Chairul Tanjung
Resiko kegagalan bisa menimpa siapa saja termasuk ketika seseorang memilih buat menjadi seorang pengusaha. Risiko ini bisa mendatangi pengusaha kelas apa pun. Pengusaha nan sudah kenyang pengalaman pun dapat mengalami kebangkrutan, apalagi pengusaha nan baru merintis usaha. Belajar dari nama nama pengusaha berhasil menjadi langkah bijaksana buat mengambil pelajaran.
Belajar dari pengusaha berhasil tidak hanya akan memberikan arahan buat mencapai kesuksesan. Pelajaran tentang kegagalan pun bisa diperoleh dari para pengusaha berhasil ini.
Dalam perjalanan membangun dan membesarkan usaha, mereka niscaya pernah mengalami jatuh bangun, tertipu oleh rekanan, atau bangkrut. Pelajaran ini sangat berharga. Dari kegagalan mereka, orang lain bisa belajar buat tak melakukan hal-hal nan bisa menyebabkan kegagalan serupa. Jatuh bangun para pengusaha berhasil ini juga bisa dijadikan pembelajaran buat tidak mudah menyerah
Nama nama pengusaha sukses berikut akan memberikan pengalaman sekaligus pembelajaran nan sangat berarti. Ikuti jalan kesuksesan mereka dan hindari jalan kegagalan mereka.
Martha Tilaar, Kosmetik Sari Ayu
Martha Tilaar kecil ialah anak perempuan nan tomboi dan merasa dirinya paling tak cantik di antara semua saudaranya. Teguran ibunya agar Martha tampil lebih perempuan membawanya belajar tentang kecantikan.
Martha merintis usahanya dari bawah sekali, sebagai penata rambut door to door. Salonnya pun cukup berlokasi di garasi rumah orang tuanya di kawasan Jakarta Pusat. Kemudian, ia mencoba mengembangkan tanaman berkhasiat nan banyak terdapat di Indonesia sebagai bahan pembuat kosmetik.
Usaha Martha tidak langsung berhasil, ia bahkan menuai cibiran dari banyak orang. Ketika itu, perawatan tradisional (traditional treatment) masih dipandang sebagai sesuatu nan kampungan, tak higienis, tak rasional, bahkan bernuansa mistis. Cibiran itu tidak membuat Martha menyerah. Ia malah mematenkan ramuan tradisionalnya dengan merek Sari Ayu.
Tahun 1981, Martha mendirikan pabrik kosmetika Sari Ayu nan pada perkembangan selanjutnya memiliki banyak anak usaha, seperti Mirabella, Cempaka, dan Biokos.
Hengky Chua, Bakmi Japos
Hengky Chua memulai bisnis bakmi ini pada tahun 1992 dengan menjadi pedagang mie ayam keliling dengan kapital Rp750.000,-. Kala itu, ia sering mangkal di depan kantor pemasaran perumahan Japos di Tangerang. Nama perumahan itulah nan kemudian dijadikan nama bakmi dagangannya.
Sebelum berbinis bakmi, Hengky sempat berjualan ikan bakar di kawasan Radio Dalam, Jakarta. Namun, usaha ini bangkrut. Pada masa mudanya Hengky bahkan sempat menjadi pemungut koran, berjualan permen, dan berjualan ikan mas.
Hidup sulit dan mengalami kebangkrutan usaha tidak membuatnya menyerah. Mentalnya justru menjadi kian tertempa. Kini Bakmi Japos sudah berada di banyak lokasi, bahkan sudah bisa dijalankan dengan sistem franchise (waralaba).
Chairul Tanjung
Chairul Tanjung, pria kelahiran 1962 ini pernah menjadi mahasiswa teladan pada 1984-1985. Ia memiliki jaringan bisnis di bidang keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, Bank Mega nan dulunya bernama Bank Karman, kini tumbuh menjadi bank nan cukup terkenal dengan program inovatif nan cukup agresif.
Selain Bank Mega, pimpinan Para Group ini mengkoodinasi perusahaan bidang keuangan lainnya, seperti Asuransi Generik Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.
Pada bisnis properti, Para Group mempunyai Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Latif Investindo, Mega Latif Propertindo. Para Group sudah mengembangkan Bandung Supermall. Carefour pun, sebanyak 40 persen, dimiliki oleh Chairul Tanjung. Bisnis paling spektakuler nan perkembangannya cukup populer di mata masyarakat ialah Trans TV dan Trans 7.
Begitu banyak penghargaan diraih oleh kedua stasiun TV ini. Hampir semua program inovatifnya disukai pemirsa. Contohnya, Bukan Empat Mata, Overa van Java (OVJ), dan lain sebagainya, nan telah menelurkan banyak bintang lawak baru, Insert, dan lain-lain. Selain itu, Trans Studio di Makassar telah menjadi loka hiburan indoor terbesar di wilayah Indonesia Timur, nan kemudian di susul dengan Trans Studio Bandung.
Penunjukkan Chairul Tanjung sebagai ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) bukanlah sesuatu nan datang tiba-tiba. Gaya bisnis Chairul Tanjung nan dapat merangkul semua pihak ialah salah satu kekuatan laki-laki berlatar belakang Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini. Kepiawaiannya berteman dan membentuk jaringan pertemanan cukup mengagumkan, sehingga gaya ini perlu ditiru oleh pemerintah.
