
Katak terbahaya yaitu katak emas nan beracun atau dinamakan Golden poison frog nan memiliki racun dengan nama latin Phyllobates terribilis . Setiap miligram racunnya mampu membunuh 10.000 tikus kecil atau sebanding dengan 10-20 orang manusia.
Racun hewan ini sangat dahsyat dalam menyerang saraf dan otot. Hewan ini bisa ditemukan di Pegunungan Andes Colombia, Amerika Tengah. Hewan ini hayati di hutan hujan nan memiliki taraf kelembapan nan tinggi. Tanda dari katak tersebut ialah memiliki rona nan mencolok.