Penulis dan Membaca
Mengapa Harus Membaca
Membaca ialah ventilasi dunia. Orang nan ingin melihat global secara luas tidak perlu capek-capek keliling global menghabiskan banyak uang. Dengan membaca Anda dapat melongok global dari layar kecil laptop Anda. Dengan membaca pula Anda dapat merasakan seolah-olah sedang berada di kutub utara.
Pengaruh minatatau kesukaan terhadap aktivitas baca ini juga sangat dirasakan pada kualitas intelektual seseorang. Secara mudah Anda dapat membandingkan nilai pembicaraan orang-orang nan rajin membaca dan mereka nan malas menyentuh buku.
Persoalan primer nan fundamental dan menjadikan orang malas membaca ialah persepsi bahwa membaca itu merupakan bagian dari hobi. Coba saja kita cek kolom biodata kita, kebanyakan dari kita meletakkan membaca di bagian hobi biodata mereka. Inilah persepsi salah kaprah terhadap hal nan sebetulnya menjadi kebutuhan utama manusia hidup.
Manusia tidak pernah berhenti buat makan, tidur dan bekerja, lantas kenapa sebagian mereka berhenti dan malas buat belajar melalui membaca. Padahal cukup jelas sekali akibat pengaruh minat dari kegiatan membaca terhadap taraf intelektualitas seseorang.
Banyak sekali bukti nan telah ada di masyakarat kita bahwa betapa sangat pentingnya aktivitas nan disebut dengan membaca ini. pengetahuan seseorang akan mengalami peningkatan ketika seseorang tersebut melakukan aktivitas membaca dan terus membaca.
Namun memang hal ini tak mudah buat dilakukan yaitu memiliki kesukaan buat membaca. Karena seakan kegemaran akan membaca ini menjaid suatu hal nan tidak begitu populer atau banyak digemari. Justru menjadi suatu hal nan seakan anek dan dihindari.
Hal ini bisa terjadi sebab asumsi nan telah dibangun sekian lama terhadap sosok nan getol akan membaca. Sebut saja adanya sebutan atau panggilan seorang kutu buku bagi nan getol membaca. Ia seakan selalu diberikan citra sebagai sosok nan kurang pergaulan atau kuper sebab hanya selalu bergelut dengan global buku.
Sosoknya juga tidak memiliki penampilan nan menarik serta tidak punya banyak teman selain dari banyaknya buku nan selalu menemaninya dan selalu ia baca. Inilah nan ada di benak kebanyakan orang ketika mendengar istilah seorang kutu buku.
Walaupun memang tidak selalu seperti itu dan dengan semakin berganti hari seiring dengan kemajuan jaman hal ini sudah banyak berubah. Di mana memang pengetahuan dan informasi menjadi hal nan sangat krusial buat didapatkan. Karena itulah salah satu jalan buat memperoleh kedua hal ini ialah dengan membaca, sehingga kegiatan ini tidak lgi dianggap sebagai kegiatan nan tidak menyenangkan atau tidak populer lagi.
Banyak orang nan sudah mengubah asumsi kurang baik terhadap di kutu buku. Dan juga asumsi telah banyak berubah bahwa memang kegiatan membaca ialah kegiatan nan akan membawa banyak manfaat.
Sehingga banyak disarankan buat seseorang nan ingin meningkatkan kemampuan dirinya maka banyak membaca. Dengan membaca, banyak hal nan awalnya tak diketahui maka akan diketahui dan hal ini akan semakin meningkatkan kemampuan atau pengetahuan dari diri seseorang tersebut.
Banyak cara nan dilakukan buat merangsang atau menimbulkan minat baca bagi banyak orang. Hal ini sangat dapat buat dimulai sejak dini atau sejak seseorang itu kecil. Dan justru ketika memang minat akan membaca ini sudah inheren erat dalam diri si anak maka akan terus dibawa dan dikembangkan serta dilestarikan sampai si anak menjadi dewasa dan menjadi sosok nan getol membaca.
Memang bagi sebagian orang, membaca ialah kegiatan nan dianggap tidak cukup menarik. Lain halnya dengan kegiatan jalan-jalan ke mall
Penulis dan Membaca
Aktivitas menulis dan membaca merupakan satu kesatuan utuh nan tidak terpisahkan. Ibarat cairan teko nan dituang ke dalam gelas, maka cairan di sana sama artinya dengan bacaan seorang penulis nan akan diwujudkan melalui sebuah tulisan. Demikian pula, apa nan dibaca seseorang akan menjadi hal nan muncul dalam tulisannya.
Tulisan merupakan cerminan bacaan seseorang, sebagai contoh logika saat Anda menuangkan air putih ke dalam teko lantas menuangkan air putih itu kembali ke dalam cangkir tentulah nan keluar tetap air putih, bukan teh ataupun kopi.
