Puisi Ramadhan nan Bisa Meningkatkan Iman
Tahukah kamu bahwa puisi Ramadhan mampu mengajarkan banyak hal tentang agama? Puisi Ramadhan menyimpan makna nan penuh hikmah. Kita dapat banyak belajar dari sebuah puisi Ramadhan. Bulan Ramadhan nan penuh berkah dijadikan momentum buat kembali ke jalan-Nya nan lurus. Puisi Ramadhan nan tercipta bersumber dari perenungan hati nan lupa akan kewajiban.
Puisi Ramadhan selalu menghadirkan serangkain bait nan menggugah keimanan. Rangkaian kata-katanya latif menggugah perasaan pembacanya buat larut dalam perbedaan makna rohani. Puisi Ramadhan tak hanya sebatas ungkapan penyesalan hati nan suka menelantarkan kewajiban. Puisi Ramadhan lebih sebagai pengingat bagi kita nan lebih banyak fokus pada kehidupan global nan akan berakhir.
Puisi Ramadhan - Belajar Agama dari Sebuah Puisi
Sadarkah Anda jika dalam sebuah puisi Ramadhan kita dapat belajar dan memahami ajaran agama. Dari sebuah puisi Ramadhan kita juga dapat meresapi kebesaran Allah Swt melalui rangkaian bait dalam puisi. Seperti betapa istimewanya bulan Ramadhan, begitu banyaknya ladang amal nan kita dapatkan selama beribadah di bulan Ramadhan.
Ajaran agama islam tak hanya dapat kita dapatkan dari buku-buku pelajaran, atau dari majlis-majlis taklim semata. Dalam sebuah puisi Ramadhan pun dapat kita petik berbagai ajaran agama di dalamnya. Melalui perenungan dalam sebuah puisi Ramadhan, sebenarnya jika kita meresapi lebih dalam, ada banyak hikmah nan dapat kita dapati. Biasanya dalam puisi Ramadhan kita dapat memahami betapa Allah itu Maha Besar, seperti nan dapat kita lihat dalam puisi Ramadhan sebagai berikut.
Ramadhan nan Akan Segera Berlalu
Bumi ini sudah tua
Senja selalu membayangi kita semua
Seperti Ramadhan nan akan berlalu
Lembayung senja nan menaungi kita semua
Masih kah ada rasa kesombongan
Yang menggelegar dalam hati
Ketika Ramadhan akan segera berlalu
Kupandang lagi langit nan menampilkan senja
Senja nan kadang terlupakan
Senja nan kadang berujung kesedihan tanpa persiapan
Seperti Ramadhan nan akan segera berlalu
Aku selalu terpaku buat selalu Istiqomah
Predikat nan sulit kuraih dengan statusku ini
Kealpaan sebagai manusia biasa
Kala senja seperti Ramadhan nan akan berlalu
Fenomena kecil di antara langit senja seakan terlupakan
Terlewatkan oleh ego kita sebagai manusia
Melupakan Engkau Ya Rabb, Ya Allah, Tuhan YME
Seperti senja, seperti Ramadhan nan akan segera berlalu
Rasa takjub akan keajaiban senja
Membuat saya seolah terpana buat beberapa saat
Ternyata banyak anugrah dan keajaiban nan terlewatkan
Aku lupa, waktu saat ini sudah senja
Seperti Ramadhan nan akan segera berlalu
Kemarin pada saat senja
Allah menunjukkan sedikit keajaiban di wilayah langit
Provinsi Sumatera Utara
Membuat kita sedikit tertunduk dan merasa kecil
Karena memang senja itu sudah dekat
Seperti Ramadhan nan akan segera berlalu
Uhhh, ini kah matahari sore nan menyilaukan itu
Memanaskan tubuh dengan suhunya nan dahsyat
Menunggu buat membakar tubuh-tubuh nan lupa
Lupa akan tujuan akhir dalam hidup
Ketika sadar
Seperti Ramadhan nan akan segera berlalu
Ah senja, selalu saja membuat saya was-was
Dengan kehidupan ini
Semoga semuanya akan baik-baik saja
Semoga saya akan selalu ingat
Dan semoga senyuman ini masih milik kita semua
Dan kita masih dapat melihat kejernihan kreasi Allah Swt
Seperti menanti kedatangan Ramadhan tahun depan
Semoga Allah mengabulkan kita berjumpa dengannya lagi
***by: Said
Dari bait-bait puisi Ramadhan di atas, bisa kita petik pelajaran, bahwa hayati ini hanya Allah Swt loka kita kembali. Berdasarkan puisi Ramadhan tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa alam beserta isinya merupakan kreasi Allah, dan kita patut mensyukurinya. Melalui bulan Ramadhan nan akan berakhir ini, merupakan momen nan krusial buat mensyukuri karunia Allah Swt.
