Memahami Genre Lahar
Lahar ialah batuan cair nan keluar dari letusan gunung berapi. Hal ini sangat panas, suhu mencapai setinggi 1.300 sampai 2.000 derajat Fahrenheit (704-1093 derajat Celcius). Dalam letusan gunung berapi, lahar dalam bentuk cair. Ketika mengeras, membentuk batuan beku. Namun, dapat memakan waktu nan cukup lama buat mendinginkannya, dan akan bepergian dalam jeda nan jauh sebelum menjadi padat, di mana proses perjalanan itu di kenal sebagai Lahar dingin .
Batuan cair tak selalu disebut lahar. Sebelum gunung berapi meletus dan batuan cair masih underground, itu disebut magma. Selain menjadi sedikit lebih dingin, batuan cair tak berbeda secara dramatis setelah itu di atas tanah. Disparitas antara magma dan lahar pada dasarnya dibuat buat membuat klarifikasi keilmuan geologis lebih mudah buat dipahami dan dijelaskan.
Lahar bisa meletus ke ketinggian nan luar biasa, air mancur lahar bisa menembak hingga 2.000 kaki (609,6 meter) di atas gunung berapi. Seperti letusan itu sendiri, itu ialah gas nan menetapkan propulsions peledak seperti dalam gerakan. Seperti gelembung gas memperluas dan meledak di magma, itu naik ke permukaan dan dipaksa dan keluar dari gunung berapi. Lahar mengalir pada berbagai kecepatan, mulai dari sangat lambat buat nisbi cepat. Salah satu arus diukur tercepat mencapai sekitar 37 mil (59,5 kilometer) per jam.
Adapun Lahar dingin merupakan jenis ancaman bahaya sekunder dari bala letusan gunung berapi. Proses bala ini terjadi justru ketika fase letusan gunung berapi utama sudah berhenti. Meski demikian, ancaman dan akibat nan ditimbulkan tak kalah mengerikan dengan ancaman pada bala utama yakni semburan awan panas serta lahar panas.
Salah satu bukti ganasnya lahar dingin sudah ditunjukkan dengan terkuburnya candi Borobudur sebagai dampak letusan gunung Merapi kuno. Selain mengubur Candi terbesar tersebut, bala sekunder Merapi juga menyebabkan kerajaan Mataram Antik nan tadinya berpusat di Yogyakarta harus pindah.
Pada masa modern, Merapi kembali membuktikan bahwa semua kisah tentang akibat letusan Merapi nan dahsyat bukanlah imbasan jempol semata. Pasca letusan bulan November 2010, Merapi mulai menyebarkan lahar dinginnya ke berbagai daerah nan memiliki kaitan dengan genre sungai dari Merapi.
Sejak awal Desember 2010, genre lahar dingin Merapi mulai masuk ke berbagai wilayah di sekitar Merapi. Bahkan di genre Sungai Putih, genre lahar dingin Merapi ini menyebabkan putusnya puluhan jembatan nan menghubungkan beberapa desa. Selain itu, arus lalu lintas nan melintasi kawasan tersebut, nyaris lumpuh sebab jalan raya nan rusak dampak terjangan material vulkanik seperti batu raksasa dan juga pasir.
Bahaya Lahar Dingin
Tumpukan lahar dingin nan berisi material vulkanik, merupakan ancaman nan tak boleh dianggap remeh. Karena, apabila hujan turun di kawasan puncak gunung, akan berpotensi mengalirkan tumpukan material nan jumlahnya tak sedikit.
Hal ini harus diwaspadai sebab genre lahar dingin dapat membawa beberapa ancaman pada manusia. Ada beberapa alasan, mengapa manusia harus mewaspadai akan bahaya lahar dingin ini. di antaranya ialah :
- Lahar dingin memiliki daya terjang nan sangat kuat. Hal ini terbukti dengan robohnya beberapa jembatan nan terbuat dari pondasi beton nan mampu diruntuhkan oleh terjangan lahar dingin.
- Material vulkanik nan berukuran besar. Seperti batu dan juga pasir nan dapat menimbun apa saja nan dilewatinya.
- Lahar dingin dapat terjadi dalam jangka waktu nan lama, sebab tumpukan material nan hanyut menjadi lahar dingin tak terjadi dengan seketika. Namun berlangsung secara bertahap.
