Mengenal Pariwisata di Indonesia

Mengenal Pariwisata di Indonesia

:

Pariwisata di Indonesia memang sangat kaya dan beragam. Berbicara mengenai pariwisata di Indonesia memang tak akan ada habisnya. Keeksotisan alamnya serta kekayaan budayanya membuat banyak orang takjub. Tidak hanya wisatawan dalam negeri, wisatawan luar negeri juga tak akan pernah melupakan Indonesia sebagai tujuan wisatanya. Selain itu, Indonesia juga memiliki varian masakan nan sangat banyak sehingga selain memanjakan otak, juga dapat memanjakan lidah.

Pariwisata di negara Indonesia memiliki peranan nan cukup krusial bagi pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, pariwisita merupakan sumber devisa negara. Pada 2009, pariwisata merupakan sumber devisa terbesar ketiga setelah minyak, gas bumi, dan kelapa sawit. Pada 2010, jumlah wisatawan terus naik sekitar 10,74 persen dan menyumbang devisa kepada negara sebanyak 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.



Mengenal Pariwisata di Indonesia

Ada berbagai loka menawan dan menarik buat dikunjungi, mulai dari loka nan memiliki eksotisme tinggi, budaya nan masih kental sampai bangunan-bangunan bersejarah nan menakjubkan. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan kalau sektor pariwisata merupakan salah satu sektor nan menyumbangkan devisa negara cukup besar.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai macam etnis dan suku nan beraneka ragam. Etnis dan suku nan berbeda ini memiliki warisan budaya nan bhineka pula. Warisan budaya ini tak hanya nan bersifat “tak benda”, tetapi juga ada bangunan-bangunan (benda) menakjubkan, misalnya Candi Borobudur, Prambanan, serta candi-candi nan lain.

Pada 2010, UNESCO menetapkan tujuh lokasi di Indonesia nan masuk daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, UNESCO juga mencatat wayang, keris, batik dan angklung sebagai Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai tujuan pariwisata global tak terlepas dari kekayaan budayanya.



Sejarah Pariwisata Indonesia

Pariwisata di negara Indonesia sudah terlihat semenjak zaman Kerajaan Majapahit. Dalam Kakawin Negarakertagama, digambarkan Raja Hayam Wuruk nan sedang mengelilingi Kerajaan Majapahit dengan iring-iringan pejabat kerajaan. Selain itu, juga ada catatan perjalanan seorang resi, Bujangga Manik nan melakukan perjalanan keliling Pulau Jawa. Walaupun perjalanan ini bersifat religius, sesekali Bujangga Manik beristirahat sambil menikmati keeksotisan alam.

Ketika Belanda masuk ke Indonesia, pariwisata Indonesia mulai dikenal banyak orang di luar negeri. Pada saat itu, Gubernur Jenderal Belanda membuat sebuah biro wisata nan dinamakan Vereeeging Toeristen Verkeer. Mengetahui potensi pariwisata nan sangat besar di Indonesia, pada 1913, Toeristen Verkeer membuat sebuah buku pedoman pariwisata. Mulai saat itulah, Bali dikenal oleh wisatawan mancanegara. Bahkan, pada 1927, jumlah wisatawan meningkat sampai lebih dari 100%.

Pada saat Indonesia merdeka, sektor pariwisata ini juga kembali ditumbuhkan. Pada tanggal 1 Juli 1947, pemerintah membentuk sebuah badan nan mengurusi pariwisata dengan nama HONET (Hotel National & Tourism) nan diketuai oleh R. Tjitpo Ruslan. Pada masa pemerintahan Orde Baru, diadakan program nan bertujuan buat menarik jumlah wisatawan asing. Program ini bernama Tahun Kunjungan Indonesia. Program ini terus berjalan dan sukses meningkatkan jumlah wisatawan asing sampai 400.000 orang.

Namun, pada 2002, terdapat insiden nan mengguncang global Inetrnasional, yakni aksi terorisme di Bali nan terkenal dengan peristiwa Bom Bali. Insiden Bom Bali ini diikuti dengan peristiwa-peristiwa pengeboman lain nan terjadi di beberapa kota di Indonesia. Aksi terorisme ini membuat beberapa negara melarang warganya buat berwisata atau berkunjung ke Indonesia, seperti negara Inggris dan Australia.

Pada 2008, pemerintah kembali mengadakan progran Tahun Kunjungan 2008 buat mendapatkan kembali kepercayaan dunia, bahwa Indonesia merupakan negara kondusif sehingga merupakan tujuan wisata nan cocok bagi para wisatawan. Pada 2011, pemerintah menggunakan sebuah merek buat pariwisata Indonesia nan diberi nama Wonderful Indonesia.



Jenis Wisata di Indonesia

Pariwisata di negara Indonesia secara generik dapat dibagi menjadi 3 kategori, yakni wisata budaya , alam, dan agama.

