Perlu Ketelitian Pembimbing

Perlu Ketelitian Pembimbing

Pendidikan menuntut setiap pesertanya buat bisa melaksanakan berbagai kegiatan nan mampu meningkatkan kompetensi diri. Hal ini terkait dengan konsep dasar nan mereka jadikan sebagai pijakan dalam mengikuti proses pendidikan.

Sejak taraf satuan pendidikan dasar, berbagai hal dilakukan agar proses pendidikan berjalan lancar. Bahkan, pada strata tinggi berbagai tugas merupakan hiasan resmi nan selalu dibawa kemana saja. Kapan pun tugas itu datang buat diselesaikan, misalnya makalah .

Pendidikan di Indonesia memang penuh dengan masalah nan menghadang, akan tetapi sebagai anak bangsa kita harus mampu memecahkan penghalang pendidikan tersebut. Pendidikan merupakan kunci kebangkitan bagi sebuah bangsa, bangsa nan maju adalah masyarakat nan cerdas dan akrab dengan ilmu pengetahuan. Sebaliknya terjauhkan dari pengetahuan akan membelenggu sebuah masyarakat dalam menapaki jalan kebangkitan.

Berbagai sistem kurikulum ditetapkan oleh pemerintah sebagai upaya pemugaran terhadap kondisi pendidikan di tanah air. Kurikulum terbaru umunya telah disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan terkini, maka tak heran setiap pengajar harus mengikuti perubahan dan perkembangan terhadapa apa saja nan berkaitan dengan pembelajaran.

Makalah ialah karya tulis ilmiah nan harus disusun buat menganalisa satu topik atau permasalahan sehingga mendapatkan sebuah konklusi baru atau pemecahan masalah. Konklusi baru ini selanjutnya diharapkan bisa menjadi satu alternatif pemecahan masalah dan selanjutnya menjadi acuan buat sebuah langkah nan lebih baik.

Dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi memang mempunyai tanggung jawab buat secara aktif ikut memikirkan langkah-langkah efektif menghadapi kehidupan sehingga masyarakat semakin ringan beban hidupnya.

Tetapi, permasalahan nan seringkali terjadi dalam global pendidikan, khususnya pendidikan tinggi ialah adanya kenyataan nan sangat memilukan yaitu penyusunan makalah, skripsi atau tesis nan menerapkan pola copy paste .

Jadi, seorang peserta didik, mahasiswa menyusun karya tulis ilmiahnya dengan cara meng- copy paste hasil karya orang lain. Tetapi ada nan lebih parah lagi, karya tulis ilmiah nan ‘menjahitkan’ pada seseorang.

Untuk kelompok pertama mungkin masih memungkinkan peserta didik tersebut belajar pada saat meng- copy paste , tetapi kelompok kedua, biasanya mereka tahu langsung jadi.

Mereka tak mengetahui bagaimana proses penulisannya sehingga mereka tak memahami isi karya tulis ilmiahnya, makalah, skripsi atau tesisnya. Jika sudah seperti ini, mau dibawa ke manakah negeri ini?



Pertanggung-jawaban Intelektual

Setiap posisi membawa kondisi. Begitulah nan terjadi ketika Anda mencapai posisi intelektualitas tinggi, maka tanggungjawab akan semakin besar. Seperti sebuah pepatah, semakin tinggi pohon, maka terpaan angin semakin besar.

Pada posisi intelektual tinggi inilah, Anda dihadapkan dengan berbagai tugas nan harus diselesaikan secara ilmiah karena hasilnya dijadikan sebagai acuan buat kehidupan masyarakat. Tugas-tugas dan kewajiban tersebut diselesaikan secara teoritis melalui sebuah karya tulis ilmiah, semisal makalah, skripsi dan tesis.

Sebagai kelompok intelektualis, karya tulis berupa makalah, skripsi ataupun tesis sebenarnya bukan hal baru. Setiap saat mereka harus menghadapi dan menyelesaikannya dalam jadwal nan ketat. Hal ini mengingat semakin banyak dan beragamnya permasalahan nan ada di masyarakat.

Masyarakat sangat berharap agar global pendidikan, khususnya pendidikan tinggi selalu siap membantu dalam penyelesaikan permasalahan nan ada. Global pendidikan memang sangat bertanggung jawab atas kehidupan masyarakat nan lebih baik.

