Tanda-Tanda Kebesaran Allah- Lautan

Tanda-Tanda Kebesaran Allah- Lautan

Banyak manusia nan kurang meyakini akan ke-Mahapenguasaan Allah? Jika pun percaya, mereka menilai apa nan diciptakan Allah biasa-biasa saja. Padahal, ia sendii tidak mampu menciptakan seperti apa nan diciptakan Allah.

Maka layak buat diajukan kepadanya, tahukah Anda bagaimana langit dan bumi diciptakan Allah? Karena Penciptaan langit dan bumi ialah bukti kebesaran Allah . Hal ini sinkron dengan firman Allah nan artinya:

" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, perahu nan berlayar di bahari membawa apa nan berguna bagi manusia dan apa nan Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi setelah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan nan dikendalikan di antara langit dan bumi. Sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum nan berakal. "

Akal ialah suatu karunia dan nikmat nan diberikan Allah kepada manusia. Salah satu fungsi primer akal ialah memikirkan, merenungi, dan memahami ayat-ayat Allah dengan tujuan buat mengenal kebesaran Allah. Dari kebesaran-Nya tersebut nantinya bakal mengenal Allah Swt.

Alangkah celakanya seseorang jika tak menggunakan akalnya buat mendapatkan hidayah-Nya. Hal ini dapat terjadi sebab kesombongan manusia buat mengakui kekuasaan atau kebesaran Allah. Sebaliknya, alangkah beruntungnya seseorang nan menggunakan akalnya buat menggapai hidayah, nikmat, dan iman kepada Allah. Sikap ini bisa dicapai dengan cara memperhatikan dan memahami ayat-ayat Allah nan tersebar luas di alam semesta.



Tanda-Tanda Kebesaran Allah- Penciptaan Langit

Langit merupakan kreasi Allah nan sangat indah. Setiap manusia nan suka memperhatikan langit, baik di malam hari maupun siang hari, niscaya akan merasakan ketakjuban luar biasa. Tidak hanya sebatas itu, manusia pun sudah menembus angkasa buat mengekplorasi bulan dan planet lainnya.

Itulah salah satu bukti kebesaran Allah dan itulah bukti bahwa Tuhan itu ada. Bahkan, seorang atheis pun akan merasakan getaran jiwa bahwa Tuhan itu ada sebab fitrah manusia diciptakan memang buat percaya akan adanya Tuhan.

Sebagai muslim, jangan pernah melupakan al-Qur'an saat melihat langit sebagai bukti kebesaran Allah. Ada banyak ayat Al-Qur'an nan menjelaskannya. Misalnya saja, firman Allah nan menyatakan bahwa menciptakan langit dan bumi lebih besar dari penciptaan manusia nan berjiwa. (QS. Al-Mu'min [40]: 57)

Tak hanya itu, Allah Swt. juga menjelaskan di dalam al-Qur'an bahwa awalnya langit dan bumi dahulunya satu seperti lembaran-lembaran kertas nan digulung, lalu dipisahkan Allah Swt. "Dan apakah orang-orang kafir tak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya... " (QS. Al-Anbiya' [21]: 30



Tanda-Tanda Kebesaran Allah- Penciptaan Bumi

Bumi dan segala keindahannya ini sangat kaya dengan ayat-ayat Allah nan begitu luar biasa. Bahkan, hingga saat ini, manusia belum mampu mengungkap semua tabir rahasia di bumi.

Lautan, gunung-gunung, samudera nan terbentang luas, gurun pasir, dan nan lainnya sangatlah berkesinambungan serta penuh hikmah dalam penciptaannya. Semua ini dicipatakan Allah buat manusia dan tak sepantasnya kita ingkar kepada-Nya.

Seperti halnya penciptaaan langit, maka ketika mengkaji penciptaan bumi buat mengenal kebesaran Allah jangan pernah lupa buat mengkajinya di dalam al-Quran juga. Ada delapan ayat nan terdapat di dalam al-Qur'an nan menggambarkan fungsi penciptaan bumi. Yaitu, surat thaha ayat 53, surat Al-Anbiya' ayat 31, surat luqman ayat 10, surat Faathir ayat 27 dan 28, surat An-Naba' 6-8, dan surat Ar-Ra'd ayat 3.

Choiruddin Hadiri dalam bukunya 'Klasifikasi Kandungan Al-Qur'an' menggabungkan ayat tersebut dengan kalimat nan menakjubkan. "Bumi ini kami lengkapi dengan jalan dan sungai sebagai petunjuk bagi manusia. Disebarkan dan diperkembangbiakkan di bumi ini segala jenis binatang dan tumbuhan nan beraneka ragam jenis rona dan rasa buahnya. Seperti itu juga binatang dan manuisa. Bumi sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak. Plus, manusia diciptakan berpasang-pasangan. Perhatikanlah!