Puisi Ramadhan - Kumpulan Hikmah dalam Bait-bait Puisi
Padatnya aktivitas kita, terkadang kita lupa buat bersyukur, meresapi keagungan Allah Swt. Ketika membaca bait-bait puisi Ramadhan seolah kita tersadar kembali akan fitrah kita sebagai hamba-Nya. Terkadang jika kita merasa kurang memahami apa nan Allah Swt perintahkan, kita menuangkan sepenggal penyesalan dalam bait-bait puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan dipandang ampuh buat menyampaikan beberapa ajaran dan pengingat bagi kita nan sering melalaikan perintah Allah Swt. Jadi dalam sebuah puisi Ramadhan dapat dikatakan berperan dalam menyebarluaskan peringatan buat kembali pada fitrah kita sebagai hamba Allah Swt. Puisi Ramadhan juga dapat dijadikan wahana buat memuji kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Seperti nan dapat kita lihat dalam penggalan puisi Ramadhan di bawah ini:
Puisi Ramadhan
Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika saya masih saja tidak mampu
Mensyukuri Ramadhan-Mu nan lalu
Hari-hari-Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap takabur
Kadang kami masih saja lupa
Bahwa Engkaulah Penentu
Kadang kami masih saja
Merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhluk-Mu
Yang lain bukan umat-Mu
Dalam Doaku...
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah nan lebih tahu dari-Mu, Sang Maha Tahu
Doaku bukan harapan, tapi satu keharusan
Dan ketika ada satu nan tidak Kau kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat nan Kau limpahkan
***
Tak Lebih dari Sebutir Debu
Ada sekuntum hari
Di mana wanginya mengharumi bumi sepanjang waktu
Karena saat itulah kemahamurahan Sang Khaliq berlimpah
Menyatukan pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan
Ia bertelaga bening
Airnya mutiara maghfiroh
Gericiknya dzikir dan tadarrus
Tepinya doa lemah lembut, lrih dan berpasrah hati
Siapa tidak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu
Agar setiap sirip kita tidak patah sia-sia
Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi sesungguhnya itulah hakekat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Allah
Karena dengan lapar dan haus
Kita dapat lebih menyadari bahwa kita tidak berpunya
Bisa lebih memahami
Bahwa kita tidak lebih dari sebutir debu
Di antara kemahaluasan-Nya
Ia sepantasnya dirindukan
Karena Ia lebih
Di cakrawala bertebaran pengampunan Rakhmat
Dan segala kebaikan
Juga Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qodar
***
Ada beberapa ajaran agama nan dapat kita petik dari bait-bait puisi Ramadhan di atas. Puisi Ramadhan dengan judul Puisi Ramadhan, mengajarkan pada kita arti krusial buat tak bersikap takabur sama Allah Swt, bahwa kita harus tahu hanya Allah Swt nan berkuasa atas hayati kita.
Demikian halnya dengan puisi Ramadhan dengan judul Tak lebih dari Sebutir Debu . Dalam bait puisi tersebut mengingatkan kita nan ibarat debu nan tak apa-apanya di mata Allah Swt, hanya dengan berpuasa dan beribadah kepada-Nya kita kembali di jalan-Nya.
Ya, puisi ramadhan merupakan sebuah karya nan selalu mengedepankan sifat religius pengarangnya. Mereka seakan terbenam dalam buaian kebesaran dan keagungan bulan Ramadhan nan penuh berkah. Setiap bait nan tersusun tidak hanya menggambarkan penyesalan pengarang, namun dapat juga memotivasi setiap orang nan membacanya buat selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Jadi, siapa bilang puisi Ramadhan hanya buat mengingatkan pentingnya bulan kudus ini. Puisi Ramadhan juga dapat kita jadikan sebagai media buat belajar memahami agama lebih dalam. Bagaimana? Tertarik buat membuat puisi Ramadhan karya Anda sendiri? Mulailah dengan mengungkapkan perasaan Anda ketika berada dalam bulan Ramadhan. Selamat mencoba.
