Peran Peralatan Teknologi Informasi di Kampus

Peran Peralatan Teknologi Informasi di Kampus

Peralatan teknologi informasi semakin hari semakin berkembang dan modern. Manusia semakin dimanjakan oleh kecanggihan teknologi didalam menjalani kehidupan sehari-harinya.



Perkembangan Peralatan Teknologi Informasi

Teknologi informasi ialah sebuah teknologi nan sedang berkembang saat ini. Teknologi berasal dari bahasa Latin, texere , nan berarti 'membangun' dan perkembangannya memerlukan waktu nan panjang. Teknologi biasanya memiliki dua aspek, yaitu aspek perangkat keras (objek, materi, dan sifatnya) dan aspek perangkat lunak (dasar informasi buat perangkat keras). Baik perangkat keras maupun perangkat lunak, sangat berguna dalam pengoperasian komputer. Namun, teknologi lebih dominan pada perangkat keras.

Sementara itu, teknologi informasi ialah pemprosesan, pengolahan, dan penyebaran data nan didapat dari mengkombinasikan alat perangkat komputer dengan telekomunikasi. Oleh sebab itu, teknologi informasi lebih merupakan pengerjaan terhadap data.

Informasi berkaitan erat dengan komunikasi sehingga teknologi informasi juga berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Pada dasarnya, teknologi informasi dan komunikasi memiliki definisi nan sama. Teknologi komunikasi berarti semua bentuk teknologi informasi nan mendukung semua proses komunikasi.

Teknologi informasi dan teknologi komunikasi dipelajari dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau di luar dikenal dengan ICT ( Information and Communication Technologies ). Istilah ini muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.

Pada periode pra-mekanik, bangsa Fenisia nan mendiami Timur Tengah (sekarang Lebanon) menciptakan komunikasi dalam bentuk simbol. Saat itu ialah tahun 2000 SM. Sebelum itu, manusia menggunakan gambar buat menyampaikan pesan di antara mereka.

Bangsa Yunani Antik mengadaptasi simbol Fenisia dengan menambahkan huruf vokal. Hal ini membuat simbol tersebut lebih mudah digunakan. Bangsa Romawi Antik kemudian memakainya, lalu menciptakan alfabet nan kita gunakan hingga saat ini.

Pada 600 SM, pembuatan buku dimulai nan dibuat dari papirus nan dilekatkan. Pemuka agama dan pimpinan biasanya menyimpan koleksi buku. Selanjutnya, bangsa Mesir Antik menciptakan sistem angka. Mereka juga merupakan penemu alat bantu hitung abakus.

Kemudian ada periode mekanik. Pada masa ini, manusia mulai mengembangkan peralatan buat menyimpan dan merekam informasi. Johann Gutenburg dari Jerman menemukan mesin cetak.

Hal ini mempermudah penyampaian informasi saat itu. Tahun 1600, komputer analog pertama diciptakan oleh Blaise Pascal. Komputer itu disebut Pascaline dan merupakan titik awal mesin menggantikan fungsi otak manusia buat menghitung data.

Masa keemasan periode elektromagnetik ditandai dengan penggunaan listrik buat memberikan energi buat menjalankan penemuan-penemuan mesin komputer sesudah Pascaline. Pada periode ini pula diciptakan telepon dan kode Morse sebagai alat komunikasi jeda jauh.

Teknologi informasi dan komunikasi pertama kali muncul sekitar 1910-1920 berupa transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM nan pertama. Lalu, komunikasi suara tanpa kabel ini berkembang dan diikuti pula oleh transmisi audio visual tanpa kabel melalui siaran televisi pada 1940-an.

Seiring perkembangan teknologi, kemudian muncul komputer elektronik dengan mikroprocessor nan menjadi ”otak” perangkat keras komputer. Teknologi digital nan merupakan hasil konvergensi perangkat telekomunikasi dengan perangkat komputer mulai dikembangan, yaitu berupa telepon seluler.

Komputer pertama nan digunakan buat menyimpan program dan data diperkenalkan pada 1948. Nama komputer tersebut ialah Dubbed he Manchester Mark I. Komputer tersebut merupakan awal inovasi teknologi selanjutnya nan mengembangkan versi laptop dan desktop saat ini.

Dari masa tersebut, kemudian lahirlah periode elektronik. Pada 1957, Jean Hoerni mengembangkan transistor planar. Alat ini mampu mengintregasikan sirkuit nan diciptakan pada tahun selanjutnya.

Kemudian, pada 1960 Depatemen Pertahanan Amerika Perkumpulan menciptakan ARPANET (Advanced Research Projects Agency NETwork) nan merupakan cikal bakal perkembangan internet. Pada saat itu ARPANET hanya diizinkan buat pemerintah, penelitian, dan universitas.

J.C.R. Licklider, peneliti dari MIT menyebarkan ARPANET ke jaringan komputer seluruh global buat hubungan sosial pada 1962. Selanjutnya, pada 1968, Andrew Grove, Gordon Moore, dan Robert Noyce sukses menciptakan mikroprosesor chip buat pertama kalinya. Mereka menjual chip tersebut ke Intel buat diproduksi.

Pada tahun 1972, keberhasilan seorang bernama Roy Tomlinson dalam melengkapi Program e-mail nan dia ciptakan sendiri. Tidak dipungkiri e-mail menjadi sangat terkenal bahkan sangat popular sampai sekarang. Sehingga pada akhirnya, jaringan ARPANET terus dikembangkan sampai ke luar Amerika.

