Pemecahan Kerajaan
Tahukan Anda tentang Kerajaan Kahuripan ? Informasi tersebut akan dijelaskan di artikel ini. Jika Anda tertarik dengan hal tersebut, maka Anda harus membaca artikel ini.
Kisah tentang kerajaan-kerajaan nan ada di wilayah nusantara merupakan sejarah berharga nan harus terus disampaikan serta dilestarikan. Kehidupan kerajaan-kerajaan pada zaman dulu menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi bangsa kita sebab pernah memiliki kerajaan-kerajaan kuat dan ternama, bahkan sampai ke luar wilayah nusantara.
Mulai dari kerajaan Hindu-Budha, sampai pada saat Islam mulai masuk ke wilayah nusantara dan kerajaan- kerajaan Islam mulai berdiri. Banyak hal nan dapat kita pelajari dari mengetahui sejarah, terutama sejarah dari daerah asal kita. Salah satu kerajaan nan dapat kita pelajari dan ketahui sejarahnya ialah Kerajaan Kahuripan.
Kahuripan merupakan sebuah kerajaan nan didirikan oleh Raja Airlangga nan berlokasi di Jawa Timur. Kerajaan ini merupakan kerajaan lanjutan dari Kerajaan Medang nan runtuh pada tahun 1006. Airlangga merupakan keponakan dari Dharmawangsan Teguh nan merupakan raja terakhir dari Kerajaan Medang.
Airlangga merupakan anggota keluarga kerajaan nan selamat. Kerajaan Medang diserang oleh Raja Wurawari dari Lwaram, sekutu dari Kerajaan Sriwijaya. Hampir semua anggota keluarga kerajaan Medang terbunuh, kecuali satu orang, yaitu Airlangga. Airlangga melarikan diri ke hutan dan gunung ditemani pengawalnya, Narotama, menjadi seorang pertapa.
Raja Airlangga
Airlangga merupakan putra dari Mahendradatta nan merupakan putri dari Dinasti Isyana, Medang dan adik dari Raja Dharmawangsa dengan Udayana, Raja Dinasti Warmadewa, Bali. Airlangga nan merupakan keponakan dari Raja Dharmawangsa dibesarkan di Istana Watugaluh di Kerajaan Medang.
Pada saat itu Kerajaan Medang merupakan kerajaan nan besar dan kuat, serta telah sukses menduduki beberapa wilayah di nusantara .
Ketika Raja Wurawari nan merupakan sekutu dari Kerajaan Sriwijaya melakukan agresi balasan (tahun 1006), Airlangga menjadi satu-satunya anggota keluarga kerajaan nan selamat. Saat itu usia Airlangga baru menginjak usia 16 tahun. Airlangga didampingi pengawalnya, Narotama, lari ke hutan. Selama di hutan, Airlangga menjadi seorang pertapa.
Setelah bertahun-tahun berada di hutan, Airlangga akhirnya bergerak dengan mulai menyatukan kembali pecahan dari Kerajaan Medang. Penyatuan tersebut dengan membuat kerajaan baru dan berdamai dengan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan baru nan dibentuk oeh Airlangga bernama Kerajaan Kahuripan.
Seni sastra merupakan salah satu jenis seni nan paling berkembang pesat pada saat pemerintahan Raja Airlangga. Mpu Kanwa, salah seorang Mpu nan hayati di zaman pemerintahan Raja Airlangga menggubah sebuah cerita Arjuna Wiwaha dari epik Mahabharata.
Arjuna dalam cerita tersebut merupakan sebuah kiasan tentang Raja Airlangga sendiri. Hal tersebut membuktikan bahwa Raja Airlangga memberikan pengaruh nan sangat besar serta dicintai oleh rakyatnya. Kisah tentang Raja Airlangga dapat ditemukan dalam bentuk citra di sebuah candi bernama Candi Belahan nan terletak di lereng gunung Penanggungan.
Selama Kerajaan Berdiri
Kerajaan ini dibangun dengan menyatukan seluruh pecahan dari Kerajaan Medang. Raja Airlangga merupakan seorang raja nan arif bijaksana serta memiliki rasa toleransi nan tinggi terhadap disparitas agama. Ia pun menjadi seseorang nan melindungi agama Budha dan Hindu.
Luas kerajaan sendiri membentang mulai dari Pasuruan Timur sampai Madiun Barat. Raja Airlangga pun terus memperluas wilayah kerajaan. Beberapa wilayah ekspansi kerajaan tersebut mencapai Jawa Tengah dan Bali.
Raja Airlangga terus memperluas wilayah serta memperluas pengaruh dari Kahuripan, terlebih ketika pengaruh Kerajaan Sriwijaya berangsur-angsur melemah. Hal tersebut mulai terjadi sekitar tahun 1025. Selama masa pemerintahan Raja Airlangga, buat pertama kalinya Surabaya dan Tuban nan merupakan bagian dari pantai utara Jawa menjadi pusat perdagangan.