Kerja sama bisnis dengan segala kalangan, termasuk dengan perusahaan multinasional pun, dilakoni oleh Chairul Tanjung. Kolaborasi dengan kalangan luar negeri ini sebagai usaha memperluas jaringan dan verifikasi bahwa perusahaan nasional dapat berkiprah di segala lini bisnis.
Laki-laki nan mengawali bisnisnya dari usaha sepatu ini tetaplah seorang pekerja keras, visioner, percaya pada tangan-tangan profesional di sekitarnya, dan selalu berpendapat bahwa bisnis bukanlah usaha instan. Bisnis ialah pendewasaan nan memerlukan pemikiran jauh ke depan nan melibatkan banyak tangan, mulai tangan paling bawah (baca: para pekerja golongan kecil) hingga tangan paling atas alias pihak top manajemen.
Menilik perjalanan bisnis tersebut, Chairul Tanjung merupakan pengusaha nan sudah berhasil terlebih dahulu. Kemudian, didekati oleh pemerintah. Jadi, sepertinya menjadi pengusaha berhasil tak harus dekat dengan pemerintah terlebih dahulu. Memang masih ada nan berharap ataupun berpaham seperti itu. Namun, bagaimanapun, kesuksesan dalam bisnis lebih bersandar pada kerja keras, inovasi, dan promosi tiada henti.
Jacob Oetama
Salah satu profil pengusaha berhasil Indonesia nan tak banyak diekspos ialah Jacob Oetama. Pengusaha satu ini, dikenal memiliki kepribadian nan sederhana. Sehingga meskipun memiliki usaha di bidang media massa, dia tak pernah mau mengumbar tentang dirinya. Meskipun itu melalui harian nasional miliknya.
Jacob Oetama merupakan sedikit dari sekian banyak profil pengusaha berhasil Indonesia, nan meniti karir dari nol. Selain itu berbeda dengan kebanyakan para pengusaha muda jaman sekarang, nan meraih berhasil sebab nama besar orang tua atau kerabat. Sedangkan Jacob Oetama, meniti berhasil tanpa memakai embel-embel nama besar kedua orang tua atau kerabatnya. Kesuksesan nan diraih oleh Jacob Oetama, murni merupakan hasil kerja kerasnya sebagai seorang pengusaha.
Jacob Oetama kecil, dilahirkan di kawasan Borobudur, Magelang pada tanggal 27 September 1931. Namun banyak nan menyatakan bahwa Jacob berasal dari Yogyakarta. Hal ini sebab orang tua Jacob Oetama ialah seorang pensiunan guru dari sebuah sekolah nan berada di kawasan Sleman, Yogyakarta.
Masa SMA diselesaikan di Sekolah Seminari Yogyakarta. Pada masa itu, seorang lulusan SMA sudah dapat mengajar di sekolah setingkat SMP. Ini pula nan dilakukan Jacob Oetama, menjadi guru di SMP Mardiyuana, Cipanas Jawa Barat serta SMP Van Lith Jakarta.
Setelah memilki uang nan cukup, barulah Jacob menginjakkan kaki masuk ke global perguruan tinggi. Kampus nan dipilihnya ialah Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta, serta Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Bersama P.K Ojong, Jacob Oetama pada tahun 1963 mendirikan majalah Intisari. Majalah ini berkiblat pada majalah Reader’s Digest nan berasal dari Amerika. Selanjutnya, kisah berhasil Intisari dilanjutkan dengan mendirikan sebuah koran harian nan diberi nama Kompas. Hal ini terjadi pada tahun 1965, dimana pada masa itu, Indonesia sedang disibukkan oleh ancaman pemberontakan PKI.
Dari perkembangan Kompas inilah, kemudian berdirilah kelompok usaha Kompas Gramedia. Gramedia ialah nama nan digunakan buat memberi label pada usaha toko buku. Hingga kini, Kelompok Kompas Gramedia di bawah kendali Jacob Oetama sudah melebarkan sayapnya di berbagai bidang usaha, termasuk di antaranya mengelola bisnis hotel serta sempat berkiprah di global jurnalitik pertelevisian.
Apakah Anda berhak memasuki global berwirausaha? Bila hanya merasa, semua orang bisa berkata bahwa mereka merasa berhak memasuki global berwirausaha. Namun, ujian nan sesungguhnya ialah ketika mereka sudah benar-benar masuk ke dalam usaha. Berapa lama mereka dapat bertahan dan berapa lama mereka dapat berekspansi dan membesarkan usahanya.
Seorang pembelajar cepat tak akan betah bila hanya berada di satu titik. Kegelisahan dirinya akan mempelajari hal-hal baru, akan menggiring memasuki gerbang usaha baru nan lebih menantang. Jiwanya akan haus berburu dan memburu jenis-jenis usaha baru. Pembelajar cepat ini akan saling bertarung dengan menggunakan berbagai taktik buat menjadi nomor satu.
Meskipun demikian, persaingan bukannya buat saling mengalahkan. Di dalam usaha saling menjatuhkan bukanlah usaha nan sesungguhnya. Global usaha nan baik ialah bersaing buat menciptakan hal-hal nan semakin hari semakin baik demi membantu orang lain mendapatkan kenyamanan hayati nan lebih mudah.
Masih banyak lagi nama nama pengusaha sukses di Indonesia nan bisa dijadikan sebagai “guru” dalam membangun mental dan semangat usaha, mulai dari Bob Sadino, Eka Tjipta Widjaja, Alim Markus (Maspion Group), hingga generasi nan lebih muda seperti Purdi E. Chandra (Primagama) dan Hendy Setiono (Kebab Turki Baba Rafi).