Candradimuka Global Kerja
Seleksi karyawan merupakan gerbang primer bagi seseorang nan menginginkan kerja di sebuah perusahan partikelir ataupun milik negara. Dengan keadaan ekonomi di Indonesia nan semakin sulit wajar saja seseorang lebih memilih menjadi seorang karyawan di perusahaan dibandingkan dengan mendirikan usaha sendiri. Dengan menjadi seorang karyawan, sebagian dari masyarakat beranggapan bahwa hal tersebut akan memberikan keamanan finansial. Dikarenakan ada pemasukan tetap atau bulanan nan datang dari perusahaan dimana loka seorang karyawan bekerja.
Sumber daya manusia berkualitas merupakan agunan keberhasilan sebuah perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan sering mengadakan seleksi karyawan sebagai wahana menjaring tenaga kerja baru. Setiap perusahaan tentu memiliki baku kompetensi tersendiri dalam melakukan termin seleksi. Dengan memperoleh sumber daya manusia nan memenuhi kriteria eksklusif diharapkan oleh sebuah perusahaan akan memperoleh efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi atau proses kerja lainnya.
Dengan persaingan nan ketat seperti saat ini, maka setiap individu nan ingin terjun di global kerja harus menyiapkan kompetensi nan mumpuni. Kemampuan atau kompetensi nan biasa biasa saja hanya bisa memberikan kita peluang kecil buat memenangkan persaingan seleksi karyawan nan diadakan. Selalu meningkatkan potensi diri di bidang eksklusif ialah hal nan patut buat dilakukan setiap orang. Dengan peningkatan potensi diri akan membuka lebar lowongan kerja nan akan dilamar. Jangan sungkan atau malas dalam mendatangi berbagai macam pelatihan atau kursus nan bertujuan buat meningkatkan kompetensi para peserta nan hadir.
Mengikuti kursus atau pelatihan merupakan batu loncatan dalam meng- upgrade kompetensi diri. Coba cari loka pelatihan atau kursus nan sinkron dengan bidang kemampuan kita. Atau tanyakanlah kepada orang-orang nan kita anggap profesional dalam bidang nan kita tekuni. Orang nan lebih berpengalaman tentu tahu tentang kebutuhan kompetensi pada diri kita. Ini agar memudahkan kita dalam lolos seleksi karyawan di perusahaan besar.
Seleksi karyawan merupakan syarat absolut nan harus dilalui seorang pencari kerja. Hal ini dilakukan sebagai ajang verifikasi kelayakan seseorang buat menjadi bagian dari perusahaan. Seorang calon tenaga kerja nan lolos seleksi sebab dianggap memiliki keahlian sinkron bidang nan dibutuhkan akan diterima menjadi karyawan.
Benarkah Kompetensi Masih Berlaku?
Kegiatan seleksi karyawan tak selamanya menghasilkan tenaga kerja berkualitas. Tidak sporadis perusahaan nan mendapati kegagalan dalam proses seleksi karyawannya. Kegagalan ini dapat ditentukan ketika seorang karyawan baru memiliki kinerja di bawah baku kompetensi nan ditetapkan perusahaan.
Hal itu diduga dampak adanya sebuah kesalahan dalam proses seleksi. Kesalahan tersebut tentu saja bermacam-macam. Berikut ini merupakan tiga hal nan mengakibatkan kegagalan seleksi karyawan.
- Seleksi tak berhubungan dengan hal-hal nan berbau perusahaan, misalnya menyesuaikan dengan taktik maupun tujuan perusahaan, rancangan pekerjaan, serta evaluasi kinerja karyawan bersangkutan.
- Seleksi dilakukan dengan cara parsial. Keputusan buat menerima seorang karyawan tak berdasarkan baku kompetensi nan dibutuhkan, tetapi berdasarkan insting maupun persepsi pihak penyeleksi. Bahkan, bukan hal tak mungkin keputusan hasil seleksi dilakukan berdasarkan besarnya uang pelicin serta adanya interaksi kekeluargaan dengan pihak penyeleksi, nepotisme.
- Seleksi dilakukan tanpa perencanaan matang dan mengarah pada target nan dimaksud perusahaan. Oleh karena itu, seleksi karyawan harus benar-benar dilakukan berdasarkan taraf kompetensi calon karyawan. Dengan demikian, karyawan berkompetensi akan menjunjung tinggi profesionalisme kerja.
Susahnya Jadi Karyawan
Menjadi karyawan sebuah perusahaan bukanlah hal mudah nan bisa diprediksi dan dilakukan berdasarkan suka atau tak suka. Semuanya ialah soal seleksi alam dan tentu saja faktor keberuntungan nan menyertai seseorang. Setiap perusahaan biasanya menentukan syarat-syarat spesifik bagi calon karyawannya.
Menyesuaikan kemampuan dan bidang ilmu nan dikuasai dengan syarat-syarat perusahaan saja bukanlah hal gampang. Terlebih, mencari pekerjaan kini sama susahnya dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Sebelum menemukan jarum itu, pencari sudah kepalang lelah. Bahkan, jika sedang sial, bisa-bisa "tertusuk" jarum.
