Rusia Militer - Kekuatan nan Misterius
Bagaimana kekuatan Rusia militer ? Rusia memang negara besar nan merupakan saingan primer Amerika Perkumpulan di bidang militer. Berdasarkan data nan dihimpun oleh Dunia Fire Power tahun 2013, Rusia memiliki kekuatan militer nomor 2 di dunia. Sementara satu taraf di atasnya nan merupakan negara terkuat di dunia, masih dipegang oleh Amerika Serikat. Melalui kekuatan militernya, kini, setiap negara berlomba buat menguasai dunia.
Rusia Militer - Kekuatan nan Misterius
Militer Rusia atau Rusia militer memiliki ciri nan berbeda dengan militer-militer negara lain, yakni unsur kemisteriusannya nan tinggi. Tidak heran jika Jenderal Guderian, salah satu bawahan Hitler, pernah mengingatkan Hitler buat tak menyentuh Rusia sedikit pun. Rusia nan sejak dulu dikenal sebagai negara tertutup, memunculkan berbagai pertanyaan perihal dengan kekuatan militernya.
Sampai saat ini, pusat pabrikan senjata Rusia juga masih disembunyikan di daerah pedalaman lembah pegunungan Kaukasus. Loka nan sangat terpencil dan tersembunyi. Bahkan, pesawat pengebom pun sulit buat dapat menembus loka itu. Teknologi persenjataan Rusia saat ini digadang-gadang sebagai nan terbaik di dunia. Selain itu, jumlah ilmuwan-ilmuwan teknologi persenjataan Rusia sampai saat ini juga belum dapat diketahui secara pasti.
Memang beberapa mata-mata (spionase) Amerika Perkumpulan bisa mampu memetakan kekuatan Rusia dalam bidang militernya. Namun, hasil pemetaan tersebut belumlah pasti, sebab dapat jadi kekuatan misterius Rusia nan tersembunyi masih belum tersenuh spionase mana pun. Ibarat tubuh manusia, spionase tersebut hanya mampu menjelaskan organ luar, belum sampai pada organ dalam apalagi isi batinnya.
Kekuatan Rusia nan tersembunyi inilah nan membuat negara-negara lain seperti Amerika Perkumpulan sulit buat memprediksi kekuatan militer Rusia sesungguhnya. Hal ini juga nan menimbulkan kekhawatiran Jenderal Guderian ketika tentara Hitler hendak mencaplok Rusia nan pada saat itu masih bernama Uni Sovyet.
Militer Rusia juga dikenal mempunyai mata-mata (spionase) tangguh dan memiliki loyalitas tinggi terhadap negaranya. Mata-mata Rusia tersebar di seluruh penjuru dunia. Kematian Jenderal George Patton, pimpinan divisi Panzer AS, dalam sebuah kecelakaan mobil juga dikaitkan dengan hasil kerja spionase Rusia .
Jenderal George Patton merupakan salah satu orang nan cukup memahami tentang kekuatan militer Rusia nan tersembunyi, misalnya dapat jadi para ilmuwan Rusia tersebut bekerja bersama dengan para pedagang di pasar ataupun bersama petani-petani di pedesaan. Tidak heran jika banyak pihak nan mengaitkan bahwa kecelakaan mobil nan dialaminya merupakan hasil kerja spionase Rusia. Pasalnya, sebelum kecelakaan tersebut, dia melakukan kontak telepon ke markas komando dan memerintahkan buat menghantam Rusia sebab sedang dalam keadaan lengah.
Julukan Negeri Tirai Besi memang sangat tepat buat menggambarkan Rusia. Bukan hanya buat menggambarkan kekuatan pertahanannya, tetapi juga ketertutupan dan kemisteriusan negara tersebut. Kemisteriusan nan membuat negar-negara lain sulit buat memetakan secara niscaya kekuatan milter negara ini. Hal ini juga nan membuat negara-negara lain merasa khawatir. Bahkan, sekelas negara Amerika Perkumpulan juga merasakan hal tersebut.
Senjata Rusia Terbaik di Dunia
Sejarah telah membuktikan bahwa Rusia memang memiliki teknolgi persenjataan nan sangat baik. Senjata nan dapat dikatakan paling buruk di Rusia, dapat jadi di negara lain ialah nan paling baik. Hal ini terbukti ketika terjadi pertempuran antara tank Rusia T34 melawan tank Jerman Mark III. Tank Rusia T34 bukanlah tank terbaik di Rusia. Tank T34 dapat dikatakan tank “anak-anak”. Tank perang Rusia nan sesungguhnya ialah tank IS II. Tank ini mampu mengugguli semua tank Jerman, termasuk King Tiger, dalam perang tank terbesar sepanjang sejarah Kursk di Ukraina.