Hal ini kembali menunjukkan bahwa masa pemerintahan Raja Airlangga merupakan masa nan berkembang pesat dalam berbagai bidang, mulai dari seni sastra, ekspansi wilayah, sampai perdagangan.
Pemecahan Kerajaan
Raja Airlangga memiliki satu orang putri dan dua orang putra. Mereka ialah Sanggramawijaya Tunggadewi, Sri Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan. Pewaris primer dari tahta Raja Airlangga ialah putri pertamanya, yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi.
Akan tetapi, putrinya tersebut tak hendak menerima tahta nan diberikan oleh ayahnya. Sang putri lebih memilih menjadi seorang pertapa. Dirinya pun dikaitkan dengan legenda di daerah tersebut tentang Dewi Kilisuci dan gua Selomangleng di Gunung Klothok, tak jauh dari daerah barat Kediri sekitar 5 km.
Pada akhirnya, sebab pewarisnya tak menginginkan tahta serta menjadi pemimpin buat kerajaan besar nan dibangun oleh ayahnya, Raja Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua kerajaan sinkron dengan usul dari Mpu Baradha.
Kerajaan lama berganti nama menjadi Jenggala, kerajaan tersebut diserahkan kepada Mapanji Garasakan, dan ia menjadi raja di kerajaan tersebut. Wilayah kerajaan Jenggala meliputi Kahuripan bagian utara Sungai Brantas, sedangkan Samarawijaya diberikan wilayah Kerajaan Kadiri dengan ibu kota di Daha. Kerajaan tersebut terletak di sebelah selatan Sungai Brantas.
Setelah memecah kerajaan menjadi dua dan memercayakan kedua kerajaan tersebut pada kedua putranya, Raja Airlangga memutuskan kembali ke gunung dan menjadi seorang pertapa. Raja Airlangga pun akhirnya meninggal pada tahun 1049.
Raja Airlangga merupakan sosok raja nan sukses sebagai seorang pemimpin.
Ia pun tak membedakan antara kedua putranya, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Keduanya tetap madapatkan warisan kerajaan dan menjadi raja di wilayahnya masing-masing. Nama Raja Airlangga pun diabadikan dalam sebuah nama universitas terkenal di Surabaya, Universitas Airlangga .
Menjaga Warisan Sejarah
Sejarah mengenai Kerajaan Kahuripan ini tentunya tak boleh kita lupakan begitu saja. Dengan adanya mata pelajaran sejarah di sekolah-sekolah serta jurusan sejarah di banyak universitas, sebagian dari kita tentunya masih mengenal dan mengingat besarnya kerajaan ini serta pengaruhnya nan luas.
Terutama mengenai pemimpin besar nan mendirikan kerajaan ini, Raja Airlangga. Ada beberapa sikap kepemimpinan serta keadilan nan dapat menjadi contoh buat penerus bangsa ini.
Perjuangannya mempersatukan kembali pecahan Medang serta menjadikannya sebuah kerajaan baru dan sampai pada puncak kejayaannya, merupakan perjuangan luar biasa nan perlu kita teladani. Mungkin kita tak membangun kerajaan , tetapi membangun rasa persatuan serta cita-cita tinggi buat masa depan dan kebaikan bangsa ini.
Situs sejarah nan memuat cerita tentang kerajaan ini pun perlu kita jaga dan lestarikan. Seperti, Candi Belahan nan memuat kisah Raja Airlangga berupa gambar, perlu dijaga dan dirawat. Candi tersebut menjadi saksi serta warisan sejarah berharga buat negeri ini.
Di wilayah Nusantara, tentunya tak hanya berdiri Kerajaan Kahuripan, tetapi masih banyak kerajaan lainnya baik nan besar ataupun kerajaan-kerajaan kecil di wilayah-wilayah tertentu. Semua sejarah tentang kerajaan tersebut harus tetap dijaga dan disampaikan kepada generasi berikutnya, termasuk situs-situs nan menjadi bukti sejarah nan penting.
Penjagaan serta perawatan situs tak saja menjadi tanggung jawab pemerintah dan pengelola situs setempat, tetapi juga menjadi kewajiban kita buat menjaganya, misalnya dengan tetap menghormati dan menjaga kebersihan serta tak mencorat-coret situs tersebut ketika kita mengunjunginya.
Sedikitnya kita dapat membaca mengenai sejarah kerajaan-kerajaan nan pernah ada di wilayah nusantara.
Kita dapat mengambil nilai-nilai positif dari sejarah kerajaan-kerajaan di wilayah nusantara. Sejarah kerajaan-kerajaan ini pun merupakan sebuah kebanggaan serta warisan nan berharga bagi kita. Sudah selayaknya seluruh bangsa ini menjaga, merawat, terus menyampaikan, dan merasa bangga dengan kekayaan sejarah kerajaan di negeri ini.