Penyebab Tsunami- Gunung Berapi
Anda niscaya pernah mendengar Tsunami, bukan? Tepat, tsunami merupakan salah satu bala alam nan sering terjadi di Indonesia. Perlu kamu ketahui, bahwa keberadaan pulau-pulau nan dikelilingi bahari membuka peluang nan semakin besar bagi terjadinya tsunami. Tahukah Anda karakteristik tsunami bakal terjadi? Nah, apabila air bahari terpengaruh sehingga menyebabkan naiknya gelombang bahari diluar batas normal, maka bala tsunami bisa terjadi. Oleh sebab itu ada baiknya masyarakat lebih mengenal penyebab tsunami, plus dengan ciri-cirinya juga.
Penyebab Tsunami- Benda Langit
Ingat ya, tsunami tak pernah terjadi di daratan. Ia ialah peristiwa nan hanya terjadi di lautan. Penyebab tsunami secara generik dibagi dua, yaitu penyebab nan berasal dari dalam bahari maupun penyebab nan berasal dari atas atau luar laut.
Yuk, kita bahasa penyebab tsunami nan berasal dari atas. Umumnya, para pakar menyebutkan bahwa penyebab tsunami dari atas ialah berupa hempasan meteor atau benda langit nan jatuh dan masuk ke bahari dengan taraf benturan nan keras sehingga menimbulkan gelombang besar.
Sekecil apapun ukuran meteor namun sebab kecepatannya nan tinggi akan menimbulkan benturan nan kuat sehingga menghasilkan energi nan cukup besar pula bagi terjadinya gelombang. Wow, luar biasa sekali, bukan? Meski kecil tapi tetap memberikan akibat nan mengerikan. Namun jangan takut dan cemas, penyebab tsunami nan diakibatkan oleh jatuhnya benda angkasa atau meteor sangat sporadis terjadi.
Tak salah jika Anda menyimpulkan sejak dini bahwa penyebab tsunami nan paling sering terjadi berasal dari akfititas di dasar bahari nan memunculkan gangguan terhadap kondisi air laut. Pemahaman Anda sahih sekali. Yuk, kita bincang sama-sama penyebab nan bersumber dari aktivitas di dasar bahari nan meliputi hal-hal sebagai berikut:
Penyebab Tsunami- Gempa Bumi
Apakah Anda pernah mendengar istilah gempa tektonik? Jika belum tau dan ingin tahu, ini dia dijelaskan tentang gempa tektonik. Rendezvous antar lempeng kerak bumi bisa menimbulkan goncangan nan dinamakan gempa tektonik. Kalau gempa ini terjadi di dasar laut, maka bisa menimbulkan gangguan terhadap kondisi keseimbangan dari air laut. Lantas, apakah langsung menjadi penyebab terjadinya tsunami?
Hmm… Anda sabar dulu ya. Semuanya bakal dikupas kok. Gempa tektonik memang dapat menjadi awal terjadinya tsunami. Bagaimana terjadinya? Seperti ini
Proses selanjutnya akan diikuti dengan upaya air bahari buat kembali pada kondisi keseimbangan tersebut mengikuti gravitasi. Gerakan ini bisa menyebabkan terjadinya energi nan mendorong gelombang bahari naik secara vertical dan memunculkan tsunami.
Selain itu, lempeng-lempeng kerak bumi biasanya melakukan gerakan pergeseran dalam rentang waktu tertentu. Bila lempeng bumi bergerak secara vertikal dan berada di dasar laut, maka air bahari akan mengalami gerakan turun ke bawah maupun ke atas mengikuti pergeseran lempeng bumi.
Besarnya tekanan nan ditimbulkan dampak gerakan naik turun ini bisa menghasilkan tenaga nan akan mendorong terjadinya gelombang dan bisa menjadi penyebab tsunami.
Nah, sudah pahamkan mengapa gempa tektonik diklaim sebagai penyebab tsunami. Bila diingat-ingat, tsunami nan terjadi di aceh seperti ini juga, bukan? Air bahari mengalama gerakan turun kebawah, lalu tiba-tiba mendadak tinggi. Jika Anda kurang yakin, silahkan di cek di Youtube bagaimana proses terjadinya tsunami di Aceh. Sungguh menakutkan.
Penyebab Tsunami- Gunung Berapi
Bro and sis Ahira, penyebab tsunami tidak hanya benda langit dan gempa bumi saja, lho. Masih ada satu lagi. Apa itu? Sabar. Tak usah buru-buru, sebab Anda bakal mengetahuinya kok.
Gelombang tsunami juga bisa terjadi dampak aktifitas gunung berapi nan berada di dasar laut. Aktifitas ini dapat sebagai dampak dari pergeseran lempeng bumi sehingga menyebabkan guguran lava maupun batuan gunung. Lalu, apa nan terjadi selanjutnya?
Bila guguran lava ini terjadi dalam volume nan cukup besar, maka bisa menyebabkan terganggunya kondisi air laut. Air bahari nan terdesak bisa mendorong dan memunculkan terjadinya gelombang besar tsunami.
Aktifitas gunung berapi lainnya juga dapat menimbulkan gangguan terhadap kondisi air laut. Di antaranya aktifitas magma nan menyebabkan terjadinya erupsi maupun berupa letusan gunung seperti terjadi pada letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 nan menjadi penyebab tsunami besar dan mengakibatkan tidak kurang dari 36 ribu orang meninggal dunia.
