Penyebab Masalah Komunikasi

Penyebab Masalah Komunikasi

Ada banyak faktor nan mempengaruhi interaksi interpersonal dalam kehidupan berkeluarga. Faktor komunikasi merupakan pengaruh nan paling besar terhadap baik tidaknya suatu hubungan.



Faktor Komunikasi

Komunikasi ialah sebuah proses buat menyampaikan sebuah informasi dari satu orang kepada orang nan lain. Dalam proses komunikasi ini digunakan sebuah media. Di dalam keluarga. Faktor komunikasi ini ialah sangat krusial dan memegang peranan nan sangat besar.

Komunikasi haruslah dijanlakn dengan sahih dan tepat sehingga maksud nan ingin disampaikan dari satu orang bisa diterima dengan baik oleh orang nan lain. Dengan demikian informasi bisa tersalurkan dengan tepat. Dan maksud dari komunikasi bisa terterima oleh si penerima pesan.

Sedangkan dalam proses komunikasi, tidak selalu menghasilkan komunikasi nan sahih dan tepat. Terkadang proses komunikasi nan dijalankan tidak begitu efektif atau bahkan boleh dikatakan gagal atau tidak berhasil.

Dalam keadaan komunikasi tidak efektif ini terjadi jika komunikasi nan dilakukan gagal buat mencapai tujuan dari dilakukannya komunikasi. Yaitu pesan atau informasi gagal buat disampaikan atau gagal buat diterima oleh si penerima pesan.

Komunikasi nan gagal atau tidak efektif ini bisa menyebabkan banyak hal. Di antaranya ialah tidak da[at ditransfernya informasi nan seharusnya ditransfer. Jadi informasi nan ada hanya tetap tertimbun di dalam diri si pemberi pesan tanpa dapat buat diberikan kepada si penerima pesan.

Komunikasi nan tak efektif juga sering menjadi penyebab rusaknya suatu hubungan. Komunikasi nan tak efektif menyebabkan timbulnya salah paham, salah persepsi, dan salah dalam mengambil keputusan. Begitu pun jika intensitas komunikasi tak begitu baik, maka suatu interaksi pun dapat menjadi berantakan.

Ada seorang istri nan merasa tak mendapatkan perhatian dan kasih dari suami. Sementara suami pun menganggap istrinya tak peduli dengan dirinya. Padahal keduanya mempunyai alasan mengapa bersikap saling acuh tidak acuh.

Suami nan lelah sebab mencari nafkah sangat membutuhkan dukungan dari istrinya. Sedangkan si istri memang termasuk tipe orang nan introvert. Akhirnya keduanya merasa sudah tak cocok lagi dan akhirnya memutuskan buat bercerai. Padahal masalah mereka dapat selesai jika keduanya saling bicara (baca: komunikasi).

Begitupun, antara anak dan orang tua. Sering sekali antara anak dan orang tua mereka terjadi keretakan interaksi nan disebabkan buruknya komunikasi di dalam keluarga tersebut.

Sang anak nan merasa dirinya masih butuh kehadiran orangtua dalam kehidupannya. Sementara itu, kedua orangtua sibuk berkerja dan sporadis ada di rumah. Si anak nan sudah merasa dibuang oleh orangtua mereka pun melapiaskan rasa protesnya dengan mengkonsusmi narkotik.



Penyebab Masalah Komunikasi

Proses komunikasi di dalam interaksi kekeluargaan merupakan bentuk komunikasi nan paling ideal. Hierarki antara posisi orangtua dan anak tak menyebabkan munculnya mekanisme formalitas komunikasi. Begitu pun jika suami dan istri berbeda latar belakang, baik disparitas budaya, usia, pendidikan, maupun kepribadian.

Perbedaan-perbedaan tersebut tak menjadi penghalang buat tetap saling berkomunikasi. Namun kenyataannya, justru sebagian besar masalah keluarga disebabkan oleh terganggunya proses komunikasi. Harold D. Laswell mengatakan bahwa proses komunikasi terjadi dalam rumusan tentang siapa, menyampaikan apa, melalui apa, kepada siapa, dan apa akibatnya.

Sedikitnya ada tiga penyebab menonjol nan mengakibatkan terjadinya masalah komunikasi dalam keluarga. Berikut ialah beberapa penyebab tersebut.

Pertama, komunikasi nan dilakukan tak dengan tulus (dari hati). Komunikasi nan terjadi hanyalah suatu bentuk basa-basi tanpa adanya kehangatan hubungan. Bentuk komunikasi nan seperti ini dapat saja terjadi pada sebuah interaksi nan hambar atau nan tidak begitu melihat bahwa di loka itu ada ikatan tali persaudaraan nan dibentuk dalam keluarga.

Manusia ialah makhluk social nan membutuhkan orang lain. Dengan predikat makhluk social ini, manusia tentunya tidak akan bisa hayati dengan orang lain. Maka dari itulah dibentuk sebuah serikat kecil manusia. Muali dari nan terkecil yaitu keluarga, masyarakat sampai Negara. Semua hal ini hanya buat membantu manusia menjalankan hayati kesosialannya.

