Fenomena Acara Televisi Indonesia
Setiap Anda mungkin punya channel siaran acara televisi Indonesia favorit tersendiri. Tergantung jenis acara televisi Indonesia apa nan Anda minati. Bagi Anda peminat tayangan sinetron tentulah memilih stasiun televisi seperti SCTV dan RCTI. Atau bagi Anda peminat berita-berita aktual tentulah memilih stasiun televisi TV One dan Metro TV sebagai pilihan.
Indonesia memiliki banyak stasiun televisi swasta, baik lokal maupun nasional. Keberadaannya memberi saingan keras terhadap stasiun televisi TVRI milik pemerintah. Meskipun demikian, munculnya berbagai siaran televisi partikelir memberikan geliat keberagaman bentuk siaran di tengah masyarakat.
Masing-masing stasiun televisi mencari kekhasan tampilan sendiri-sendiri. Anda nan butuh warta dapat memilih stasiun televisi khusus, Anda peminat tayanga film-film layar lebar juga dapat memilih stasiun televisi nan menyajikan nya sebagai siaran andalan stasiun televisi tersebut.
Namun apakah secara generik kualitas acara televisi di Indonesia mampu memberikan imbas mendidik kepada masyarakat? Sebuah perdebatan panjang akan muncul mengenai persoalan ini. Kondisinya mirip dengan ungkapan istilah, ‘telur dengan ayam mana nan lahir lebih dulu?’
Begitulah kondisi nan ada. Masyarakat pertelevisian menyajikan siaran sinkron dengan apa nan menjadi kehendak masyarakat. Kehendak ini bisa dilihat melalui taraf rating sebuah mata acara televisi. Ternyata tayangan-tayangan dominan nan kita lihat di acara-acara televisi saat ini, itulah nan banyak diminati dan disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Dan masyarakat jelas menilai bahwa kualitas acara televisi Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, miskin nilai-nilai edukasi.
Kualitas Acara Televisi Indonesia
Inilah sekilas pelukisan kualitas acara-acara televisi Indonesia nan kita saksikan sehari-harinya.
1. Sarat Pornografi dan Tidak Mendidik
Banyak tayangan-tayangan sinetron dan iklan nan secara vulgar menampilkan bentuk-bentuk pornografi visual. Tayangan ini sama sekali tidak mendidik bahkan sebaliknya memberikan contoh nan kurang baik bagi para generasi muda.
Betapa banyak tindakan asusila nan terjadi di masyarakat disebabkan pelakunya terinspirasi dari tayangan acara televisi. Berbagai tindak pelecehan seksual kaum wanita dan anak-anak tidak sporadis juga dipicu oleh dorongan saat seseorang tersebut menyaksikan bentuk pornografi visual nan disajikan sebuah stasiun televisi.
2. Kekerasan dan Khurafat Menyesatkan
Ada banyak tayangan nan bersifat kekerasan. Tayangan-tayangan seperti ini sangat tak baik buat perkembangan psikologis seorang anak. Di samping itu berbagai tindak kejahatan pun mampu diinspirasi dari berbagai tayangan acara televisi nan terkesan mengajari taktik bagi si pelaku. Acara televisi juga kerap berisi acara-acara penyesatan akidah. Bagi muslim harus selektif terhadap berbagai tayangan acara televisi. Karena banyak diantaranya nan sudah bercampur dengan khurafat dan kesesatan.
3. Terlalu Berlebihan
Iklim pemberitaan di acara televisi Indonesia dapat diistilahkan dengan kata lebay alias berlebihan. Sebuah warta sederhana dapat dikupas selama berhari-hari lamanya, dan pada akhirnya kondisi lebay dan hiperbola tersebut akan mendekati berita-berita dusta alias fitnah.
4. Hedonis dan Terkesan Megah
Acara televisi Indonesia terkesan lebih banyak menipu. Berbagai sisi kehidupan nan disajikan melalui global sinetron merupakan bentuk kebohongan publik tehadap empiris kondisi kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya. Global sinetron melukiskan seolah-oleh kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya ialah kehidupan nan glamour dan mewah. Pada hal sangat bertolak belakang dengan fakta nan ada.
Lantas dari manakah kita akan memulai sebuah langkah pemugaran terhadap kondisi acara televisi Indonesia tersebut? Global layar kaca mungkin perlu belajar dari revolusi global perfilman tanah air. Sebagai seorang produser tidak perlu takut buat menampilkan tayangan sinetron bermutu.
Kemunculan film-film kesadaran di global layar lebar seperti Laskar Pelangi, Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Emak Ingin Naik Haji, dan sebagainya merupakan tamparan telak bagi kebangkitan global pertelevisian Indonesia. Jika layar lebar mampu lebih baik, kenapa layar kaca tidak mampu?