So. Setelah mempelajari penyebab tsunami dalam tinjuan disiplin ilmu geografi, kini saatnya untuk kita nan memahami bahwa semuanya terjadi tidak terlepas dari adanya pergeseran alam. Karena itu, tidak pantas menimbulkan cacat jelek ketika terjadi tsunami.
Tsunami Aceh dan Propaganda Amerika
Pasca terjadinya tsunami di Aceh, ada nan menilainya bahwa hal tersebut ialah propaganda Amerika. Amerika mencoba membuat kerusuhan dengan menggunakan senjata jenis HAARP (High Altitude Atmospheric Reseach Project). Senjata ini kabarnya memiliki kekuatan 9 megaton nan bisa ditempatkan seperti mirip diving chamber. Ia dikabarnya dapat menjadi penyebab bala terjadinya gempa.
Senjata tersebut pernah digunaka pada tahun 1937 oleh Amerika. Ia dijadikan sampel penelitian nan membuktikan bahwa senjata tersebut bisa memunculkan frekuensi tinggi hingga dapat menimbulkan badai dan gempa tektonik.
Oleh orang nan menyatakan bahwa Tsunami di Aceh ialah propaganda Amerika dengan menyatakan bahwa NOAA (National Oceanin and Atmospheric Administration) telah merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, sehingga tidak terdeteksi pada peringatan di 'seismograf' di Indonesia maupun India.
Sungguh tidak ada nan dapat memastikan penyebab terjadinya tsunami Aceh. Apakah sahih tsunami tersebut propaganda Amerika ataukah tidak. Sekiranya pun mereka mampu melakukan hal tersebut dengan memperkuat isu pemanasan global, tetap saja kejahatan mereka bakal memiliki imbas.
Pasalnya, dengan memanfaatkan senjata HAARP membuat banyak korban jiwa. Tentu saja, orang nan mati dampak senjata tersebut tidak pernah memiliki dendam dengan Amerika. Maka jika pun sahih isu tersebut tidak bakal lama Amerika akan menerima akibatnya.
Namun sebagai manusia nan tidak paham dengan senjata HAARP tersebut lebih baik menilainya sebagai bencana. Pasalnya, berpikir negatif bukanlah suatu hal nan baik. Ia dapat menjadi pemicu terjadinya peperangan. Alangkah lebih baiknya menilai apa penyebab terjadinya secara keilmuan sembari memahami hikmahnya.
Sungguh, kedua cara tersebut ialah cara nan tepat. Kita tidak menilai Amerika dengan buruk. Pasalnya, jika sudah sejak awal memiliki cacat negatif maka akan muncul pikiran-pikiran negatif seterusnya. Pikiran-pikiran negatif tersebut nan dapat menghambat rasa kebersamaan atau keinginan kerjasama nan ingin dijalin.
Tsunami Mengundang Hikmah
Ada baiknya dibalik penyebab terjadinya Tsunami, kita merenungkan bahwa ada kuasa di atas kuasa manusia. Sekiranya pun Amerika melakukannya, namun jika tak sinkron dengan kehendak Ilahi tidak akan mungkin terjadi. Pastinya, melihat bala besar tersebut kita mesti mengingatkan, apa misteri nan ingin didatangkan Tuhan?
Coba sobat Ahira perhatikan, dari setiap bala nan ada, maka akan ditemukan majemuk manfaat. Pasca Tsunami di Aceh terjadi, cukup banyak wisatawan nan berkunjung kesana. Awalnya, sangat sporadis wisatawan ingin mengujunginya. Semuanya takut dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Namun nyatanya, hampir setiap minggu ada saja wisatawan nan berkunjung ke sana.
Bukankah ini memberikan kegunaan positif bagi propinsi Aceh. Pasalnya, wisatawan nan datang tentunya membawa pendapatan. Dengan mengunjungi museum tsunami, mengunjungi kapal nan terdampar di darat dan di atas rumah penduduk, sungguh telah menjadi pendapat baru bagi propinsi Serambi Mekah.
Banyak lagi kegunaan nan didapat pasca terjadi tsunami di Aceh. Sehingga menjadi pelajaran krusial bahwa musibah nan dihadirkan Tuhan tidak selamanya menunjukkan kemarahan Tuhan kepada manusia. Tapi dapat jadi bagian dari skenario Tuhan buat memberikan nan baru bagi masyarakat nan ditimpa musibah.
Oleh karena, bijak dalam menilai musibah nan dihadirkan Tuhan ialah lebih baik dari pada menduga-duga nan belum pasti. Pasalnya, dugaan jelek dapat mempengaruhi pikiran kita buat selalu buruk. Cobalah dinilai dengan positif, maka pikiran kita pun menjadi positif.
Walhasil, sahih atau tidak, Amerika melakukan kejahatan dengan senjata HAARP nan niscaya penyebab tsunami menurut disiplin ilmu geografi berada pada tiga posisi. Yaitu, benda langit, gempa bumi dan gunung merapi. Untuk nan awam, lebih baik meyakini penyebabnya melalui ketiga hal ini saja. Semoga tidak ada pikiran negatif kala munculnya tsunami. Yakinlah, Tuhan selalu punya planning baik di balik musibah nan dihadirkannya.