Kenyataan hayati di era krisis seperti ini tak bisa menyurutkan semangat kita dalam bekerja. Bekerja ialah aktivitas buat memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga dengan berkecil hati tak akan menambah kegunaan sedikitpun. Gunakan setiap waktu buat mencari peluang kerja jika kita belum bekerja di sebuah perusahaan nan besar. Tanyakanlah kepada teman sejawat tentang hal tersebut, tentunya orang nan sudah dianggap akrab.
Menjadi karyawan memang ada enak dan tidaknya. Tergantung dari sisi mana kita berpandangan terhadap situasi ini. Karyawan memang bekerja buat merealisasikan sasaran nan dibuat oleh pemilik atau jajaran direksi dari sebuah perusahaan. Sehingga karyawan diibaratkan sebagai senjata primer buat mengejar sasaran nan telah ditetapkan. Karyawan nan baik ialah karyawan nan selalu datang tepat waktu, memenuhi semua tugas nan diberikan, dan berkontribusi dalam membangun tim nan solid di loka kerjanya.
Karyawan nan baik tak hanya diukur dari taraf pengetahuan dan kemampuannya. Karyawan nan berkualitas juga harus memiliki pandangan hidup kerja dan kepribadian nan baik. Oleh karena itu tes wawancara dan psikologi selalu ada dalam setiap seleksi karyawan. Dengan tes wawancara nan umumnya singkat bisa diketahui karakter dari pelamar pekerjaan. Pelamar kerja nan baik ialah nan mampu menjaga sikapnya sewaktu berbicara dan bertindak laku di ruang wawancara.
Belajar tentang tes wawancara juga sangat krusial bagi para calon karyawan. Karena tes ini biasanya ada di akhir sederetan tes nan telah dilalui. Singkat tapi menentukan, ya itulah tes wawancara. Sebaliknya bagi seorang nan ditugasi sebagai pewawancara, akan berusaha sebaik mungkin dalam memilih calon karyawan nan terbaik bagi perusahaan loka dia bekerja.
Sewaktu tes wawancara sebaiknya pelamar kerja tak berlaku seenaknya. Menjaga sopan santun dengan sewajarnya ialah hal kondusif buat dilakukan. Akan lebih baik bila kita bisa tersenyum saat memasuki ruangan wawancara. Namun berlakulah dengan sewajarnya agar penguji tak menganggap aneh tindak tanduk kita.
Menjawab pertanyaan dengan sigap dan lugas akan memberikan evaluasi nan baik dari penguji. Sebelum wawancara digelar sepatutnya kita telah mempelajari sejarah berdirinya perusahaan, kondisi perusahaan dari segala aspek, dan nan paling krusial ialah karakter karyawan seperti apa nan dicari oleh perusahaan tersebut. Dengan persiapan tersebut akan memudahkan kita dalam menjawab segala pertanyaan dari penyeleksi. Karena jika kita terdiam ataupun ngawur dalam menjawab akan berdampak fatal terhadap evaluasi dan persepsi para penguji.
Jangan sekali-kali grogi ketika memasuki ruangan seleksi karyawan. Tarik napas dalam-dalam agar bisa membuat tubuh kita rileks dan nyaman. Usahakan pikiran fokus pada apa nan kita hadapi saat itu, bukannya malah memikirkan hal-hal lain nan tak penting.
Candradimuka Global Kerja
Dalam sebuah proses nan dinamakan "seleksi karyawan" ini, seseorang dituntut mempersiapkan segala kekuatan terbaiknya buat menghadapi berbagai termin nan harus dilalui. Proses ini menguras segala hal nan tentu melelahkan, tenaga, otak, emosi, dan nan selalu jadi nomor wahid tentu saja materi. UANG.
Ya. Zaman sekarang, mencari uang harus dengan uang. Memancing ikan harus pakai ikan. Sistem jemput bola tengah gencar beredar. Aneh memang, namun itulah faktanya. Selain melewati berbagai termin seleksi, urusan uang selalu jadi tokoh sentral. Kesampingkan masalah "suap". Ini menyangkut proses seleksi normal saja.
Untuk melakukan serangkaian termin seleksi, tentu saja seseorang harus bolak-balik mengunjungi loka seleksi dengan sejumlah uang nan dipakai buat ongkos jalan atau transportasi. Belum lagi, uang harus dikeluarkan buat membeli seperangkat baju dan sepatu "seleksi" nan biasanya ditentukan perusahaan.
Biasanya, seleksi dimulai dengan tes tertulis termin satu, termin dua. Bahkan, termin tiga. Kemudian, termin psikotes, wawancara, tes kesehatan, dan sebagainya. Serangkaian termin itu belum menjamin seseorang akan diterima kerja. Dengan demikian, seleksi karyawan sama lelahnya dengan seleksi militer. Belum kerja saja sudah melelahkan.
Mencari kerja nan sinkron dengan hobi dan minat kita memang menjadi prioritas utama. Namun biasanya fakta akan berbicara lain tentang profesi apa nan akan kita dapatkan di global kerja. Seorang insinyur teknik bisa menjadi akuntan di perjalanan karirnya. Jadi jangan kaget jika nantinya ada tawaran kerja nan tak sinkron dengan minat dan latar belakang pendidikan kita. Langkah terbaik ialah menerima tawaran kerja tersebut karena peluang kerja di perusahaan besar saat ini sangat sulit mengingat seleksi karyawan nan semakin ketat.