Puisi Ramadhan nan Bisa Meningkatkan Iman
Bulan Ramadhan ialah bulan nan mulia. Bulan nan dinanti-nanti oleh seluruh umat islam di seluruh dunia. Bulan suci, di mana kita berlomba-lomba berbuat kebajikan dan menunaikan kewajiban kepada Allah Swt. Tiada kata nan mampu terucap bila menyangkut Ramadhan. Hanya untaian puisi Ramadhan nan dapat mengungkapkanya. Di bulan kudus ini banyak kaum muslim nan menuangkan kegembiraan, ketaqwaan, dan kesucian bulan Ramadhan melalui puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan merupakan puisi nan bernuansa islami, nan sarat dengan keagungan Allah Swt. Puisi Ramadhan berisi ungtaian kata-kata nan berlatarkan nafas ajaran Islam, terutama terkait dengan ibadah nan kita lakukan selama bulan kudus Ramadhan. Puisi Ramadhan bisa kita jadikan sebagai pengingat akan kebesaran dan keesaan Allah Swt.
Puisi Ramadhan - Rangkaian Puisi Islam
Puisi sebenarnya mempunyai kedudukan nan cukup istimewa dalam pemikiran agama Islam. Puisi menurut pandangan Islam tak lain hanyalah suatu ujaran nan diciptakan. Oleh sebab itu, puisi nan sejalan dengan kebenaran ialah baik. Jadi selama puisi tersebut digunakan buat memuji Allah Swt dan agama, serta "mengejek" musuh-musuh Allah Swt dan agama, membuat puisi diperbolehkan. Salah satunya nan dapat kita lakukan ialah membuat puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan menjadi wahana kita buat memuji, memberikan kabar gembira, peringatan buat berbuat kebaikan, dan saling sayang menyayangi dalam ikatan persaudaraan. Puisi Ramadhan identik dengan puisi Islami, sebab berisi peringatan dan ajaran-ajaran akidah dalam agama Islam. Mengingat bulan Ramadhan ialah bulan mulia, maka puisi Ramadhan merupakan momen nan bagus buat saling mengingatkan.
Puisi Ramadhan tak harus mengisahkan tentang bulan Ramadhan saja. Berbagai bentuk ibadah bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam membuat puisi Ramadhan ini. Ada banyak inspirasi nan dapat dijadikan sebuah puisi Ramadhan, bahkan setiap perbuatan baik di bulan mulia ini dapat menginspirasi sebuah puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan - Kumpulan Puisi Islami dari Jalaluddin Rumi
Masih ingatkah Anda dengan tokoh sufi Islam Jalaluddin Rumi? Jalaluddin Rumi dapat dikatakan sebagai pujangga Islam, sebab ia diberi kemampuan nan luar biasa dalam merangkai kata nan bernafaskan cinta Ilahi. Banyak kaum muda atau penyair muda Islam nan berpedoman dengan karya-karya Rumi. Berikut beberapa puisi Ramadhan dari Jalaluddin Rumi:
Puasa Membakar Hijab
Rasa manis nan tersembunyi
Ditemukan di dalam perut nan kosong ini
Ketika perut kecapi telah terisi
Ia tak bisa berdendang
Baik dengan nada rendah ataupun tinggi
Jika otak dan perutmu terbakar sebab puasa
Api mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu
Melalui barah itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.
***
Kembali pada Tuhan
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka
Maka milikilah berpretensi nan baik tetang Tuhan. Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak
Maka merangkaklah kepada-Nya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk, maka tetaplah persembahkan doamu nan kering, munafik dan tanpa keyakinan
Karena Tuhan, dengan rahmay-Nya
Akan tetap menerima mata uang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan menganai Tuhan
Maka kurangilah menjadi sembilan ppuluh sembila saja
Begitulah caranya, Wahai pejalan
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji
Ayohlah datang, dan datanglah lagi
Karena Tuhan telah berfirman:
"Ketika engkau melambung ke angkasa
Ataupun terpuruk ke dalam jurang
Ingatlah kepadaku, sebab Akulah jalan itu"
***
Hati Higienis Melihat Tuhan
Setiap orang melihat Yang Tak Terlihat
Dalam persemayaman hatinya.
Dan penglihatan itu bergantung pada seberapakah ia menggosok hati tersebut.
Bagi siapa nan menggosoknya hingga kilap
Maka bentuk-bentuk Yang Tak Terllihat
Semakin konkret baginya.
***
Memahami Makna
Seperti bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Paras itu.
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya
Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa
Dan manakala Tuhangelisah, maka gelisahlah aku
Maka segala makna terpahami, karena mutiara-mutiara makna nan telah saya rentangkan di atas kalung pembicaraan berasal dari Lautan-Mu
Kumpulan Puisi Ramadhan Pilihan
Bulan Ramadhan merupakan bulan nan baik buat kita memuji keagungan Allah Swt melalui puisi Ramadhan. Meski pun telah ratusan kali doa nan telah kita ucapkan kepada-Nya, melalui puisi Ramadhan akan melengkapi bentuk syukur kita pada Allah Swt.