Menurut sejarahnya internet juga merupakan pemikiran-pemikiran para pakar nan sangat inovatif dan dampaknya sangat besar bagi pekembangan dunia. Melihat begitu banyaknya kapasitas serta layanan nan luas, sungguh bisa menjangkau seluruh daerah pelosok nan ada di global ini.

Dalam penerapannya belakangan ini, Teknologi Augmented Reality memakai sebuah s martphone nan di dalamnya ada CPU, kamera display , accelerometer , kompas, dan GPS. Teknologi ini sudah merembet ke handphone. Jika Anda menganggap Blackberry atau i-Phone sangat canggih, mungkin Anda akan geleng-geleng kepala ketika melihat fitur nan ditawarkan oleh Android Phone.

Smartphone jenis Android Phone memang sangat pintar. Ia dapat membaca banyak hal. Sistem dasar operasi dari Android Phone ialah linux. Ini dapat digunakan dalam banyak hal, salah satunya dipakai buat menggunakan Augmented Reality . Selain dalam Smartphone , penerapan teknologi Augmented Reality juga ada dalam global game.



Peran Peralatan Teknologi Informasi di Kampus

Dunia pendidikan sedang giat buat berbenah diri go international. Berprestasi, kompeten, dan andal ialah impian setiap forum pendidikan. Tidak terkecuali di kampus. Kampus di Indonesia sedang dipacu buat dapat mendunia. Rangking pendidikan kita masih kalah jauh dengan negeri tetangga, Singapura dan Malaysia.

Sebelum menuju ke sana, wahana nan layak harus dipenuhi. Teknologi informasi dapat menjembatani ke arah wahana nan mudah dan cepat. Aktivitas kampus nan banyak harus ditunjang dengan pendukungnya. Teknologi informasi bisa jadi solusi buat membangun wahana nan menunjang tersebut. Nah, apa saja peralatan teknologi informasi nan populer di kampus? Simak daftar berikut ini.

  1. E-campus . E-campus ialah sistem online nan memuat profil mahasiswa. Di situ juga, tersedia menu buat mengakses nilai, perwalian, surat, dan kepentingan lain. E-campus biasanya dapat diakses di URL tertentu. Mahasiswa diberi akses login dengan nomor induk mahasiswa dan password nan bisa diatur oleh mahasiswa sendiri.
  1. Forum. Unek-unek disimpan di kotak saran? Gak zaman kali, ya! Di era serba cepat ini, teknologi informasi menyuguhkan hubungan nan cepat. Forum-forum tersebut dapat menjawab kebutuhan ini. Biasanya, lembaga terintegrasi dengan e-campus atau mempunyai situs nan berbeda. Lembaga ini menjadi wadah keluh kesah, kritik, saran, dan sebagainya. Sering juga terjadi hubungan antarmahasiswa atau pihak terkait nan menjawab. Ini kelebihan primer lembaga nan tak didapat dari kotak saran konvensional. Feed back nan cepat!
  1. Registrasi online . Gak mau antre berlama-lama? Registrasi online jawabannya. Melihat angka mahasiswa di beberapa perguruan tinggi nan jumlahnya banyak. Niscaya akan menimbulkan antrean hebat ketika registrasi bergumul pada satu rentang waktu. Dengan registrasi online, mahasiswa tinggal mengklik jumlah mata kuliah nan diambil. Lalu, di- approve oleh akademik secara online juga. Beres.
  1. Wifi . Bukan barang asing lagi. Wifi di wilayah kampus ialah sebuah kelaziman. Wifi sering disediakan oleh pihak kampus. Beberapa kampus mensyaratkan setting an internet di laptop nan harus di set up oleh IT kampus. Namun, tak jarang, para mahasiswa dapat langsung berselancar ria di global maya. Tanpa ribet birokrasi atau akses kode internet.
  1. Jadwal kuliah. Bete kan kalau dosen gak jadi datang? Nah, sekarang ini, beberapa kampus menyediakan peralatan teknologi informasi buat mengatasi persoalan tersebut. Caranya beragam, ada nan lewat telepon, ecampus, SMS, dan lain-lain. Mahasiswa tinggal menanyakan apakah mata kuliah tersebut avaiable atau tidak. Gampang, bukan?

Dengan adanya teknologi informasi nan semakin canggih memang bisa memudahkan manusia di dalam berinteraksi. Mengutip istilah dari Jeremy Black dalam bukunya Media Convergence or Divergence, Britain and the Continent (27:1994), masyarakat dengan budaya nan berbeda-beda, dan media dianalogikan menghadapi sebuah jalur transportasi komunikasi informasi, di mana internet memfasilitasi gerak masyarakat nan makin tinggi, pada sebuah ‘jalan tol bebas kendala informasi’.

Ditambahkan olehnya, inovasi teknologi komunikasi terkini ialah cara buat memberikan sebuah ‘jalan raya komunikasi elektronika’ bagi sebuah ‘bangsa nan dikabelkan’, sangat mengerikan, bukan.

Intinya jika kamu ingin berbicara dan punya banyak bicara, salurkan hal itu lewat admin net. Situs jejaring sosial. Atau dengan cara blogging. Karena bagi para surrogater, seseorang dengan darah daging utuh di jalanan tidaklah menarik. Berbicara pun nyanggung sebab harus tatap mata, harus sambil ngopi, traktiran, dan lainnya nan kurang keren. Dengan adanya peralatan teknologi informasi ini, semua itu bisa diatasi.