Tsunami Aceh –Tsunami di Indonesia

Tsunami Aceh –Tsunami di Indonesia

Sepanjang sejarah sudah terjadi berkali-kali tsunami di Indonesia . Menurut data nan dirilis Tempo, setidaknya terjadi 18 tsunami di Indonesia sejak tahun 1883 nan berskala besar. Artinya, tsunami tak terjadi hanya berupa bahari pasang beberapa sentimeter lebih tinggi daripada biasanya, lantas menerjang daratan. Tetapi, 18 tsunami di Indonesia ini membuat ribuan korban jiwa dan kerusakan alam nan luar biasa.



Tsunami Letusan Gunung Krakatau – Tsunami di Indonesia

Salah satu tsunami di Indonesia nan sudah terekam dalam sejarah ialah tsunami tahun 1883. Tsunami ini disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau. Sebenarnya, erupsi Gunung Krakatau sudah dimulai sejak 20 Mei 1883 atau empat bulan sebelum letusan dahsyat nan terjadi pada 27 Agustus 1883. Sepanjang periode empat bulan tersebut, guncangan demi guncangan melanda bumi. Bahkan, gempa dapat dirasakan mereka nan berada di Australia.

Puncaknya terjadi bulan Agustus tahun tersebut. Pada hari tersebut Krakatau seolah hendak meledakkan dunia. Letusan Krakatau terdengar hingga Mauritus nan berjarak 4800 kilometer. Mereka nan berada di jeda ribuan kilometer dari Krakatau sempat mengira bahwa ledakan tersebut berasal dari meriam kapal. Namun, tidak ada nan menyangka bahwa letusan tersebut menelan sekian ribu korban jiwa. Tercatat, sekitar 36 ribu jiwa meninggal dampak letusan Krakatau.

Tidak hanya meletus, Gunung Krakatau juga menimbulkan tsunami di Indonesia. Ombak tsunami di Indonesia dalam kejadian ini mencapai tinggi hingga 12 tingkat. Semua benda nan berada dalam jeda 120 kilometer dari pusat letusan terkena efek tsunami di Indonesia ini. Imbas tsunami dampak letusan Gunung Krakatau ini sangat mengerikan bagi seluruh dunia. Lebih dari 150 kampung di tepian pantai Sumatera dan Jawa hancur.

Di seluruh dunia, terjadi penurunan suhu nan cukup ekstrem hingga 1,2 derajat celcius. Langit pun sempat menggelap. Keadaan baru pulih sekitar lima tahun kemudian, yaitu pada tahun 1888. Bisa dikatakan bahwa tsunami ini merupakan salah satu tsunami di Indonesia nan paling menakutkan.



Tsunami di Indonesia Pasca Tsunami Letusan Gunung Krakatau

Tsunami di Indonesia nan lain juga terjadi pada abad 20. Mulai dari tsunami Indonesia di Teluk Tomini pada 1938 hingga tsunami di Banyuwangi pada tahun 1994. Tsunami di Indonesia pada periode antara tsunami dampak letusan Gunung Krakatau dengan tsunami Aceh (2004) memang tak menimbulkan korban jiwa nan begitu massal. Namun, bagaimana pun tetap saja tergolong tsunami di Indonesia.

Pada dasa warsa 1960-an, setidaknya terjadi minimal empat kali tsunami nan terjadi di seluruh kawasan Indonesia. Dimulai dari tsunami nan menghantam Seram, wilayah Maluku, pada 11 Januari 1965. Terdapat 71 korban jiwa dampak tsunami di Indonesia ini. Berikutnya, tsunami di Indonesia lainnya, menerjang wilayah lain, yaitu wilayah Tinabung, daerah Sumatera Selatan pada 1967. Tsunami kali ini juga menyebabkan 58 orang meninggal.

Setahun kemudian, tepatnya 1968, tsunami di Indonesia kembali melanda. Kali ini di wilayah Sulawesi Tengah, tepatnya di Tambu. Terdapat 200 korban jiwa dampak tsunami di Indonesia ini.Pada dasa warsa 1970-an, salah satu tsunami di Indonesia melanda kawasan Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kejadiannya berlangsung pada 19 Agustus 1977. Jumlah korban tak dapat dipastikan.

Ada nan menyebutkan, terdapat 189 korban meninggal, ada pula nan menyebut angka tersebut melonjak hingga 316 orang. Tsunami di Indonesia juga terjadi pada awal tahun 1990-an. Flores menjadi target terjangan tsunami di Indonesia kali ini. Sekitar 2100 orang meninggal dampak peristiwa ini. Ketinggian gelombang dalam tsunami Flores syahdan mencapai 26 meter.

