Drag Liar dan Kebebasan Berekspresi Kaum Muda
Apa nan terlintas di pikiran Anda ketika pertama kali mendengar kata "liar"? Cenderung hal negatif bukan? Embel-embel kata tersebut juga membuat kata nan ditempelinya menjadi negatif. Sebut saja penebangan liar, balapan liar atau drag liar , dan liar-liar lainnya. Artikel ini akan membahas seputar drag liar.
Untuk istilah drag liar, sebagian dari Anda mungkin belum pernah mendengarnya. Anda mungkin akan lebih cenderung akrab dengan istilah balapan liar. Tapi, sebenarnya, kedua istilah liar tersebut memiliki arti nan sama. Baik drag liar maupun balap liar sama-sama berhubungan dengan Norma membalapkan kendaraan baik sepeda motor maupun mobil secara liar.
Drag Liar nan Meresahkan Warga
Keberadaan drag liar atau balapan liar ternyata memiliki ceritanya sendiri di masyarakat. Kehidupan sosial terkadang memang menjadi pembatas bagi pelaku kehidupan sosial itu sendiri. Ketika menyadari bahwa manusia ialah makhluk sosial, maka apapun nan berhubungan dengan hajat hayati orang banyak harus menjadi prioritas. Salah satunya ialah menjaga ketertiban serta kenyamanan bersama.
Kewajiban buat menjaga ketertiban itulah nan dimaksud sebagai pembatas. Ketika hal itu menjadi tuntutan, maka segala hal nan mengganggu ketertiban harus dihilangkan, atau setidaknya dikurangi. Keberadaan drag liar nan dirasa mengganggu pun pada akhirnya harus "rela" menuai "badai" protes dari masyarakat banyak. Akibatnya, mereka nan getol terhadap drag liar ini harus terpaksa membatasi diri.
Sedikit banyak Anda niscaya tahu tentang bagaimana rekam jejak keberadaan drag liar atau balapan liar di kehidupan sosial ini. Sehingga, Anda niscaya dapat membayangkan gangguan seperti apa nan datang dari drag liar tersebut. Pada kenyataannya drag liar memang seringkali menimbulkan keresahan di masyarakat. Terlebih jika salah satu anggota keluarganya mengemari hal tersebut.
Keresahan nan timbul di masyarakat sangat beralasan. Mereka sebenarnya secara tak langsung ikut merasa ngeri ketika secara tak sengaja menyaksikan kegiatan drag liar tersebut. Masyarakat seolah ikut membayangkan bahaya seperti apa nan akan mengancam para pecandu drag liar. Pada akhirnya, timbullah perasaan resah tersebut.
Drag liar atau balapan liar memang identik dengan kaum muda, khususnya para lelaki. Dengan semangat dan adrenalin nan masih tinggi, disertai dengan emosi darah muda nan sok jago, mereka melajukan kendaraannya, baik mobil maupun motor dengan kecepatan di luar normal. Jika sudah merasa sukses menaklukkan medan lintasan, kesamaan buat jumawa niscaya akan lebih besar. Hal ini secara tak langsung biasanya berimbas pada konduite mereka sehari-hari. Alasan-alasan fundamental seperti itulah nan membuat masyarakat resah akan keberadaan drag liar atau balapan liar.
Bahayanya Drag Liar
Satu lagi kata nan kerap kali menempel pada istilah drag liar ini, yaitu bahaya. Kesamaan buat tak mengenakan peralatan pengaman saat melakukan balapan ialah faktor primer mengapa drag liar ini dikategorikan sebagai kegiatan berbahaya. Jangankan pelindung kepala atau helm, alas kaki pun terkadang menjadi elemen nan dianggap tak penting.
Seperti nan telah banyak diketahui oleh masyarakat, bahwa risiko paling tinggi dari global balap ialah kematian. Sebagai manusia, memang sudah selayaknya berusaha buat meminimalisir hal tersebut. Caranya ialah dengan mengenakan perlengkapan nan menunjang keamanan. Pun hal itu belum cukup, terutama jika sudah membicarakan takdir. Lalu bagaimana dengan drag liar nan cenderung mengabaikan itu semua?
Ingat peristiwa tragis nan menimpa pembalap Marco Simoncelli? Perlengkapan canggih nan dikenakan ternyata belum mampu buat melindungi dirinya dari kematian. Tidak mengherankan jika warta kematian juga sering terdengar dari kegiatan drag liar .