Beberapa bukti lain juga mengatakan bahwa teknologi persenjataan Rusia memiliki kinerja nan efisien dan mampu bekerja di iklim mana pun. Sebuah laporan muncul dari salah satu Instiutusi Washington buat Kebijakan Timur. Laporan itu berisi bahwa ada seorang pilot Iran menggunakan pesawat protesis Sovyet (Rusia) Sukhoi Su-25 nan sukses menghantam pesawat tanpa awak AS (UAV) MQ-1 Predator Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pada laporan tersebut, dikatakan bahwa pesawat Sukhoi Su-25 protesis Rusia tersebut bukan pesawat interceptor sebab tak dilengkapi dengan radar modern. tetapi kenyataannya mampu mengahancurkan UAV canggih milik Amerika Serikat. Kejadian ini merupakan salah satu bukti keampuhan persenjataan Rusia. Selain itu, juga ada kemisteriuasan (sesuatu nan tersembunyi) dalam pesawat Sukhoi in. Mungkin, hanya beberapa orang nan mengetahui hal tersebut sehingga menjadi logis ketika pesawat tersebut mampu menghancurkan UAV canggih milik Amerika Serikat.
Pasar Persenjataan Global Dikuasai Rusia
Kecanggihan dan efisiensi kerja senjata Rusia terbukti menjadi nan terbaik ketika banyaknya permintaan atau pembelian senjata dari negara-negara lain ke Rusia. Pada 2012, pasar persenjataan global dikuasai oleh Rusia. Bahkan, senjata-senjata tersebut tak hanya nan baru dan modern. Senjata-senjata nan dikeluarkan era Uni Sovyet juga dinilai masih memiliki kinerja nan lebih baik daripada senjata-senjata modern nan canggih.
Kecanggihan senjata Rusia ini juga diakui negara saingannya, Amerika Serikat. Pentagon mengakui kualitas helikopter Mi-17 miliki Rusia nan beroperasi di Afghanistan. Bahkan, Pentagon berniat membuat kontrak dengan raksasa ekspor pertahanan Rusia, Rosoboronexport. Kontrak itu senilai 900 juta dolar Amerika. Namun kontrak tersebut harus batal, karena adanya rekomendasi negatif dari kongres.
Transaksi Persenjataan Rusia dengan Negara Lain
Negara nan kini sedang mengalami pertumbuhan pesat dan digadang-gadang dapat menggeser negara-negara barat dalam hal ekonomi, Cina, juga melakukan transaksi persenjataan dengan Rusia. Berdasarkan nan laporan nan ditulis oleh Harian Rakyat Cina milik Partai Komunis, negara Sosialis ini telah melakukan pembelian satu set pesawat jet tempur 24 Su-35 dan empat kapal selam kepada Rusia.
Memang interaksi antara Cina dan Rusia kini semakin dekat. Bahkan, kedua negara ini juga tengah mengembangkan kolaborasi buat pengembangan tekhnologi militer. Berdasarkan informasi dari Harian Rakyat Cina, kedua negara ini tengah mengembangkan rudal anti pesawat jeda jauh nan dinamai S-400, tank IL-78, mesin pelontar berdaya besar 117S, serta kendaraan pengangkut pesawat besar IL-476.
Mengenai pasar persenjataan Rusia nan terus berkembang, hal ini dibenarkan oleh Presiden Vladimir Putin. Vladimir mengatakan bahwa pada 2012, Rusia telah sukses menjual senjata dan jasa sebesar 14 miliar dolar Amerika. Untuk kontrak selanjutnya, volume penjualan diperkirakan sampai sebesar 15 miliar dolar Amerika.
Rusia juga melakukan banyak kolaborasi dengan negara-negara lain buat mengembangkan tekhnologi persenjataan, misalnya Rusia bekerja sama dengan Serbia buat memproduksi kendaraan lapis baja. Rusia dengan Brasil bekerja sama buat merakit helikopter serba gunaMi-171. Rusia juga terlbat dalam berbagai proyek seperti dengan India dan Cina buat membuat pesawat tempur.
Terlepas dari senjata atau tekhnologi persentaan nan dijual Rusia, militer Rusia (Rusia militer) masih tetap misterius. Bukankah setiap negara juga menginginkan kekuakasaan di antara negara-negara lain (adidaya)? Bukankah setiap negara juga selalu membangun pertahanannya sedemikian rupa agar tak bisa diserang atau dijajah negara lain? Oleh sebab itu, dibalik senjata-senjata nan dijual oleh Rusia tersebut, terdapat kemungkinan ada senjata nan memang hanya dimilki Rusia dan tak diperjualbelikan.