Hilangnya Proses
Tentu pemirsa televisi Indonesia belum lupa akan kehebohan Sinta Jojo Keong Racun. Kedua cewek ini sukses mencuri minat banyak orang ketika aksi lipsync nya ditayangkan di Youtube. Waktu itu Sinta Jojo menyanyikan atau lebih tepatnya menirukan lagu Keong Racun secara lipsync dengan gaya nan kocak, dan direkam via laptop.
Secara iseng kedua cewek ini mengunggah rekaman tersebut ke Youtube, sebuah situs penyedia gambar bergerak atau video. Aksi Sinta Jojo Keong Racun, ternyata telah di tonton oleh ribuan pengguna Youtube. Tentu majemuk reaksi dan komentar dilontarkan dari pengguna Youtube.
Aksi Sinjo singkatan dari Sinta Jojo Keong Racun nan digemari di jagad Youtube akhirnya tercium media infotainment, tidak pelak kedua cewek ini nampang di berita-berita infotainment tanah air. Tak lama setelah menjadi issue hangat di infotainment, tidak lama kemudian dia akhirnya nongol juga di acara-acara musik di televisi nasional. Pesona Sinta jojo keong racun mengundang daya tarik pencari talenta dan produsen makanan buat menawarkan mereka jadi bintang iklan. Walaupun sebelumnya mungkin Sinta dan Jojo tidak ada maksud mencari popularitas atas aksi kocaknya di Youtube.
Sinta Jojo Keong Racun Gejala Apakah Ini?
Mencermati kenyataan Sinta Jojo nan mendadak tenar sebab aksi iseng lipsync menirukan lagu kreasi orang lain. Sama seperti gejala maraknya seniman instant nan dicomot dari berbagai sumber seperti, audisi artis, seniman orbitan dari pencari talenta maupun acara-acara komersial lainnya. Mereka tiba-tiba terkenal dan sering nongol menghiasi layar kaca Indonesia.
Lihat saja pada jagad anjung musik Indonesia, berjejalan grup band karbitan nan rata-rata dominasi musik dan vocal nan minim. Sama dengan juga kualitas lagunya nan dibawakan kalau tidak melayu, menye-menye, girl band, boyband dadakan dan sebagainya.
Selama satu dasa warsa ini pada ranah musik Indonesia dipenuhi seniman karbitan silih berganti. Mereka cepat terkenal cepat juga tenggelam dan dilupakan oleh penggemarnya.
Fenomena apakah ini? Apakah gaya instant seperti Sinjo dan nan lain menjadi selera masyarakat Indonesia sekarang ini? Itulah sederet pertanyaan nan terlintas dalam benak sebagian orang nan berpikir kritis ketika melihat kenyataan seniman instant di layar kaca Indonesia.
Dunia Serba Instant
Era modern menuntut kehidupan manusianya serba cepat, tidak ada kata buat menunggu. Dari makan, tidur sampai urusan kerjaan menuntut serba gesit. Hal-hal nan berbau manual digusur menjadi instant, ekspress pokoknya semua harus sekejap dan selesai. Misalnya saja orang lebih bahagia makan mie instant, atau makanan cepat saji lainnya dari pada masak sendiri.
Demikian juga buku-buku nan laris di pasaran ialah tema bagaimana cara kaya mendadak, beli rumah tanpa uang, dan tema lain nan serupa.
Kejadian seperti Sinta Jojo Keong Racun dan Briptu kebiasaan itu hanyalah faktor kebetulan saja, kalau tidak ada pihak lain nan menguggah aksi mereka pada Youtube.com, mungkin hingga sekarang Briptu Norman masih tetap dinas di Brimob Gorontalo, Sinta dan Jojo hanyalah mahasiswa biasa di kampusnya.
Orang-orang sekarang pinginnya lekas mencapai cita-citanya tanpa harus melewati proses nan panjang. Padahal tidak ada satu pun teori kesuksesan dapat diraih secara cepat dan seketika. Kita ingin menuju lantai atas, orang harus naik tapak setapak tangga menuju atas. Untuk menuju angka sepuluh harus dari angka satu kemudian dua dan seterusnya.
Selama berjuang mewujudkan cita-citanya tidak selamanya berjalan mulus begitu saja, niscaya ada halangnya. Hanya orang nan gigih, dan tegar menghadapi persoalan dan sabar saja nan dapat meraih kesuksesan. Kenyataan ini berbalik arah dengan Soimah, dia berhasil berkat keseriusannya menjalani pekerjaannya sebagai sinden, penyanyi organ tunggal.
Sebelum setenar sekarang Soimah dulu kerap pentas dari dari anjung ke anjung menjadi sinden diacara wayang kulit, penyanyi dangdut pada acara-acara nikah dan event lain. Waktu itu honor pentasnya pun tidak seberapa banyak, kehidupannya pun masih sederhana.