Taman Surga
Saat tatapan mata memandang lepas
Wujud ciptaanNya di dunia
Berdegup hati ini berkata,
Sungguh mempesona tidak ada duanya
Ku bayangkan dan kuresapi siapa gerangan
Membuat sama sedemikian rupa
Hati semakin berdegup seraya menangis
teringat dan terngiang, seperti apa
taman surga berada
Meratap dan menangis kembali hati ini
Mengingat janji Tuhan
Hanyalah mereka manusia pilihan
Yang jauh dari perbuatan nista dan angkara murka
Yang akan menjadikan mereka penghuni taman surga
kekal selamanya
Oh, Tuhan walau seribu jalan berliku
Berikanlah petunjukMu pada langkah kaki ini
Agar hambaMu termasuk ke dalam golongannya
***
Ramadhan nan Indah
Mungkin kita tak tau
Kapan kita wafat dan hidup
Mungkinkah kita bisa
Berpuasa di saat bulan Ramadhan ini
Janganlah engkau tidak
Berpuasa hanya karena
Tidak kuat menahan hawa
Nafsu nan terus berdatangan
Kita sebagai manusia
Adalah makhluk Allah Swt
Yang sempurna, nan punya
Akal pikiran nan jernih
Saat kita melakukan dosa
Dan kesalahan nan sudah
Kita perbuat setiap kita
Melangkah dan berjalan
Hanya dengan berpuasa
Dan sholatlah
Dosa kita dapat hilang dikit
Demi sedikit walupun dosa kita
Yang kita perbuat banyak
Marilah kita berpuasa di bulan
Ramadhan nan latif ini
Dan bertobatlah sebelum nyawa kita
Diambil oleh Allah SWT
***
Bila Ramadhan Memanggilmu
Bila Ramadhan memanggilmu
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam istana ampunan-Nya
Bila Ramadhan memanggilmu
Sambutlah ia seumpama tamu istimewa
Kenanglah kelopak hari-hari
Yang telah luruh berguguran
Kenanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus perjalanan
Bersiap menjemput giliran
Bila tidak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan
Bila Ramadhan memanggilmu
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila Ramdhan memanggilmu
Berlarilah menjemput panggilan-Nya
***
Malam Ramadhan
Malam ini, kan ku rangkai jerit suara hati
Kan ku ukir disetiap jiwaku ini
Wahai malam nan sunyi, dapatkah kau memberi arti
Pekatnya malam gulita nan kau beri
Wahai sunyi saya rapuh, saya hampa tidak berarti
Bila tidak ada kasih pelita nan menghampiri
Hatiku resah hatiku galau tidak bertepi
Andai tidak ada kasih nan abadi
Ya Allah nan abadi
Berilah kamu petunjuk walau jalan itu berduri
Berilah kami kekuatan hati lapang hayati ini
Agar setiap galau nan menghampiri
Dapat kami suruh buat pergi dan tidak kembali
Ya Allah nan maha suci
Sucikanlah kami dan hati kami ini
Agar saya tidak sesat, tidak tenggelam di samudra sunyi
Abadilah kamu, abadilah cinta nurani
***
Mu'jizat Di Atas Doa
Segudang asa manusia
Tersimpan dalam kata - kata
Terpanjatkan bersama untaian suara
Yang berisi asa tuk kehidupan
Untukmu para siswa Indonesia,
Untaian harapanmu tersimpan dalam doa.
Terus dan teruslah berdoa
Mendekatlah kepada sang pencipta
Kuasa ada bersamaNya
Tak perlu kau resah
Apabila asa tak terwujudkan
Janganlah berputus harapan dan tetap berdoa
Karena doa ialah mu'jizatNya
***
Tuhanku Aku Mengadu
Aku kecil di kala dulu berada
Tak satupun tahu hasrat nan kusimpan
Di saat waktu terus berputar
Di kala usia bertambah angka
Tuhan bolehkah saya bicara padamu ?
Sekarang saya sudah besar
Detik demi detik kulewati bersamaMu
Senang dan sedih kulalui dengan mengenalMu
Tuhan saya punya hasrat
HambaMu punya timbunan cita -cita
Wujudkanlah di kala saya besar nanti
Tuhan, ku percaya engkaulah pengatur jagad raya
penentu segala takdir ini
Itulah beberapa contoh kumpulan puisi ramadhan nan cukup menggetarkan kalbu. Semoga setelah membaca puisi ramadhan tadi, leimanan kita kepada Tuhan semakin bertambah.