Banjir di Indonesia - Terjadi sebab Manajemen Lingkungan nan Buruk
Ada beberapa penyebab banjir di Indonesia, seperti faktor cuaca ekstrim dan perubahan iklim atau faktor geografis lokasi banjir. Namun, banjir di Indonesia lebih sering terjadi sebab manajemen lingkungan nan jelek dan kelalaian manusia.
Banjir di Indonesia - Terjadi sebab Manajemen Lingkungan nan Buruk
Banjir di Indonesia banyak disebabkan oleh manajemen lingkungan nan buruk. Tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta nan kerap menjadi daerah rawan banjir, kota-kota atau daerah lain di Indonesia pun ternyata seringkali terkena bala banjir dampak pengelolaan lingkungan nan buruk.
Banjir di Indonesia seringkali berwujud banjir bandang. Pada bulan Maret 2011, terjadi banjir bandang di Tangse, Pidie, serta Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Terdapat tiga desa nan paling parah terkena banjir bandang, yaitu Desa Rantau Panjang 1, Desa Rantau Panjang, dan Desa Blang Panda. Selain tiga desa tersebut, masih ada 9 desa lain nan terkena banjir bandang tapi tak terlalu parah. Banjir bandang di Tangse menyebabkan sedikitnya 21 orang meninggal, 102 rumah hancur, dan ribuan orang harus mengungsi.
Penyebab banjir bandang ialah pembalakan liar di kawasan hutan Tangse. Hujan deras selama empat hari sebelum bala telah memicu terjadinya banjir bandang. Konklusi ini salah satunya berdasar fakta di lokasi bala dimana puluhan ribu meter kayu gelondongan berserakan di sepanjang genre banjir. Pada ujung kayu terlihat bekas gergaji. Di kawasan Hutan Gunung Halimon di dekat Tangse nan termasuk dalam Pegunungan Bukit Barisan terdapat pembabatan hutan nan dilakukan begitu terang-terangan.
Di sepanjang genre Sungai Tangse nan dahulu merupakan hutan lebat, telah beralih menjadi huma kopi dan kakao. Terkadang aparat kepolisian melakukan razia dan operasai penertiban, namun tetap saja pembalakan liar terus terjadi.