Era Origami Modern
Pernahkah Anda melihat kertas nan dilipat dengan teknik dan proses nan sederhana hingga rumit nan kemudian membentuk sebuah objek nan menyerupai sebuah benda, hewan, atau karakter? Ya, itulah nan disebut dengan origami. Seni melipat kertas origami ini kabarnya berasal dari negeri Matahari Terbit, yakni Jepang.
Origami ialah seni melipat kertas dan membentuk sebuah objek atau benda berdasarkan lipatan kertas tersebut. Saat kita masih duduk di bangku taman kanak-kanak atau sekolah dasar, tentu kita pernah disuguhi kertas lipat oleh guru buat dilipat menjadi bentuk nan kita inginkan dan kadang guru juga turut memandu buat melipat kertas menjadi pelbagai bentuk, seperti kapal, katak, atau shuriken.
Di era modern ini, seni melipat kertas origami terus berkembang pesat dengan teknik baru nan makin rumit dan menghasilkan sebuah karya seni nan luar biasa. Banyak nan telah pakar dalam melipat kertas ini menjadi sebuah karya nan mengagumkan, seperti naga, karakter pendekar, atau binatang dengan taraf kerumitan nan sangat tinggi.
Karya seni nan dihasilkan origami ini cukup hebat dan membuatnya menjadi lebih dari sekadar melipat kertas. Lalu, bagaimana sejarah atau asal-usul dari seni origami atau melipat kertas ini? Banyak nan mengatakan bahwa seni origami ini berasal dari Jepang dan banyak masyarakat Jepang nan masih melestarikan seni melipat kertas unik ini.
Namun, ada pula nan mengatakan bahwa seni kertas origami ini berasal dari negeri Tirai Bambu atau Cina. Banyak sejarawan nan mengatakan bahwa origami sebenarnya berasal dari Cina. Dan, Jepang memiliki budaya atau seni melipat kertas nan sama sebab terinspirasi dari budaya melipat kertas dari Cina. Mana nan benar, Jepang atau Cina loka origami berasal?
Berdasarkan mayoritas sumber nan diketahui dan nan dibaca oleh penulis, seni melipat kertas nan bernama origami ini berasal dari Jepang. Bagaimana kisahnya? Mari kita bahas di paragraf berikutnya.
Sejarah Melipat Kertas Origami
Banyak sumber nan menyebutkan bahwa origami berasal dari Jepang dan ini dimulai pada tahun 1.000. Awal mula terbentuknya seni origami ini berawal dari karya seni megah berjudul Kisah Pangeran Genji dari Murasahi Shikibu . Mengapa disebut sebagai awal dari sejarah origami?
Karena Murasahi Shikibu menuliskan karya seninya ini berupa puisi dan surat cinta nan dilipat dengan halus dan menyerupai bentuk atau objek nan luar biasa. Hal inilah nan diperkirakan sebagai awal dari terbentuknya origami nan kini terkenal sebagai seni melipat kertas dan membentuk sebuah objek atau benda .
Mengenai kisah atau pendapat nan mengatakan bahwa origami ini berasal dari Cina ini tampaknya masih diragukan. Mengapa? Seperti nan kita ketahui, karya seni berjudul Kisah Pangeran Genji besutan Murasahi Shikibu ini dibuat sekitar tahun 1000 atau pada era Heian nan berlangsung pada tahun 794 hingga 1183. Jepang pada periode atau era Heian ini masih menerapkan kebijakan nan tertutup dari orang asing.
Penguasa Jepang saat itu menetapkan anggaran agar penduduknya terus bekerja dengan ilmu pengetahuan nan dimiliki tanpa melakukan kontak atau interaksi dengan orang asing. Hal ini membuktikan bahwa orang Jepang tidak bisa melakukan interaksi dengan orang luar Jepang, termasuk Cina. Sehingga, sulit buat mengatakan bahwa origami ini terinspirasi dari Cina.
Hal ini didukung dengan ketiadaan bukti sampai sekarang nan menjadi clue atau merujuk bahwa origami ini berasal atau terinspirasi dari negeri Tirai Bambu tersebut. Lalu, bagaimana perkembangan seni melipat kertas origami ini di Jepang?
Perkembangan origami di Jepang dilanjutkan di era Kamakura, nan berkuasa pada tahun 1183 hingga 1333. Pada era Kamakura ini, seni melipat kertas mulai digunakan sebagai sebuah tanda sekaligus sebagai wahana buat menghibur diri.
