Gunung Semeru Meletus - Letusan Semeru Paling Berbahaya
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru meletus sudah bebepa kali. Beberapa gunung berapi di Indonesia pun mulai menandakan gejala akan meletus. Setelah letusan Merapi nan memakan banyak korban jiwa, kini gunung-gunung lain pun sepertinya tak mau ketinggalan. Menurut Kepala Subbagian Pengamatan Gunung Barah Pusat Vulkanologi Mitigasi Bala dan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Agus Budianto, terdapat delapan gunung nan kini berada dalam status waspada.
Delapan gunung nan dimaksud ialah gunung Semeru (Jawa Timur), gunung Bromo (Jawa Timur), gunung Dieng (Jawa Tengah), gunung Talang Sumatra Barat), gunung Anak Krakatau (Lampung), gunung Sinabung (Sumut), gunung Slamet (Jawa Tengah), gunung Papandayan (Jawa barat). Dari delapan gunung berapi aktif, mungkin Semeru nan saat ini paling mendapat perhatian.
Kapan Gunung Semeru Meletus?
eski tak ada nan tahu kapan pastinya Gunung Semeru meletus , namun masyakat perlu mempersiapkan diri sejak diturunkannya status waspada. Apalagi, aktivitas Semeru terus meningkat. Selain mengeluarkan lava pijar, di puncak Semeru juga terjadi sebanyak 50 kali gempa hembusan, 35 kali gempa tremor, dan satu kali gempa tektonik. Aktivitas nan sama juga terjadi pada gunung Anak Krakatau nan setiap lima menit terjadi kegempaan. Sehingga dalam sehari total aktivitas kegempaan nan terjadi berkisar 722 kali.
Letusan Gunung Semeru lebih berbahaya dibanding tiga gunung lainnya di Jawa Timur, jika saat meletus dibarengi hujan deras. Karena ketika terjadi hujan deras, risiko terjadinya banjir lahar akan meningkat. Saat ini, hujan seringkali mengguyur kawasan itu, di saat tinggi kubah Lava baru mencapai 500 meter. Dikhawatirkan jika saat terjadi letusan sedang terjadi hujan deras, maka genre lahar akan melalui lembah sungai nan ada di sekitar gunung tersebut.
Penduduk diharap waspada terhadap gejala letusan gunung. Masyarakat pegunungan juga seharusnya sudah "pandai" mempersiapkan diri ketika terjadi letusan, mengingat ini bukan kali pertama mereka menghadapi letusan gunung Semeru.
Gunung Semeru Meletus pada 2011
Pada 2011 lalu, Gunung Semeru meletus buat ke sekian kalinya. Gunung Semeru nan berada di daerah Lumajang, Jawa Timur, sempat mengeluarkan letusan dahsyat sampai terdengar dalam radius 12 kilometer. Dampak letusan ini, warga di sekitar Kecamatan Pronojiwo lari berhamburan keluar rumah buat mengetahui sumber letusan.
Berdasarkan informasi nan diperoleh dari penduduk sekitar, letusan gunung ini cukup besar dan puncak Gunung Semeru terlihat sangat jelas mengeluarkan kepulan asap membumbung tinggi. Hal ini membuat warga di sekitarnya berlarian ke luar rumah karena letusan diiringi dengan terjadinya gempa.
Letusan Gunung Semeru ini tepatnya berlangsung pada Sabtu malam pukul 23.55 WIB tanggal 2 Juli 2011. Pada waktu itu, letusannya membuat warga di Desa Tempungsari nan sedang terlelap tidur kaget dan terbangun. Tapi, suara letusan nan diikuti oleh terjadinya gempa ini tidak sampai merusak rumah warga. Gempa nan terjadi sekitar dua menit tersebut memang sempat membuat raumah penduduk bergetar kencang, tetapi tidak sampai mengakibatkan kerusakan.
Sebagai informasi tambahan, letusan besar Gunung Semeru sebelumnya juga pernah terjadi, yaitu pada bulan Juni 2011. Letusan ini juga dirasakan oleh warga di Kecamatan Pronowijo dan Candipuro. Sementara itu, letusan dan gempa vulkanik dari gunung paling tinggi di Jawa ini tak dirasakan oleh masyarakat Kota Lumajang.
Letusan Mencapai 700 Meter
Bergemuruhnya suara letusan Gunung Semeru pada 2011 lalu sempat membuat anggota SAR Kota Lumajang sibuk. Pada awalnya, ada seorang warga nan melapor ke anggota SAR tentang meletusnya Gunung Semeru nan mengeluarkan kepulan asap cukup tinggi. Hal nan sama pun diungkapkan oleh petugas pengamatan Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro. Petugas tersebut membenarkan terjadinya letusan besar di puncak Gunung Semeru nan mencapai ketinggian 700 meter.