Tanda-Tanda Kebesaran Allah- Lautan

Coba kita renungkan bagaimana Allah telah menundukkan lautan buat manusia dengan kapal? Dapatkah kita bayangkan bagaimana kapal-kapal mampu berlayar mengarungi lautan luas?

Ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa hal ini terjadi sebab adanya disparitas jenis air bahari dan kapal serta terciptanya ruang udara nan membuat kapal dapat mengapung. Walaupun begitu, ilmu pengetahuan hanya mengungkap tetapi tak menciptakan. Hal ini semakin mempertegas kekuasaan Allah dan kebesarannya.

Tak hanya itu, sebagai muslim kita pernah melihat kekuasan dan kebesaran-Nya dari peristiwa tsunami di Aceh. Itu juga menjadi pertanda, ketika kiamat tiba kondisi bahari lebih dahsyat dari tsunami nan terjadi di Aceh. Karena di dalam al-Qur'an dijelaskan ketika kiamat terjadi, maka lautan akan meluap (QS. At-Takwiir [81]: 6)



Tanda-Tanda Kebesaran Allah- Interaksi Angin dengan Air Hujan

Air hujan nan diturunkan ke bumi oleh Allah ialah nikmat nan tak terhingga. Walaupun manusia sudah mampu membuat hujan buatan, hujan alami ciptaan-Nya tetap tak bisa tergantikan.

Coba kita bayangkan jika suatu loka tak diguyur hujan dalam jangka waktu lama. Daerah itu niscaya akan kering kerontang. Saat loka ini diguyur hujan, maka tumbuhlah berbagai jenis tumbuhan.

Bila dikaji di dalam al-Qur'an, hujan dengan angin memiliki kerjasama nan baik. "Tidakkah kau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia juga menurukan butiran-butiran air dari langit. Yaitu, dari gumpalan-gumpalan awan seperti gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya butiran-butiran air tersebut kepada siapa saja Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa nan Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. An-Nur [24]: 43)



Tanda-Tanda Kebesaran Allah- Awan

Awan merupakan kenyataan unik dari sebuah proses terjadi dan turunnya hujan. Awan diciptakan buat melindungi manusia dari terik sinar matahari. Selain itu, awan akan menjadi dominan saat berlangsung musim hujan. Adanya sirkulasi musim dan cuaca ini, membuat ekuilibrium cuaca bumi akan terjaga.

Itulah beberapa tanda dan bukti kebesaran Allah. Artikel ini bertujuan mengajak kita semua buat kembali merenungkan ayat-ayat kekuasaan Allah dengan menggunakan akal nan sudah dikaruniakan-Nya.



Bacalah Selalu Surat At-Takwir dan al-Infithar!

Agar selalu bersinar saat melihat kebesaran Allah ialah dengan selalu membaca surat at-Takwir dan Al-Infithar. Kedua surat ini menunjukkan tentang penciptaan nan ada di langit dan di bumi. Dengan membaca dan memahami artinya akan membuat sobat Ahira akan paham betapa kerdilnya kita. Betapa sangat kecil dan tak apa-apanya. Maka sungguh tidak layak kita arogan dan melupakan Allah Swt.

Ayat demi ayat nan terkandun di dalam dua surat tersebut memang menceritakan tentang kiamat. Bagaimana kondisi benda-benda nan ada di langit dan di bumi nan merupakan kreasi Allah digambarkan jelas di dalam kedua surat tersebut. Maka membaca, merenungi dan mengkaji kedua surat tersebut akan membuat diri kita ingin selalu mendapatkan konservasi Allah SWT.

Paasalnya, tidak akan ada nan mampu menyelamatkan kita ketika hari kiamat terjadi, kecuali Allah Swt. Membaca kedua surat tersebut sungguh akan membuat kita takjub dengan Allah. Takjub meluluhlantahkan segala apa nan diciptakannya secara bersamaan. Sedangkan kita sendiri belum tahu apakah amal nan sudah dilakukan cukup buat menyelamatkan kita saat penghisaban amal nantinya?

Maka pantas jika Rasulullah Saw mengatakan, "Siapa nan membaca Idzasy-Syamsu Kuwwirat, Allah akan menutupi catatan amalnya kelak ketika dibuka." Di dalam hadis qudsi disebutkan, "Siapa nan ingin melihat-Ku di hari kiamat, bacalah Idzasy-Syamsu Kuwwirat."

Sedangkan tentang keistimewaan membaca surat al-Infithar, Rasulullah Saw. bersabda, "Siapa nan membaca surat al-Infithar, Allah akan memberikan kepadanya pahala sebanyak sapta setiap tetes air seratus kebajikan serta Allah akan memudahkan urusannya kelak pada hari Kiamat."