- Kawasan nan dapat dijangkau oleh arus lahar dingin, jaraknya dapat lebih jauh daripada jeda nan dapat dijangkau oleh awan panas atau lahar panas. Sehingga, bukan tak mungkin kawasan nan jauh dari sebuah gunung berapi dapat pula terkena akibat lahar dingin.
Sebagaimana pernah terjadi pada candi Borobudur nan memiliki jeda sekitar 30 kilometer dari puncak Merapi, namun masih dapat tertimbun oleh material letusan gunung Merapi tersebut.
Warna Lahar
Banyak orang tak menyadari bahwa lahar tak selalu merah. Hal ini bisa oranye terang, merah terang, merah gelap, atau merah kecoklatan, tergantung pada suhu. Pada terpanas nya, di atas sekitar 1.832 derajat Fahrenheit (1.000 derajat Celsius), itu ialah oranye cerah, sementara itu merah gelap pada suhu antara 1.472 dan 1.832 derajat Fahrenheit (800-1000 derajat Celcius).
Lahar berwarna merah gelap pada suhu antara 1202and 1.472 derajat Fahrenheit (650-800 derajat Celcius), dan merah kecoklatan pada suhu berkisar 932-1.202 derajat Fahrenheit (500 sampai 650 derajat Celcius). Dalam bentuk padat, lahar berwarna hitam.
Ada majemuk jenis lahar nan sedikit berbeda. Setiap diklasifikasikan berdasarkan kandungan silika nya. Jenis-jenis lahar nan basal, andesit, dasit, dan riolit. Basalt memiliki kandungan silika terendah, sementara riolit memiliki tertinggi. Isi silika mempengaruhi bagaimana lahar mengalir. Misalnya, lahar basaltik diberikan kepada luas, arus tipis, riolit lebih kaku dan mengalir pada kecepatan nan lebih lambat.
Sebuah genre lahar ialah hasil dari letusan gunung berapi, nan disebabkan oleh naiknya magma ke permukaan bumi. Magma disebut lahar setelah muncul dari kerak bumi. Genre lahar aktif bisa melebihi suhu 1.300 ° Fahrenheit (700 derajat Celsius) dan sangat merusak.
Memahami Genre Lahar
Kerusakan properti dampak genre lahar tak jarang, sebab lahar membakar atau mendorong menyisihkan segala sesuatu di jalan. Namun, orang dan hewan biasanya bisa melarikan diri, seperti nan bergerak lahar pada kecepatan lambat.
Sebuah genre lahar mafik cenderung bergerak lembut dan memiliki beberapa bentuk lain, sebab komponen utamanya ialah basalt, bukan silikat peledak lainnya. Sebuah genre lahar mafik juga cenderung viskositas rendah, dan genre mafik tipis dan sangat merata sebagai hasilnya.
Aliran lahar mafik nan paling sering ditemukan di lingkungan lingkungan bahari atau sekitar zona subduksi dari lempeng samudera, dan lahar bantal sebagian besar terbentuk dari genre lahar mafik. Lahar bantal nan terbentuk ketika genre lahar muncul bawah air, membentuk kerak instan nan kemudian meledak oleh lahar baru, sehingga pembentukan umbi kecil nan menyerupai bantal.
Sebuah genre lahar andesitik menengah atau memiliki jumlah nan lebih tinggi silika dan sering terjadi di dekat batas lempeng. Genre lahar Menengah jauh lebih eksplosif, sebab persentase nan lebih tinggi dari silikat nan berhubungan dengan mereka. Genre lahar aktif cenderung buat mengambil bentuk nan sangat cair, dan munculnya kristal unik nan disebut phenocrysts dalam genre lahar nan tak biasa.
Aliran lahar felsic sangat kental dan sangat eksplosif. Sebuah genre lahar felsic biasanya terjadi ketika hot spot di kerak benua meletus, membawa partikulat dan silikat ke permukaan tanah. Lahar felsic cenderung lengket daripada jenis lainnya dan sering mengandung aluminium, kalium, natrium, dan kalsium, membentuk felspar dan kuarsa.
Selain lahar bantal, genre lahar juga dapat mengambil bentuk kasar cindery ditandai dengan potongan bahan pembentuk di atas permukaannya.
Sebuah genre lahar a'a mudah terlihat oleh satelit radar sebab permukaan kasar nan mencerminkan baik. Berjalan di genre lahar dingin tampak menantang sebab permukaan kasar dan rusak, namun berjalan di genre lahar nan masih menyimpan panas itu umumnya tak disarankan.