Dengan hayati bersama ini, manusia bisa saling membantu buat mencukupi kebutuhannya. Jika dalam satu kondisi ia tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri maka pastiny aka nada orang lain di sekitarnya nan akan datang dan membantunya buat memenuhi kebutuhan hayati ini. Begitu pula sebaliknya.

Dalam urusan pemenuhan kebutuhan ini, tentu akan berlangsung dengan adanya proses komunikasi. Karena memang akan terjadi transfer informasi dari satu orang kepada orang nan lain.

Jika memang dalam berlangsungnya proses komunikasi, masing-masing nan berperan tak begitu mengindahkan bagaimana posisi orang lain maka akan terjadi penyebab masalah komunikasi ini.

Bisa jadi memang di antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga nan lain terjadi permasalahan nan mengakibatkankan masalah dalam komunikasi. Komunikasi nan dijalankan tak diniati dengan kesungguhan hati atau niat tulus nan datang dari hati nan paling dalam. Namun hanya sebatas pada rutinitas atau kesungkanan saja.

Kedua, komunikasi telah digantikan oleh hiburan, seperti televisi, main musik, baca koran, dan lain-lain di dalam rumah. Anggota keluarga lebih suka menikmati wahana hiburan tersebut ketimbang melakukan komunikasi.

Perkembangan global informasi dan komunikasi saat ini telah begitu sangat pesat. Kehidupan manusia semakin bisa terbantu dengannya serta pemenuhan kebutuhan manusia semakin bisa terpenuhi oleh adanya hal ini.

Seperti apa nan telah terjadi di global informasi, perkembangan apa pun nan ada di belahan global eksklusif bisa segera diketahui oleh manusia nan lain di belahan bumi nan lain pula. Itulah nan membuat aplikasi komunikasi menjadi lebih mudah.

Lihat saja bagaimana perkembangan media massa sebagai salah satu alat komunikasi. Telah diciptakan aneka ragam media massa baik tulis maupun elektronik. Semuanya tidak lain tidak bukan hanya memiliki satu tujuan yaitu mempermudah manusia dalam memperoleh informasi.

Seperti halnya perkembangan media massa elektronik nan begitu berkembang. Sebut saja bagaimana manusia menghabiskan waktunya selama berjam-jam dalam sehari hanya buat berada di depan televisi atau pun di depan layar computer nan terhubungkan dengan koneksi internet. Semuanya telah membuat mereka lebih mudah buat mengikuti perkembangan apa nan terjadi di seluruh global ini.

Namun memang hal ini bisa dilakukan manusia dengan adanya timbal balik atau pun tanpa adanya timbal balik. Hal ini juga membuat manusia buat lebih suka buat berdiam diri di dalam rumah atau pun di depan layar televisi dan computer. Dan ada beberapa orang nan telah membentuk global mereka sendiri dengan aktivitas nan satu ini.

Hal ini memang memiliki sisi positif yaitu orang tersebut selalu bisa mengikuti perkembangan informasi nan ada dan selalu tidak ketinggalan berita. Namun terkadang hal ini juga menyebabkan beberapa hal negatif. Di antaranya banyak dari mereka nan memiliki kesuakaan akan hal ini mengurangi atau bahkan tidak suka buat banyak berinteraksi dengan manusia nan lain. Mereka cenderung buat lebih menyukai Norma mereka itu dalam berdiam diri di depan layar kaca.

Ketiga, munculnya pemahaman bahwa komunikasi berarti harus lebih banyak bicara. Padahal dalam komunikasi bukan hanya adanya kegiatan berbicara, tapi juga sewaktu-waktu harus jadi pendengar nan baik.

Komunikasi sejatiny ialah sebuah proses timbale balik antara satu orang dengan orang nan lain. Tujuan krusial dari aplikasi komunikasi ini ialah tertransfernya informasi nan ada dari satu pihak kepada pihak nan lain. Jika memang hal ini sudah tercapai maka hal ini sudah bisa disebut dengan istilah komunikasi.

Komunikasi juga tidak selalu harus diartikan dengan berbicara atau mengatakan dengan bahasa lisan. Bahkan terdapat penelitian nan mengatakan bahwa manusia paling banyak menggunakan bahasa tubuh dibandingkan dengan penggunaan bahasa tulisan.

Hal ini akan menjadi bukti bahwa ketika melakukan komunikasi harus dengan banyak kata dalam penyampaiannya. Inti dari kegiatan komunikasi ialah berpindahnya informasi atau pesan dari satu orang kepada orang nan lain atau bahwa orang nan diajak buat berkomunikasi bisa mengerti dengan sahih maksud dan tujuan dari orang nan akan memberikan pesan sehingga pesan bisa terterima dengan baik.

Jika memang hal itu sudah bisa terjadi maka komunikasi sudah bisa dikatakan berhasil. Tak peduli apakah dalam aplikasi menggunakan banyak kata atau pun tidak ada satu kata pun.

Faktor komunikasi merupakan kunci bagi kesuksesan interaksi dalam berkeluarga. Karena itulah komunikasi dalam keluarga harus dilakukan secara kontinyu dan dipelihara dengan baik.