Berita Bala Alam Seputar Salju Longsor di Berbagai Negara

Berita Bala Alam Seputar Salju Longsor di Berbagai Negara

Apakah Anda pernah mengetahui warta bala alam salju longsor? Ya, kedengarannya memang tampak asing di telinga kita. Mungkin juga terdengar agak unik sebab di Indonesia tak ada musim salju. Kasus-kasus bala alam seperti ini hanya terjadi di negara-negara nan beriklim salju.

Melihat orang nan sedang bermain sky di negara-negara bagian Eropa sungguh sangat asyik bukan? Sehingga kadang timbul keinginan kita buat bermain sky seperti mereka. Betapa serunya membayangkan ketika kita sedang meluncur di atas papan dari puncak bukit. Kemudian mengikuti jalan berkelok-kelok nan dipenuhi salju.

Namun, bayangkan jika salju salju-salju nan tenang itu tiba-tiba meluncur kencang dengan kekuatan nan sangat dahsyat. Manusia pun tak sanggup buat melarikan diri ketika salju menghantam mereka dengan kecepatan tinggi.

Salju nan tadinya bersahabat berubah dengan cepat menjadi malapetaka bagi orang-orang di sekitarnya. Hantaman salju nan tajam itu pun tak sedikit menelan korban jiwa. Tak ada manusia nan bisa bertahan dengan dinginnya salju nan menusuk hingga ke tulang. Artikel ini akan membahas seputar berita bala alam salju longsor nan kerap terjadi di pegunungan es.



Berita Bala Alam – Ciri Salju Longsor

Sebelum membahas tentang warta bala alam salju longsor, akan lebih baik jika kita tahu asal usul salju longsor tersebut. Salju longsor merupakan kumpulan es atau salju nan tiba-tiba runtuh dari puncak gunung dengan ketinggian tertentu.

Kumpulan salju dalam jumlah banyak itu bergerak melewati lereng gunung dan langsung menerjang serta mengubur benda apa pun nan dilewatinya. Salju longsor biasanya meluncur dengan tekanan nan sangat kuat. Pohon- pohon, batu besar, kendaraan, hingga bangunan- bangunan kohoh pun terhempas ke loka nan lebih jauh.

Hujan salju turun dari awan pada saat suhu rendah, kemudian mengalami pembekuan air di lapisan atmosfer. Lalu butiran-butiran salju pun turun ke seluruh permukaan wilayah nan sedang mengalami musim salju. Butiran-butiran salju nan tadinya sedikit lama-lama menjadi tumpukan salju nan besar. Salju longsor memiliki diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.

Tetapi, tiga nan paling sering terjadi di antaranya longsor lemping, longsor lemping kering, dan longsor lemping basah. Longsor lemping ialah longsor nan terjadi pada saat tumpukan salju nan berukuran tebal patah, kemudian membentuk lemping nan tajam dan bergerak cepat ke daratan rendah.

Longsor lemping basah, yaitu ketika salju nan turun lebih lambat sebab permukaannya lebih basah dan berat. Sedangkan longsor lemping kering ialah pada saat salju turun lebih cepat sebab bila pemukaannya kering, salju akan terasa ringan.



Berita Bala Alam Seputar Salju Longsor di Berbagai Negara

Bencana alam salju longsor sudah banyak terjadi di negara-negara nan memiliki musim salju. Dari sekian banyak warta bala alam salju longsor, dua di antaranya ialah salju longsor di Austria dan salju longsor di Nepal.



Berita Bala Alam Seputar Salju - Salju Longsor di Austria

Peristiwa salju longsor terjadi pada tanggal 23 Februari 1999 di Desa Galtuer, Austria. Berita bala alam ini sontak mencengangkan penduduk sekitar kaki gunung tersebut. Saat itu salju turun dengan lebat hingga membuat Desa Galtuer tidak dapat terdeteksi oleh daerah sekitarnya.

Di daerah Austria bagian barat, puluhan ribu orang terjebak di dalam penginapan daerah pegunungan. Mereka tidak dapat keluar sebab terhadang oleh salju setinggi 4 meter. Kondisi cuaca pada waktu kejadian sangatlah ekstrem.

Hembusan angin nan kencang dengan kecepatan 90 km/jam membawa salju dalam jumlah nan tak sedikit dan mengakibatkan badai salju. Hal itu menyebabkan salju nan menumpuk jadi tak stabil. Lama-kelamaan salju nan tak stabil itu menjadi sangat berat sehingga salju pun tak bisa tertahan.

Akhirnya, longsoran salju dalam skala besar meluncur dengan kecepatan 290 km/jam. Salju longsor tersebut hanya butuh waktu 50 detik buat mencapai kaki gunung. Longsoran salju pun dengan cepat menghantam rumah-rumah penduduk.