Begitulah, pengaruh minat baca terhadap kualitas tulisan seseorang sangat erat. Seorang penulis nan baik tentulah ia juga sebagai sosok pembaca nan baik. Tulisan berkualitas nan dilahirkan oleh seorang penulis merupakan hasil dari proses ia membaca karya-karya orang nan berkualitas.
Lantas apakah dapat seseorang nan ingin menjadi penulis namun ia malas membaca? Jawabannya bisa, namun ia akan menjadi penulis nan stagnan. Karya-karya akan kering dan tak memiliki gaya perubahan, sebab ia malas buat membandingkan karyanya dengan karya orang lain nan lebih baik.
Sedangkan membaca ibarat memberikan sebanyak mungkin input bagi penulis nan kemudian akan dia olah buat menjadi output tulisan nan dihasilkan. Jadi dengan semakin banyak membaca maka akan memberikan lebih banyak ide dan bahan nan akan digunakan seorang penulis dalam menulis.
Jadi memang akan terdengar sedikit tidak wajar jika seorang penulis mengatakan tidak getol buat membaca. Hal ini aadalah sebuah hal nan tidak wajar dan tidak seharusnya ada. Karena memang Norma primer seorang penulis ialah membaca selain dari menulis itu sendiri.
Mengapa seorang penulis perlu membaca, berikut beberapa alasan logis nan mendasari pengaruh minat baca dan kualitas tulisan seseorang;
1. Membaca merupakan sumber inspirasi dan ide
Salah satu cara nan dilakukan penulis buat menemukan dan menggali ide ialah dengan cara membaca. Dengan membaca, sinyal-sinyal ide seorang penulia menjadi luas. Ia dapat saja mengembangkan sebuah ide nan ia temukan dari hasil bacaannya.
Bagi seorang penulis puisi, kebiasaannya dalam membaca karya-karya penyair terkenal akan sangat terasa pada penggunaan diksi dan metafor nan ditulisnya. Membiasakan diri membaca karya nan berkualitas akan memicu lahirnya karya nan berkualitas dari tangan penulis.
Banyak hal nan akan ditemukan oleh diri penulis dari kegiatannya membaca. Dan inilah nan akan memenuhi otak dan pemikirannya dengan inspirasi dan ide nan ada. Maka memang ketika seorang penulis menginginkan buat mencari inspirasi, nan dilakukan ialah dengan membaca itu sendiri.
2. Studi banding
Cara efektif buat meningkatkan kualitas dan mutu tulisan seorang penulis ialah dengan cara membandingkan karyanya dengan karya-karya penulis hebat. Membandingkan tidak sekadar membandingkan, namun bagaimana upaya buat mempelajari karya hebat tersebut sehingga kualitasnya dapat menular ke dalam karya kita.
Dengan melakukan studi banding ini maka akan diketahui bagaimana penulis lain menulis akan hal nan sama, misalnya. Sehingga memang akan diperoleh pemahaman nan tepat akan bagaimana si penulis ini menulis apa nan akan ditulis dan tentunya dengan gaya nan berbeda.
3. Mengetahui selera pasar dan penerbit
Untuk bisa mengetahui jenis dan tema buku apa nan sedang digandrungi pasar dan penerbit, maka seorang penulis absolut perlu membaca. Dengan membaca dan tau kondisi penerbitan dan literasi, tentunya akan menjadi panduan bagi penulis buat menulis jenis buku nan seperti apa. Ini jika memang si penulis punya keinginan buku-bukunya dapat terbit dan laris manis di pasaran.
Hal in buat memberikan surat keterangan kepada penulis akan bagaimana keadaan dari pasar atau calon komsumen atau calon pembaca dari hasil tulisannya. Dan juga buat mengetahui bagaimana reaksi atau respon nan mungkin akan diberikan oleh pasar terhadap tulisannya tersebut.
Dengan melihat bagaimana keterkaitan antara minat baca nan dimiliki oleh penulis di atas terhadap kualitas dari tulisan nan ia hasilkan, maka ialah sebuah keniscayaan bagi setiap penulis buat menjaga Norma dari membaca itu sendiri.
Dengan semakin banyak membaca maka akan semakin mampu buat menghasilkan kualitas tulisan nan akan semakin tinggi. Hal ini sangat mungkin buat terjadi sebab dengan semakin banyak membaca maka akan memperoleh lebih banyak sumber inspirasi dan juga ide.
Selain itu, bisa melihat perbandingkan dari sekian banyak penulis dengan hasil tulisan mereka nan juga beragam. Dan hal ini secara niscaya akan meningkatkan kualitas dari tulisan nan dimiliki oleh si penulis itu sendiri.
Inilah nan dimaksud dengan interaksi dari pengaruh minat baca nan dimiliki oleh seorang penulis terhadap kualitas dari tulisan nan ia hasilkan. Sangat memiliki kaitan nan begitu erat bukan?!..