Cerita miris tentang balapan liar atau drag liar ini datang dari Inggris, nan bukan tak mungkin hal seperti ini juga akan menimpa para pembalap liar di Indonesia. Mereka ialah Carly Notton dan Danielle Lanchester. Dua gadis belia ini harus kehilangan nyawa setelah melakukan drag liar dengan dua pemuda lainnya. Mobil nan dikendarai menabrak pohon dengan cukup keras dan kemudian terlempar beberapa meter. Dua gadis cantik tersebut diberitakan langsung meninggal seketika.
Gambaran tentang kecelakaan nan terjadi saat drag liar berlangsung seharusnya sudah cukup menjadi pelajaran berharga bagi para pembalap liar di Indonesia. Bahwa maut memang berada di tangan Yang Maha Kuasa, tapi sebagai makhluk-Nya, berusaha buat "menyelamatkan diri" dari peristiwa mengenaskan itu ialah sebuah keharusan.
Drag Liar dan Kebebasan Berekspresi Kaum Muda
Istilah balapan liar atau drag liar memang sangat akrab bagi mereka nan muda, khususnya lelaki. Hal ini seperti genre air mengalir nan alami. Tidak dipaksakan. Secara insting lelaki memang cenderung lebih menyukai hal-hal nan sifatnya menantang adrenalin. Maka dari itu wajar rasanya jika drag liar sangat menarik perhatian mereka. Seperti halnya remaja putri nan menyukai film drama Korea dan boyband-boyband Korea masa kini.
Hobi dalam menantang adrenalin tersebut kemudian "bercampur" dengan kebebasan berekspresi. Ya, bagaimanapun juga masa muda memang masa nan paling tepat buat berekspresi. Mereka kemudian seolah merasa dibenarkan buat melakukan drag liar atau balapan liar ini.
Kebebasan berekspresi memang hak setiap manusia. Ada nan memilih buat menuangkan ekspresinya terhadap hayati melalui musik, akting, olahraga dan hal-hal menantang seperti drag liar ini. Jika sudah mulai membicarakan kebebasan berekspresi, tak ada nan salah dari drag liar ini. Semua sah-sah saja. Tetapi, itu semua akan lebih absah jika kegiatan menantang adrenalin ini dilakukan tanpa meresahkan warga.
Banyak cara nan dapat dilakukan buat menunjukkan semangat hidup, salah satunya melalui drag liar ini. Jika Anda pernah melihat atau sekali waktu mencoba menyempatkan diri buat melihat balapan liar atau drag liar ini, Anda akan mengerti bagaimana semangat dari para pembalap liar tersebut. Anda akan merasakan bahwa seolah bagi mereka, sepertinya global hanya sebatas lintasan dan kendaraan nan sudah diubah sedemikian rupa.
Drag Liar dan Lintasannya nan Liar
Sebutan drag liar atau balapan liar ini tentu saja mengacu pada balapan nan dilakukan secara liar atau tak ada izin dari pihak manapun. Jika sudah demikian, Anda mungkin dapat membayangkan di mana balapan tersebut terjadi. Ya, balapan liar dapat dilakukan di mana saja. Sebebas para pembalap saat melajukan kendaraannya.
Umumnya, balapan liar dilakukan di jalanan nan memang sedang sepi. Atau, jika mereka memiliki nyali lebih, mereka dapat melakukannya di jalanan nan sedang banyak dilalui pengguna jalan. Kebiasaan seperti inilah nan nantinya akan membahayakan nyawa banyak orang. Selain di jalanan beraspal, ada juga nan melakukan drag liar di tanah lapang.
Uniknya, balapan liar atau drag liar selalu menjadi tontonan menarik bagi warga. Pembalap nan jatuh bahkan dianggap biasa dan justru terlihat lucu. Hal ini seperti menajdi sebuah kenyataan aneh di masyarakat. Di sisi lain mereka khawatir, tapi di sisi lainnya, hal ini justru menjadi hiburan.
Fenomena drag liar ini sepertinya akan terus bertahan entah sampai kapan. Selama adrenalin masih menjadi kekuatan terbesar, selama itu jugalah budaya drag liar ini akan terus berjalan. Sekalipun lintasan balap telah disediakan oleh pihak-pihak terkait, Norma melakukan balapan liar atau drag liar akan sulit buat dihilangkan.