Oleh sebab itulah, di dalam proses pendidikan dan pembelajarannya, ada sebagian waktu dialokasikan buat melakukan darma kepada masyarakat berupa kegiatan KKN ataupun PKL. Selain itu, penyusunan makalah, skripsi atau tesis selalu diorientasikan buat memecahkan permasalahan nan dihadapi masyarakat.

Terbiasanya buat menjiplak atau copy paste selama kuliah akan membuat seseorang kesulitan saat menghadapi permasalahan sebenarnya di lapangan. Global kerja membutuhkan mereka nan pakar dan kompeten dalam bidang nan dipelajari. Maka jangan heran bila generasi copy paste akan kesulitan dengan praktek kerja di lapangan setelah mereka lulus. Para sarjana nan mereka punya kejujuran dan kreativitas tinggi akan dibutuhkan oleh berbagai forum pemerintah atau perusahaan besar.

Kemajuan teknologi khusunya dalam informasi membuat pekerjaan manusia semakin mudah, namun bila tangan nan curang menggunakan teknologi ini juga berdampak negatif. Semua memang tergantung dari sang pengguna apa pun alat nan ditemukan. Fakta di lapangan ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan karakter, agama dan akhlak pada peserta didik. Bangsa ini terlalu membebek pada peradaban barat nan sekuler dalam segala bidang. Termasuk di dalamnya sistem dan metode pendidikan nan dipakai di negeri ini.

Tentu saja peserta didik akan terbawa alam berpikirnya menurut apa nan mereka dapatkan. Nilai materi nan sudah menjadi patokan para siswa berdampak pada konduite mereka sehari-hari. Mereka akan cenderung melakukan apa saja buat mendapatkan nilai nan baik, seperti nan kita bahas ini yaitu copy paste. Tentu buat menyelesaikan Norma jelek ini perlu usaha dari semua komponen pendidikan dan masyarakat secara luas. Para dosen juga seharusnya intropeksi terhadap cara mengajarnya selama ini, apakah sudah dapat membentuk karakter mulia pada para mahasiswanya?



Perlu Ketelitian Pembimbing

Sebenarnya, masalah karya tulis ilmiah niscaya merupakan permasalahan nan sangat krusial. Hal ini sebab terkait dengan banyak sekali aspek. Pada saat proses penyusunan makalah, skripsi ataupun tesis, ada banyak pihak nan terkait secara langsung maupun tak langsung. Dengan demikian, kualitas pertanggungjawabannya juga diperhatikan.

Seperti kita ketahui, mekanisme penyusunan makalah, skripsi atau tesis tidaklah mudah. Ada banyak proses nan harus dilalui sebelum masalah tersebut disetujui buat dikerjakan. Pada awalnya, peserta didik harus menyusun proposal buat menulis karya tulis dengan permasalahan nan ada dan latar belakangnya.

Bahkan, pada proposal ini disampaikan banyak hal, misalnya perkiraan waktu penyelesaian, masalah-masalah urgen nan perlu diselesaikan, metode buat menyelesaikan masalah, dan konklusi akhir sebagai prediksi serta daftar pustaka nan akan digunakan sebagai landasan penulisan.

Dan, semua itu harus dijalani oleh setiap peserta didik sebelum akhirnya disetujui buat dikerjakan. Untuk menentukan hal tersebut, maka setiap peserta didik akan didampingi oleh beberapa pembimbing agar proses penulisan sinkron dengan kriteria nan diharapkan atau ditentukan oleh institusi.

Pembimbing inilah nan berperan sebagai filter atas keorisinilan masalah dan isi makalah, skripsi atau tesis nan ditulis peserta didik. Oleh sebab itulah, seorang pembimbing seharusnya mempunyai katalog judul makalah, skripsi atau tesis nan sudah ada dari sekian banyak perguruan tinggi dan ini bersifat online sehingga semua perguruan tinggi bisa mengakses dan mendapatkan informasi langsung buat setiap materi nan sama. Dan, jika menemukan penyimpangan, maka sudah seharusnya langsung di- cut atau di- cancel buat makalah nan meragukan.

Ketegasan dan ketajaman gunting seorang pembimbing memang sangat diharapkan pada proses penulisan makalah, skripsi atau tesis. Hal ini mengingat pentingnya hasil penulisan bagi masyarakat.

Penulisan ini bukan sekadar mengaktualisasikan kemampuan menulis, melainkan mengaktualisasikan kemampuan menganalisa kondisi dan mengambil alternatif pemecahan masalah sehingga bisa diterapkan oleh masyarakat. Bagaimana pun Anda niscaya tak ingin kaum intelektualis melakukan pembohongan atas intelektualitasnya.