Selang dua tahun, tsunami juga menimpa kawasan Banyuwangi. Kejadiannya berlangsung pada 2 Juni 1994, lebih dari 200 orang meninggal dampak kejadian ini. Namun, tsunami di Indonesia masih terus berlangsung.

Bulan Februari 1996, tanah Papua, tepatnya daerah Biak, mengalami bala tsunami. 160 korban jiwa melayang dampak bala alam ini. Sebelum tsunami Aceh, nan juga merupakan tsunami terbesar di Indonesia dalam catatan sejarah, terdapat tsunami di Indonesia lain, yaitu di wilayah Banggai, Sulawesi Tengah. Sekitar 50 orang meninggal dampak tsunami di Indonesia ini.



Tsunami Aceh –Tsunami di Indonesia

Tsunami terbesar berikutnya datang pada 26 Desember 2004 di Aceh. Tsunami di Indonesia ini merenggut 126 hingga 130 ribu jiwa hanya di Aceh saja. Sebenarnya, tsunami ini melanda beberapa kawasan di wilayah Samudera Hindia.

Sri Lanka menjadi wilayah dengan jumlah korban jiwa terbesar berikutnya, mencapai 35 ribu orang. India ada di peringkat ketiga dengan korban 12 ribu jiwa. Thailand juga menjadi kawasan nan terdampak tsunami dengan lebih dari 5000 orang meninggal dunia.

Sementara, wilayah-wilayah lain nan sesaat dari peta mustahil terkena imbas tsunami Aceh, seperti Afrika Selatan, Yaman, Kenya, Tanzania, dan Somalia juga terpengaruh. Negara Afrika dengan korban tsunami Aceh terbesar ialah Somalia dengan 78 orang meninggal. Jika digabungkan, dalam data nan dipaparkan oleh US Geological Survey, korban meninggal nan disebabkan oleh Tsunami Aceh mencapai 184 ribu orang.

Namun, data-data ini berupa data korban nan niscaya meninggal. Sementara, estimasi korban nan meninggal, berkisar 230 ribu orang. Korban nan menderita luka mencapai 125000 orang di seluruh dunia. Yang hilang, sekitar 45 ribu orang.

Belum lagi sekitar 1,6 hingga 3,5 juta orang nan kehilangan loka tinggal dampak tsunami Aceh di seluruh dunia. Di Aceh sendiri, nan merupakan salah satu wilayah terparah nan terkena akibat tsunami, sekitar 500 ribu orang tak lagi memiliki rumah dampak tsunami di Indonesia ini.

Yang cukup memprihatinkan ialah korban Tsunami Aceh sendiri disebabkan oleh gempa nan terjadi sekitar 160 kilometer di sebelah barat Aceh. Kedalaman gempa 10 kilometer. Beberapa penelitian masih belum sepakat dengan skala gempa. Namun, rata-rata menyebutkan gempa nan menyebabkan tsunami di Indonesia nan terjadi di Aceh, berukuran 9,2 hingga 9,3 skala Richter.



Tsunami di Indonesia – Tsunami di Negara Lain

Tsunami tak hanya melanda Indonesia saja. Banyak kawasan lain nan juga mengalami derita nan sama dampak bala alam ini. Misalnya, tsunami nan menyerang Lisbon atau Lisboa, nan merupakan ibukota Portugal. Tsunami Lisboa terjadi pada 1 November 1755. Terdapat lebih dari 60 ribu orang nan meninggal dampak peristiwa ini.

Jepang, nan merupakan negara paling sering terkena tsunami juga merasakan tsunami nan cukup fatal pada tahun 2011, tepatnya pada 11 Maret 2011. Terjadi gempa bumi nan berukuran 9 skala richter dan menyebabkan gelombang besar setinggi 10 meter. Gelombang tsunami Sendai 2011 ini menyebabkan 15000 orang meninggal, lebih dari 3 orang hilang, dan sekitar 26 ribu jiwa menderita cedera ringan dan serius.

Dari segi kerugian, Jepang mengalami rugi sebesar 14,5 hingga 34,6 miliar dolar. Bahkan, perdana menteri Jepang, Naoto Kan sempat menyatakan bahwa bala alam berupa tsunami Sendai 2011 ini merupakan hal nan terberat sekaligus masa-masa paling sulit bagi Jepang setelah perang global II.

Namun, kesigapan pemerintah dan kekompakan seluruh warga Jepang lambat laun mampu membangkitkan kembali negara tersebut dari keterpurukan. Sebuah hal nan dapat dijadikan contoh bagi seluruh bangsa Indonesia sebagai salah satu negara nan berpotensi terkena gempa bumi dan tsunami cukup besar.

Tsunami di Indonesia, cepat atau lambat niscaya terjadi lagi; semua tergantung kita dalam menyikapi bala alam ini.