Hembusan Asap Keluar 24 Kali
Hembusan asap dampak letusan Semeru tidak hanya membumbung tinggi. Intensitasnya pun cukup sering. Ya, dalam waktu setiap 30 menit sekali, gunung paling tinggi di Pulau Jawa ini mengeluarkan asap dan menimbulkan bunyi gemuruh nan cukup keras sampai terdengar puluhan kilometer.
Akibatnya, warga nan tinggal di sekitar lereng gunung tidak diperbolehkan mendekati Semeru dalam radius 7 kilometer. Hal ini diberlakukan buat mengantisipasi terjadinya letusan susulan nan lebih besar lagi. Selain itu, asap dari kaldera Gunung Semeru nan banyak mengandung belerang membahayakan warga sebab bisa mengakibatkan penyakit pernafasan.
Pada waktu itu, letusan dari gunung ini telah berlangsung selama seminggu. Tak hanya itu, berdasarkan informasi dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Barah (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Gunung Semeru nan tingginya 3.676 meter dari permukaan bahari ini mengeluarkan asap tebal sebanyak 24 kali dan dua kali gempa tremor.
Gunung Semeru Meletus - Letusan Semeru Paling Berbahaya
Gunung Semeru dianggap paling berbahaya jika sampai meletus. Dibandingkan gunung lainnya di Jawa Timur seperti Gunung Bromo, Gunung Kelud, dan Gunung Ijen, letusan Gunung Semeru di wilayah Lumajang diperkirakan akan memberi imbas lebih dahsyat jika diikuti dengan hujan deras.
Hal ini sinkron prediksi nan diberikan oleh ahli kebencanaan Institus Teknologi Sepuluh November. Menurutnya, letusan Gunung Semeru sebenarnya sama seperti Merapi. Tapi, keadaan cuaca nan cenderung sering hujan bisa menyebabkan akibat lebih dahsyat. Bahkan, bisa mengakibatkan banjir lahar. Ya, letusan Semeru akan menyebabkan banjir lahar jika disertai dengan hujan deras.
Akibat nan ditimbulkan ialah genre lahar ini diperkirakan akan melalui lembah sungai sekitar Gunung Semeru, baik itu sungai nan mengalir ke Jember ataupun ke Situbondo, bergantung arah materialnya. Walaupun begitu, arah lahar selama ini cenderung menuju ke sungai nan mengalir ke arah bagian selatan, yaitu Jember.
Sementara itu, sejumlah indikasi nan harus diwaspadai warga ialah jika adanya bau belerang menyengat di perkampungan warga. Selain itu, jika akan terjadi letusan, hewan-hewan di lereng gunung akan berlariian turun ke kaki gunung. Hal nan dianggap paling berbahaya ialah jika letusan ini berlangsung pada malam hari. Oleh karena itulah, para penduduk pun harus peduli dengan perkembangan gunung, terlebih jika telah mencapai status "waspada".
Untuk mengantisipasi hal tersebut, warga sekitar Semeru dan sekitar sungai diharapkan membuat kelompok-kelompok siaga bencana. Sudah seharusnya penduduk sekitar Gunung Semeru tanggap jika terjadi peristiwa aneh atau tanda-tanda bala nan datang tiba-tiba.
Para penduduk minimal telah menyiapkan koper, membereskan pakaian, surat-surat berharga, dan perlengkapan pribadi lainnya. Jika sudah memasuki status waspada atau meningkat menjadi awas, penduduk tersebut harus mempersiapkan diri sungguh-sungguh demi keamanan dan keselamatan.
Selain kabar tentang letusan Gunung Semeru, Gunung Bromo juga sedang berada dalam status waspada, meskipun kabarnya pada Jumat, 3 Desember 2010, aktivitasnya mulai menurun. Gunung lainnya, yaitu Gunung Ijen nan berada di antara Kabupaten Banyuwangi dan bagian selatan Situbondo pun dalam keadaan tak diam. Gunung ini berpotensi menyemburkan asam sulfat sangat pekat jika mengalami kebocoran. Sementara itu, Gunung Kelud diperkirakan mempunyai kurun waktu letusan sekitar 15 tahun sekali.
Itulah ulasan seputar informasi Gunung Semeru Meletus. Jadi, waspadalah!