Fenomena Acara Televisi Indonesia
Dalam global hiburan di Indoneisia, segala cara dapat dilakukan buat kepentingan pihak-pihak tertentu, termasuk para pelaku global pertelevisian nan membuat tayangan program-program televisi. Intinya, mereka hanya memikirkan bagaimana cara menarik massa iklan atau sponsor.
Produsen sebuah produk niscaya akan memajang iklannya pada tayangan-tanyangan televisi nan ratingnya tinggi. Tapi sayang, tayangan-tayangan nan katanya disukai masayrakat tersebut dianggap oleh sebagian orang sebagai sesuatu nan tidak lagi up to date. Walaupun terlihat berkualitas, tayangan-tayangan tersebut ternyata tak sepenuhnya orisinal atau asli, sekali pun bentuknya reality show .
Lalu, seperti apa kenyataan tayangan televisi di Indonesia itu? Berikut ini ulasan lengkapnya.
1. Sinetron
Seperti apa paras sinetron di global pertelevisan Indonesia? Sebagian besar sinetron protesis Indonesia itu cukup “menggemaskan” karena durasi serta adegan nan sengaja dibuat lama ditambah dengan banyaknya iklan dan sponsor. Selain itu, tayangan sinetron pun tidak sedikit nan suka menyadur.
2. Acara Musik
Acara dan tayangan musik pun durasinya sangat panjang sekali. Para host-nya pun membuat durasi bertambah lama lagi. Dengan keahliannya, mereka mampu merangkai kata dan bercengkarama seakan taka ada habisnya. Dalam hal ini, bukankah acara musik di televisi itu intinya mengulas seputar musik, album, produk musik, dan penampilan musisi?
Tapi sayang, kenyataannya banyak acara musik nan hanya diisi dengan “banyolan” dan aksi-aksi kocak para pembawa acaranya seperti aksi lipsync dan sejenisnya. Hal ini dilakukan oleh mereka tentu hanya semata buat mengejar rating. Intinya, semua itu bergantung masing-masing penikmat acara televisi. Lamanya durasi acara musik berarti semakin lama pula seseorang bisa menikmati performance musik dan video musik nan diputar.
3. Infotainment
Tayangan infotainment di televisi pun berdurasi lama seperti tayangan-tayangan lainnya. Sepertinya tidak ada nan lebih menarik selain mengungkap kehidupan para selebriti dan senansinya. Tanyangan ini memang menarik banyak perhatian pemirsa televisi. Walaupun sempat dilarang atau diharamkan oleh MUI, tetap saja tayangan gosip tersebut masih ditayangkan. Peminatnya pun sangat banyak.
4. Reality Show
Pada dasarnya, reality show itu memang disukai banyak menikmat televisi karena dianggap konkret dan berdasarkan pengalaman nyata. Tapi sayang sekali, sama seperti tayangan lainnya, tanyangan ini banyak pula ditayangkan hanya buat mendapatkan rating tinggi. Reality show sekarang banyak dipenuhi dengan intrik dan rekayasa. Intinya, hanya Anda lah nan bisa menilainya sebagai penikmat hiburan di Indonesia.
5. Program Kuis
Lagi-lagi masalah durasi nan lama menjadi perhatian penulis. Ya, tidak sedikit juga program kuis di televisi nan berdurasi sangat lama. Banyak tayangan di televisi nan sering mengadakan kuis berupa kirim SMS sebanyak-banyaknya buat mendapat hadiah seperti uang, HP, dan lain sebagainya.
Segala cara dilakukan buat membuat durasi semakin lama antara peserta kuis dan pembawa acara, salah satunya dengan program kuis ini. Tujuannya ialah agar para pemirsa televisi nan menyaksikan acara tersebut di sebuah stasiun televisi tidak mengganti channel dan beralih ke acara lainnya.
6. Produk Iklan
Tak sedikit juga produk iklan nan berdurasi lama. Adegan-adegan iklan dibuat sedemikian rupa agar mampu menarik konsumen dan terus diingat dalam pikiran para penikmat televisi. Bahkan, iklan-iklan tersebut juga diiringi dengan lagu-lagu terkenal nan disukai oleh konsumen.
Perlu digarisbawahi bahwa televisi itu ialah sebuah media hiburan nan sangat dibutuhkan. Kita sebagai penonton berhak buat menonton sebuah tayangan di televisi ataupun tidak. Intinya, semuanya sangat berkaitan erat dengan selera masing-masing.
Mudah-mudahan tulisan tentang kenyataan acara televisi Indonesia ini bermanfaat.