Dakwah bil al-Hal
Macam-Macam Dakwah Berdasarkan Media nan Dipakai
• Dakwah bil Lisan
Dakwah jenis ini dilakukan secara lisan atau langsung diungkapkan dengan kata-kata. Dakwah seperti ini biasanya dalam bentuk ceramah, khutbah, pengajian.
• Dakwah bil al-Hal
Dakwah bil al-Hal ini dilakukan dengan cara memberi contoh perbuatan nan konkret tentang apa nan ingin disampaikan melalui dakwah. Dengan demikian, diharapkan orang nan melihat akan mengikuti dan mencontoh apa nan mereka lihat.
Misalnya, juru dakwah memberi contoh buat bersedekah, maka si penerima dakwah akan mencontoh perbuatan itu dan ikut bersedekah.
• Dakwah bit Tadwin
Dakwah jenis ini dilakukan dengan media tulisan, baik tulisan cetak maupun media elektronik. Contoh dari dakwah jenis ini ialah penerbitan/perbanyakan kitab kudus Al-Quran, kumpulan hadits, dll. Sehingga tulisan dakwah ini dapat dibaca oleh siapa saja.
Tak hanya itu, saat ini banyak pula tulisan dakwah nan menggunakan media koran, majalah, maupun internet. Banyak tulisan-tulisan nan intinya mengajak buat beriman pada Allah SWT secara benar, dan diterbitkan dalam media-media tersebut.
Keuntungan dari dakwah jenis ini ialah apa nan menjadi isi dakwah akan dapat terus dibaca oleh orang bahkan berulang-ulang dibaca, walaupun juru dakwah telah meninggal dunia.
Macam-Macam Dakwah Berdasarkan Cara Penyampaiannya
• Dakwah Fardiah
Dakwah ini biasanya dilakukan tanpa persiapan (spontanitas). Dakwah ini pun biasanya ditujukan pada satu orang maupun kelompok kecil nan hanya berjumlah beberapa orang. Contoh dakwah dengan metode ini ialah menegur dan menasehati seorang teman saat ia lalai akan sesuatu.
• Dakwah Ammah
Berbeda dengan dakwah fardiah, dakwah jenis ini ditujukan kepada kelompok besar nan berjumlah banyak orang dengan cara lisan. Misalnya ceramah atau pidato, nan bertujuan buat menanamkan suatu pengaruh pada siapapun nan mendengar dakwahnya.
Pelaku dakwah pun dapat perseorangan ataupun suatu kelompok dalam lembaga/organisasi tertentu.
• Dakwah bil Hikmah
Dakwah nan satu ini ialah jenis dakwah persuasif nan halus. Dapat dilakukan melalui lisan, perbuatan, maupun tulisan. Karakteristik dakwah bil hikmah ialah tak ada suruhan atau perintah nan mengharuskan penerima dakwah berbuat sesuatu. Walau dasarnya ialah mempengaruhi seseorang, dakwah ini dilakukan dengan pendekatan nan sangat halus sehingga kemungkinan terjadi konflik sangat minim sekali.
Tujuan dari dakwah jenis ini ialah si penerima dakwah dapat mengikuti ajakan si juru dakwah tanpa merasa terpaksa dan atas kemauan diri sendiri.
Contoh dakwah seperti ini misalnya menceritakan bagaimana kengerian saat kiamat terjadi, siapa nan akan celaka dan siapa nan akan selamat pada hari setelah kiamat nanti.
Setelah mendengar cerita ini, si penerima dakwah diharapkan dapat mengambil konklusi dan dapat memutuskan, apakah ia akan beriman pada Tuhan atau tidak.
Itulah macam macam dakwah, baik berdasarkan media nan dipakai, maupun berdasarkan cara melakukan dakwah. Anda ingin berdakwah? Silahkan pilih cara nan paling sinkron dengan Anda agar tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik.
Dakwah bil Lisan
Seperti nan sudah diungkapkan di atas, dakwah ini merupakan dakwah nan disampaikan langsung dlaam bentuk lisan sehingga ada komunikasi nan dibangun antara pemberi dakwah dengan orang nan mendengarkan dakwah tersebut. dakwah semacam ini tentu memberikan laba nan banyak bagi pendengarnya.
Dengan dakwah lisan atau dakwah langsung, seseorang dapat langsung mendengarkan dan memahami apa nan disampaikan oleh pemberi dakwah. Jika ada hal-hal nan belum dipahami, maka orang tersebut dapat menanyakan langsung hal tersebut agar lebih jelas dan mampu dipahami.