Ketinggian salju longsor kira-kira 100 m dengan lebar 500m. Bala alam salju longsor menyapu dengan kekuatan nan sangat dahsyat. Bala ini mengakibatkan beberapa rumah penduduk bagian atasnya terbelah, mobil-mobil terlempar jauh, serta sebagian rumah lain terkubur oleh salju.

Puluhan orang terperangkap dalam rumah masing-masing. Desa Galtuer berada di bawah lereng gunung salju nan sangat curam. Hal tersebut membuktikan bahwa di wilayah itu sering terjadi bala alam salju longsor.

Menurut catatan berita, longsor salju paling parah terjadi pada tahun 1689 nan menewaskan sekitar 250 penduduk desa. Pada tahun 1999, salju longsor mengakibatkan 31 nyawa melayang.

Salah seorang saksi mata Franz Wenko berkata," Kami sedang minum-minum anggur, ketika longsor terjadi. Listrik padam. Saat itu gelap gulita, nan terlihat hanya debu dan salju. Kami berusaha keluar secepat mungkin". Tim pengungsian pun sangat sulit buat melakukan penyelamatan sebab salju nan tertimbun sudah mulai keras.

Mereka takut bila terlalu lama di dalam rumah nan beku tersebut, orang-orang nan ada di dalamnya kemungkinan terkena penyakit hipotermia serta kehabisan oksigen. Tim pengungsian sukses menyelamatkan 20 orang nan mengalami luka parah. Salju longsor ini telah menewaskan 31 nyawa manusia, puluhan bangunan rusak.

Para korban luka dibawa oleh helikopter buat langsung dilarikan ke rumah sakit. Selain itu, helikopter juga menurunkan bahan makanan pokok buat orang-orang nan masih bertahan dalam rumah mereka.

Sebagian turis mancanegara mengalami syok dan trauma. Para turis tersebut dipulangkan ke negara asal mereka menggunakan kereta. Saat ini, Desa Galtuer mempunyai tembok nan bisa menahan hantaman salju longsor. Di daerah puncak gunung pun diberi pagar baja nan kokoh agar salju longsor tidak bisa runtuh ke wilayah kaki gunung. Rumah-rumah penduduk pun dibangun dengan beton kuat supaya tahan terhadap agresi salju longsor.



Berita Bala Alam Seputar Salju - Salju Longsor di Nepal

Bencana alam nan terjadi pada tanggal 20 Oktober 2005 ini terjadi di wilayah Gunung Kanguru, Nepal. Puncak pegunungan tersebut merupakan salah satu puncak paling tinggi di Pegunungan Himalaya. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi para pendaki gunung nan ingin berpetualang.

Tak banyak nan tahu persis tentang keadaan gunung tersebut sebab letaknya di daerah nan terpencil. Warta bala alam nan dikabarkan memberikan informasi tentang hilangnya para pendaki gunung es nan sudah berpengalaman.

Mereka terperangkap dalam badai salju nan mengerikan. Ketinggian Gunung Kanguru mencapai 6.981 m. Pimpinan pendaki gunung dari Perancis itu bernama Daniel Stolzenberg. Ia bersama tujuh orang pendaki gunung lainnya memang sudah sangat berpengalaman buat menaklukan rangkaian puncak gunung.

Namun, saat itu kondisi buruknya cuaca tiba-tiba mengganggu perjalanan para pendaki gunung tersebut. Badai salju nan sangat besar menghantam Gunung Kanguru. Perkemahan para pendaki gunung terletak di lereng nan sangat curam.

Saat itu, tiba-tiba longsoran salju dalam jumlah besar runtuh menimpa perkemahan mereka. Salju longsor menghantam daerah itu mengakibatkan 7 orang pendaki gunung serta 11 pendamping pendaki tertimbun di dalam salju.

Tim pengungsian bala alam mengalami kesulitan sebab salju sangat tebal dan keras. Sulit buat menerobos wilayah gunung itu. Korban selamat dari kejadian itu ialah empat orang kuli angkut nan membantu para pendaki gunung. Namun, para pendaki gunung dan pendamping pendaki naas seluruhnya dinyatakan tewas.

Tim pengungsian akhirnya menemukan jenazah korban tewas tujuh bulan kemudian setelah salju mencair. Menurut kesaksian salah seorang korban selamat, ia mengingat ketika ada suara ledakan dahsyat nan diikuti dengan hembusan angin nan mengerikan.

Tiba-tiba ia sadar dan sudah berada jauh dari kemah tersebut. Para korban nan selamat beruntung sebab kemah mereka agak ke bawah jadi bisa langsung bergegas melarikan diri. Namun tragis, pendaki gunung tak bisa terselamatkan.

Dari dua warta bala alam tersebut, hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi semua orang. Salju nan terlihat tenang tiba-tiba bisa menghancurkan kehidupan di sekilingnya. Semoga warta bala alam ini akan meningkatkan taraf kewaspadaan kita.