Namun, saat itu origami masih belum bisa dinikmati oleh masyarakat Jepang secara luas sebab harganya masih sangat mahal. Tentu saja, nan mampu menikmati seni melipat kertas nan kini dikenal sebagai origami ini hanya orang-orang eksklusif saja di masa itu, yakni orang kaya atau kalangan penguasa dan bangsawan Jepang.
Penggunaan origami oleh kalangan terbatas pada era Kamakura ini terus berlanjut hingga era berikutnya, yakni era Muromachi nan berkuasa di Jepang pada tahun 1333 hingga 1573. Pada era Muromachi atau abad ke-14 ini, seni melipat kertas atau nan sering disebut dengan origami, berkembang menjadi layaknya horoskop nan berisi ramalan atau menuliskan doa pada kertas dan dilipat serta dikaitkan dengan tali.
Berbeda dengan era Kamakura, di akhir era Muromachi ini origami mulai populer dan tidak lagi mahal serta banyak diajarkan dari generasi ke generasi. Sehingga, origami terus berkembang lebih pesat. Kepopuleran origami ini berlanjut di era Edo nan berkuasa pada tahun 1614 hingga 1868 atau mulai pada abad ke-15.
Saat itu, origami terus berkembang menjadi bagian dari kehidupan spiritual dan kebudayaan rakyat. Tak hanya itu, seni origami juga mulai diajarkan di sekolah pada saat itu. Sayangnya, pada tahun 1639, Jepang kembali menerapkan kebijakan buat menutup diri dari orang asing hingga sekitar tahun 1854.
Pada era tersebut, seni origami mulai menampakkan nilai nan dimulai dari munculnya teater Kabuki nan saat itu dikenal dengan sebutan wayang lipat.
Pada saat itu, origami mulai tampil pada karya nan berjudul Chusingura Orikata nan syahdan dibuat oleh seorang imam dengan cara melipat kertas. Pada era nan sama juga muncul karya nan berjudul Sembarazu Orikata nan ditulis pada kertas dan dilipat menjadi bentuk crane dengan 1000 bentuk.
Era Origami Modern
Banyak nan berpendapat bahwa era origami atau seni melipat kertas modern dimulai sekitar tahun 1950 atau 1960. Saat itu, ada tokoh-tokoh origami nan memiliki kemampuan dalam seni melipat kertas nan luar biasa nan pada saat itu banyak digandrungi orang. Tokoh-tokoh origami populer di era tersebut antara lain ialah Akira Yoshizawa dan Isao Honda.
Saat itu, Akira Yoshizawa dikenal nan paling menonjol sebagai tokoh origami modern dan menghasilkan aneka macam karya origami nan hebat. Saat itu, Akira Yoshizawa mengangkat tema nan realistis buat dibuat origami, sebut saja binatang, benda dan bentuk origami lain nan cukup dekoratif .
Mengapa origami era Akira Yoshizawa ini dikenal sebagai era origami modern? Karena Akira Yoshizawa meghasilkan karya origami nan sama sekali berbeda dengan origami tradisional Jepang dan Akira Yoshizawa ini telah sukses membuat ribuan model origami nan baru dan luar biasa.
Era origami modern tidak lagi didominasi oleh tokoh-tokoh nan berasal dari Jepang, tapi juga orang dari luar Jepang. Sebut saja Argentina, nan mengusung nama seperti Dr. Vicente Solorzano Sagredo (yang berjasa mendirikan museum origami di Argentina), Ligia Montoya, Adolfo Cerceda, dan banyak lagi tokoh dari luar negara Jepang.
Saat itu banyak nan memberikan dukungan agar para tokoh tersebut manunggal buat mengangkat seni melipat kertas nan dikenal dengan nama origami tanpa memedulikan ukuran atau kesempurnaan nan sama. Di era modern seperti sekarang ini, origami terus berkembang pesat di pelbagai negara, termasuk Indonesia.
Tak hanya itu, origami kini terdiri dari pelbagai jenis berdasarkan hasil atau teknik lipatan kertas origami, sebut saja origami bergerak, origami modular, origami basah, origami murni, tesselasi origami, dan kirigami. Penasaran ingin membuat origami? Langsung saja cari tutorial buat membuat origami di internet atau video tutorial di YouTube dan mulai berkarya origami.