Dakwah jenis ini juga akan mengurangi ketidaktahuan si pendengar, serta memberikan pemahaman nan memang dapat dimengerti oleh pendengarnya. Misalnya saja, saat pemberi dakwah menjelaskan ilmu keagamaan dengan mencontohkan apa nan dilakukan oleh Rasulullah, maka si pendengar dapat pula memahaminya sinkron dengan kehidupan sehari-hari nan dijalaninya.
Dalam dakwah seperti ini, pendengar mengetahui maksud dan tujuan nan hendak disampaikan oleh si pendengar melalui berbagai macam cerita dan firman nan disampaikan sehingga apa nan disampaikan sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai perbuatan nan dilakukan manusia sehari-hari.
Dakwah bil al-Hal
Sama halnya dengan dakwah lisan, dakwah ini juga disampaikan secara langsung oleh pendakwah, namun dengan representasi dan berbagai pengandaian nan sinkron dengan firman Allah. Dakwah jenis ini memberikan pengalaman hayati sehari-hari nan sinkron dan nan tak sinkron dengan perintah dan embargo Allah dalam firman-Nya.
Dakwah jenis ini dilakukan dengan tujuan tak hanya membuat pendengar memahami makna nan disampaikan dari dakwah tersebut, tapi juga mengaplikasikan berbagai perbuatan nan dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, orang nan mendengarkan dakwah tersebut tak hanya memaknai sebuah kebaikan dan keburukan, tapi juga mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan tersebut dan menjauhkan nilai-nilai keburukan dalam kehidupan sehari-harinya.
Hal seperti ini biasanya juga behrubungan dengan komunikasi antara makhluk nan satu dengan makhluk nan lainnya, bukan hanya dengan Tuhan saja. Oleh karena itu, ada pula nan disebut dengan hablumminannas, yakni interaksi nan baik antara manusia nan satu dengan manusia nan lainnya dalam global dan kehidupan sehari-hari sinkron dengan apa nan diperintahkan oleh Allah.
Dakwah bit Tadwin
Dakwah nan dilakukan secara tak langsung ini memiliki beberapa pengaruh. Ada nan pengaruhnya dapat didapatkan secara langsung dan ada nan pengaruhnya harus dipertimbangkan dan dipikirkan kembali oleh si pendengar atau pembaca.
Dakwah jenis ini biasanya direpresentasikan melalui berbagai macam tulisan dalam bentuk buku dan muatan dalam media cetak atau media elektronik. Laba nan didapat dari penggunaan dakwah ini ialah banyak macamnya, yakni berbagai pengetahuan dan wawasan tentang agama secara cepat tanpa harus menghabiskan waktu buat mendatangi suatu majelis atau buat mendengarkan orang berbicara.
Namun, di sisi lain, ada juga beberapa hal nan kemudian harus dipertimbangkan kembali buat memperoleh nilai-nilai syariat dan hakikat Islam secara menyeluruh dan paripurna sebab kebanyakan dakwah seperti ini tak dapat memberikan pemahaman menyeluruh terhadap pembacanya.
Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan komunikasi satu arah nan tak dapat memberikan klarifikasi lebih detail sinkron dengan pemahaman pembaca. Tiap pembaca memiliki persepsi dan pemahaman nan bhineka sehingga ada orang nan perlu klarifikasi ulang buat memahami sesuatu lebih mendalam, dan ada juga orang nan dapat langsung memahami apa nan tertulis dalam sebuah bacaan tersebut.
Sebagai contoh, sebuah buku pedoman mungkin dapat memberikan pemahaman nan cukup jelas kepada pembaca mengenai majemuk hal nan dilakukan oleh masyarakat Islam pada umumnya. Namun, sebuah novel atau karya sastra nan memuat nilai-nilai dakwah belum tentu dapat langsung dipahami oleh pembaca.
Pembaca nan memiliki pemahaman terhadap karya sastra nan lebih besar mungkin dapat langsung mendalami dan memahami apa nan tersurat dalam karya tersebut. akan tetapi, seorang nan tak memiliki sensitivitas dan pemahaman terhadap karya sastra mungkin akan sulit memahaminya sehingga dibutuhkan klarifikasi dari pihak lain mengenai hal-hal nan disampaikan dalam buku atau novel tersebut.