Dalam hadis nan lain, Rasulullah Saw. bersabda, "Siapa nan membaca surat al-Infithar dan membiasakannya dalam shalat fardhu dan sunnah, tak ada jeda antara dia dengan Allah dan tak ada alasan bagi Allah buat tak mengabulkan permintaannya. Ia akan selalu menatap Allah dan Allah pun selalu menatapnya hingga manusia nan terakhir selesao dihisab."

Hadis-hadis nan menjelaskan tentang keistimewaan membaca surat at-Takwir dan Al-Infithar tersebut bisa Anda baca di dalam kitab tafsir al-Kasysyaf karangan imam Zamakhsyari atau di dalam buku "Terapi Juz Amma" nan ditulis oleh Kholilul Rohim.



Tafsir Kisah Adam Bukti Kebesaran Allah

Salah satu tanda kebesaran Allah ialah peristiwa diturunkannya Adam ke dunia. Dalam Al-Quran, Kisah Adam dan Hawa dalam Alquran tersebar dalam enam surat, Qs. Al-Baqarah: ayat 30-38, Qs. Al-A'raaf: ayat 11-25, Qs. Al-Hijr: ayat 28-44, Qs. Al-Israa': ayat 61-65, Qs. Thaahaa: ayat 115-123, dan Qs. Shaad: ayat 71-85.

Tujuan penyebaran kisah Adam dan Hawa ini (tidak dalam satu surat utuh) ialah ajakan bagi muslim buat membaca kisah-kisah tersebut secara lebih terperinci dan menyeluruh. Misalnya, kisah peniupan Ruh Allah ke dalam Adam pada Qs. 15: 29 ialah klarifikasi krusial tentang alasan sesungguhnya mengapa malaikat diminta Allah buat bersujud pada Adam.

Kisah Adam dan Hawa dimulai dari penciptaan Adam oleh Allah. Penciptaan ini dikritik oleh malaikat dengan berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang nan akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" (Qs. 2: 30).

Sejak awal, Adam sudah diciptakan sebagai sosok ambigu. Bahkan, malaikat nan tercipta dari cahaya meragukan kedudukan Adam. Bagaimana mungkin Adam nan tercitra hanya tercipta dari tanah, dapat mengalahkan mereka?

Malaikat dan Iblis saat itu lupa bahwa Allah telah meniupkan ruh-Nya kepada Adam, seperti nan difirmankan Allah dalam Qs. 15 :29, "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud".

Untuk menyadarkan malaikat tentang kedudukan spesifik Adam, Allah meminta malaikat menyebut nama-nama benda dengan perintah tegas, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang sahih mahkluk (entitas) nan benar!" (Qs. 2: 31).

Malaikat tentu saja tak mengetahui nama-nama benda tersebut. Mereka berkata, "Maha Kudus Engkau, tak ada nan kami ketahui selain dari apa nan telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (Qs. 2: 32).

Setelah Allah menunjukkan ketidakmampuan malaikat, giliran Adam tampil. Tanpa perlu berkata melecehkan seperti nan dilakukan malaikat kepadanya (meragukan Adam menjadi khalifah bumi), Adam menyebutkan nama-nama benda nan tak diketahui malaikat. Di sinilah para malaikat tertunduk malu mengakui kesalahan mereka meremehkan Adam.

Melihat hal tersebut, Allah berfirman, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui misteri langit dan bumi dan mengetahui apa nan kamu lahirkan dan apa nan kamu sembunyikan?" (Qs. 2 :33).

Mengetahui bahwa Adam memang memiliki kualitas nan lebih tinggi, malaikat tak dapat berbuat apa-apa. Oleh sebab itu, ketika datang perintah Allah agar mereka bersujud kepada Adam ( asjudu li adam ), hampir semua malaikat bersujud, kecuali iblis seperti nan dicantumkan dalam Qs. 2: 34, "maka sujudlah mereka kecuali Iblis. ia enggan dan takabur dan ialah ia termasuk golongan kafir.".

Beberapa tafsir menyebutkan bahwa iblis ialah malaikat nan bernama Azazil. Ketakaburan Azazil nan tak mau bersujud kepada Adam inilah nan membuatnya terlempar dari kualitas para malaikat nan selalu patuh kepada Allah. Dengan pembangkangan ini, Azazil diganti namanya sebagai Iblis, makhluk nan merasa dapat berdiri sendiri terlepas dari kepatuhan terhadap perintah Allah.

Apa hikmah nan didapat dari kisah ini? Manusia nan sok tahu dan mudah membenci artinya memiliki iblis di hatinya. Hal inilah nan perlu diwaspadai sebab jika hati sudah menjadi iblis, tak akan ada hal baik di global ini nan akan dianggap baik. Semuanya akan terlihat salah. Betapa Al-Quran menggunakan tamsilan iblis ini buat menggambarkan kelemahan primer manusia.