Wisata Budaya

Wisata budaya mencakup segala kebudayaan nan ada di Indonesia sebagai sebuah objek wisata. Berdasarkan data nan diambil pada 2010, tercatat 1.128 suku bangsa nan ada di Indonesia. Keberagaman suku ini menghasilkan kebudayaan nan majemuk pula seperti tari, musik, pakaian, maupun arsitektur-arsitektur nan khas.

Beberapa pagelaran tari nan sangat terkenal dan menjadi tujuan wajib wisatawan asing ialah Sendratari Ramayana nan digelar di pelataran kompleks Candi Prambanan. Perpaduan antara seni drama dan tari nan membentuk sebuah cerita diiringi dengan gerakan-gerakan latif membuat wisata ini semakin menarik. Selain itu, tari-tari lain nan ada di Bali seperti tari Kecak, Barong, dan Legong juga menjadi target objek wisatawan mancanegara.

Pagelaran wayang juga salah satu hasil kesenian orisinil Indonesia nan menarik perhatian wisatawan mancanegara. Selain itu, juga terdapat pagelaran-pagelaran lain seperti Karnaval Batik Solo, Jogja Java Carnaval, dan Jak Carnaval. Semua pagelaran tersebut menampilkan hasil kebudayaan lokal daerah masing-masing.
Untuk mengetahui mengenai Indonesia masa lampau juga dapat mengunjungi museum-museum di Indonesia. Sumber-sumber berupa naskah, patung atau artefak-artefak lain dapat ditemukan di museum-museum nan tersebar di Indonesia.

Wisata Alam

Selain wisata budaya, tujuan primer wisatawan memasukkan Indonesia sebagai daftar kunjungan wisatanya ialah sebab alamnya nan eksotis dan menggoda setiap mata buat terus memandanginya dengan takjub. Sebut saja eksotisme alam nan berada di daratan dan lautan semuanya ada.

Sekitar 18% terumbu karang karang di global terdapat di Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara nan memiliki terumbu karang terkaya di dunia. Selain itu, kekayaan biota bahari Inonesia juga dapat dilihat dengan jenis makhluk-makhluk bahari lainnya, yakni terdapat lebih dari 3.000 spesies ikan, 590 macam batu karang, 2.500 macam jenis mollusca, dan 1.500 jenis udang-udangan.

Tempat-tempat nan memiliki biota bahari ini, misalnya Raja Ampat di Papua Barat dan Taman Bahari Bunaken di Sulawesi Utara. Raja Ampat dan Bunaken memiliki biota bahari nan berlimpah. Bahkan, hampir 70% jenis ikan nan terdapat di Bahari Pasifik dapat ditemukan di Bunaken.

Selain itu, wisata alam nan ada di daratan juga sangat banyak seperti Gunung Bromo dengan lautan pasir, bekuda, serta loka melihat mata hari terbit pada titik nan sangat menakjubkan. Lalu, juga ada Taman Nasional Komodo nan hanya ada di Indonesia, karena komodo merupakan satwa endemik Indonesia. Taman Nasional Ujung Kulon, yakni tampat perlindungan Badak Becula Satu nan kono populasinya semakin menipis. Lalu, juga ada Taman Nasional Danau Kalimutu, yakni danau kaldera nan dikenal memiliki tiga rona serta masih banyak lagi.

Wisata Agama

Selain wisata alam dan budaya, juga terdapat wisata keagamaan atau religius. Sebenarnya, wisata keagamaan dan budaya memiliki interaksi nan sangat erat. Seperti kita ketahui bahwa pada zaman dulu antara agama dan budaya terjadi asimilasi, misalnya dalam suatu kepercayaan terdapat upacara-upacara keagamaan nan bersifat kultural. Masuknya Hindu-Budha merupakan salah satu hal nan sangat memengaruhi spiritual dan budaya Indonesia.

Pada zaman Dinasti Syailendra, terdapat bukti kebesaran agama Budha nan berada di Jawa pada saat itu. Hal ini terlihat dari bangunan megah Candi Borobudur . Pada 1991, Candi Borobudur masuk dalam daftar UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.

Selain itu, pada abad ke-13 sampai 16, Islam masuk ke Indonesia begitu pesat nan akhirnya melahirkan bangunan-bangunan nan merupakan perpaduan dari dua gaya arsitektur, Jawa dan Islam, seperti Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus. Bahkan, arsitektur Masjid Menara Suci juga disebut-sebut sebagai perpaduan antara Hindu dan Islam, karena menaranya mirip dengan pura orang Hindu.

Seperti nan telah kita ketahui bahwa pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sumber devisa terbesar ketiga. Beberapa hal nan menunjang pariwisata Indonesia ialah eksotisme alamnya dan tradisi (adat, kebudayaan, sejarah) nan beraneka ragam. Oleh sebab itu, kita harus selalu menjaga kelestarian alam dan kebudayaan orisinil Indonesia.