Walaupun demikian dia tidak mengeluh, sebab memang seperti begini jalan menuju apa nan dicita-citakan. Pekerjaannya dijalani secara professional. Dan waktulah nan menguji keseriusan dia hingga menjadi publig figure dengan karakternya nan disukai oleh pemirsa Indonesia. Figur seperti Soimah nan semestinya dicontoh oleh calon-calon entertainer Indonesia. Selamanya tidak ada berhasil nan didapat secara tiba-tiba.
Hilangnya Proses
Demi meraih popularitas dan melayani selera pasar, proses pun diabaikan banyak nan menempuh jalan singkat agar cepat populer. Padahal apapun nan bersifat instant, hasilnya pun instant juga. Lihat saja ketika ada penerimaan CPNS niscaya ada saja oknum nan mencari jalan pintu belakang guna mewujudkan cita-citanya.
Yang menyedihkan ialah ketika masa Ujian Nasional tiba, di mana ternyata ada oknum guru memberi contekan kepada siswanya. Sekali lagi ini bukti betapa kejujuran dalam global pendidikan nan dahulunya di agung-agungkan luntur dalam sekejap demi ambisi meraih gengsi dan berhasil sekejap.
Itulah bukti bahwa sekolah pun menjadi korban gaya hayati instant, mencari nilai bagus pakai cara intant pula, dan meniadakan proses belajar. Dahulu nasehat guru kita, mengatakan kalau ingin mendapatkan nilai bagus, caranya hanya satu yakni belajar dan terus belajar. Tak ada kata tua buat belajar.
Namun, sekarang berbalik arah mencari jalan singkat menuju hasil akhir nan memuaskan. Menjadi orang berhasil dalam segala profesi harus diawali dari dari jalan nan panjang penuh dengan perjuangan, dipastikan kejayaan Anda dapat bertahan lama, dan berdampak pula pada pendapatan finansial nan baik.
Deretan Selebritis Ala Sinta Jojo Keong Racun
Kembali deretan seniman nan diorbitkan melalui Youtube, setelah Sinta Jojo Keong Racun ternyata ada satu lagi selebritis baru nan tenar berkat media online. Berikut ini merupakan deretan seniman baru nan beruntung dapat tenar berkat Youtube.
1. Norman Kamaru
Awal tahun 2011, setelah aksi Sinta Jojo keong racun menghibur masyarakat Indonesia. Selang beberapa bulan berikutnya pemirsa Indonesia disuguhi kehebohan baru, dengan aksi lucu seorang polisi nan tengah joget sambil lipsync menirukan lagu India. Tak pelak penghuni Youtube tertawa geli menyaksikan ulah pak polisi berseragam nan berjoget sembari piket jaga di kantor.
Aksi ini mendapat banyak perhatian dari kalangan masyarakat luas, setelah diselidik ternyata si polisi ini bernama Briptu Norman Kamaru, dinas di Brimob Polda Gorontalo.Tak pelak tawaran manggung ke Jakarta pun berdatangan, kehidupannya berubah nan tadinya hanya sosok polisi biasa, sekarang berubah menjadi publik figure, kemana pun dia pergi niscaya dikerubut kuli tinta dan penggemarnya nan minta foto bersama. Tawaran-tawaran syuting pun silih berganti dari production house.
Karena tergoda dengan global keartisan nan serba gemerlap, akhirnya dedikasi sebagai polisi pun goyah sudah, dia kerap mangkir dari tugasnya sebagai abdi negara. Puncaknya keputusan kontroversial pun dikeluarkan oleh Briptu kebiasaan Kamaru, dia mengundurkan diri dari institusi Brimob loka di mana dia berdinas selama di Gorontalo.
Alasanya dia ingin total terjun kedunia selebritas. Tak pelak keputusan ini mengundang respon negative, banyak nan menyayangkan atas keputusannya resign sebagai polisi. Awalnya dia disanjung-sanjung oleh masyarakat Gorontalo, tapi ternyata setelah memutuskan keluar dari polisi banyak nan mengecam dia. Namun, itulah sebuah resiko hayati nan harus dihadapi, apapun keputusannya niscaya memiliki pengaruh konkret baginya.
2. Justin Bieber
Siapa sih anak muda nan tidak kenal dengan Justin Bieber, penyanyi nan digandrungi banyak cewek ini berasal dari Kanada. Dia terkenal berkat bakat musik dan nyanyi nan dimiliki sejak kecil. Justin Bieber ditemukan oleh agen pencari bakat, ketika menyaksikan aksinya di Youtube.com.
Ketenaran nan diraihnya berkat faktor bakat dan keberuntungan saja. Setelah agen menemuinya di Kanada, lantas dikontrak membikin album lagu dan konser. Tak perlu proses lama buat mengorbitkan anak ajaib ini. Respon pasar nan luar biasa atas kwalitas perfoma nyanyinya.
Setiap dia konser di mana saja, tiketnya ludes diborong penggemarnya. Demikian juga keti Justin Bieber manggung di Indonesia, ditonton oleh ribuan orang, rata-rata penontonnya anak baru gede.
Itulah kenyataan Sinta Jojo Keong Racun dengan kenyataan gejala seniman instant nan kini sedang melanda layar kaca Indonesia.