Sekilas tentang Sejarah Inovasi Decision Support System
Jika kamu pergi ke suatu situs maya atau internet, biasanya atau hampir selalu di kolom-kolom di bawah atau terbawah halaman utamanya, kamu menemukan tulisan Decision Support System atau DC System (DSS).
Terkadang bila kamu menemui kesulitan di dalam mengakses situs tersebut atau salah satu laman dalam situs tersebut, kamu kemudian dianjurkan buat mengontak Decision Support System ini. Mungkin terbersit di benakmu sebenarnya apa sih, Decision Support System itu?
Secara singkat, definisi Decision Support System ialah sebuah sistem informasi berbasis komputer nan berfungsi buat mendukung aktifitas decision-making atau penentuan-keputusan dalam sebuah organisasi atau organisasi bisnis.
Decision Support System ini merupakan sistem berbasis perangkat lunak interaktif nan didesain buat membantu para pembuat keputusan mengumpulkan atau mengompilasi berbagai informasi nan berguna buat menyelesaikan suatu masalah dan membuat keputusan atau solusi masalah tersebut.
Informasi ini dapat berupa data mentah, dokumen-dokumen, arsip-arsip, inventarisasi aset, data pribadi para anggota atau pengunjung organisasi nan bersangkutan, sumber data-sumber data legalisasi organisasi atau nan bersangkutan dengan produk atau jasa organisasi, data perangkat organisasi, data pasar organisasi, data komparasi total pendapatan proyek satu periode dengan nan lain, atau berupa pengetahuan-pengetahuan generik nan dapat dijadikan referensi, seperti contohnya tentang model-model bisnis.
Terlalu kompleks mungkin definisi DSS? Kalau begitu kita akan bahas bersama DS System ini dengan menggunakan sebuah analogi sederhana, yaitu sebuah otak.
DS System, sebuah Otak Maya Situs-Situs Organisasi atau Organisasi Bisnis
Jika kamu diperdengarkan kata ‘otak', apa kira-kira nan terbersit di pikiranmu? Apa nan kamu pikirkan? Sebuah pikiran. Kita sudah mempelajarinya sejak di Sekolah Dasar (SD), bahwa otak terkait dengan fungsi berpikir pada tubuh kita. Dan pikiran bisa dikatakan sebagai pusat kontrol keberlangsungan sistem-sistem tubuh kita.
Sebagian besar fungsi organ tubuh kita dan sistem tubuh, kumpulan fungsi-fungsi organ-organ tubuh, dijalankan secara sadar atau melalui sebuah proses berpikir, seperti berpikir itu sendiri, berbicara, melihat, membaca, mendengarkan, makan, dan sebagainya.
Pikiran dikatakan sebagai pusat kontrol pencerahan manusia. Dan belakangan, ahli-ahli psikologis atau pakar jiwa manusia bahkan berpendapat, bahwa pikiran merupakan pusat kontrol ketidaksadaran manusia. Seperti contohnya, bilamana kita stres, banyak pendapat nan mengatakan bahwa itu secara tidak sadar merupakan produk pikiran.
Kita kemudian bisa mereka ulang penyebab stres dan mengatasi stres tersebut, juga melalui pikiran. Berbagai penyakit pun bisa diobati hanya dengan terapi pikiran. Kesembuhan seseorang bahkan banyak ditentukan dari kemauannya atau pikirannya buat sembuh.
Dalam kata lain, pikiran atau otaklah nan memiliki kuasa atau wewenang buat memutuskan suatu fungsi tubuh. Seperti itu pulalah DS System.
Di dalam otak, berbagai informasi nan didapat manusia dari pengalaman-pengalamannya dikumpulkan, direkam, dan disimpan buat kemudian bisa sewaktu-waktu digunakan kembali sinkron situasi nan dialami saat itu.
Misalkan, ketika kita pernah suatu kali mengalami alergi memakan satu makanan tertentu, maka otak memproses pengalaman ini menjadi satu informasi, saya alergi makanan ini. Ketika kita di lain waktu berjumpa dengan makanan nan sama, otak memunculkan kembali informasi ini sehingga kita memutuskan buat tak memakan makanan tersebut.
Di sinilah otak berfungsi sebagai suatu sistem informasi. Sama halnya dengan DS System, nan mana berfungsi menyimpan berbagai macam informasi nan sebelumnya diinput atau dimasukkan ke dalamnya, dan berguna buat kemudian digunakan kembali ketika berjumpa dengan keadaan nan sama.
Hanya saja DS System bekerja buat sebuah sistem komputerisasi, bukan tubuh manusia. Sebagai contoh sederhana buat memperjelas citra ini ialah sebuah proses log in atau proses masuk kita ke suatu situs organisasi atau organisasi bisnis.
Ketika kita masuk pertama kali, ada situs eksklusif nan mengharuskan kita buat sign up atau mendaftar sebelum dapat mengakses laman-lamannya. Kemudian kita memasukkan beberapa informasi pribadi ke dalam sistem pendaftarannya. Yang paling sering dan primer biasanya informasi nama pemakai atau user-name dan kata kunci, atau password nan kita inginkan buat menjaga privasi data kita.
Nah, kedua informasi ini kemudian direkam di DS System. Sehingga ketika kita meninggalkan situs tersebut dan kembali lagi di lain waktu, kita dapat mengakses kembali situs tersebut dengan menggunakan user name dan password nan persis sama sebab sudah terdaftar.
Data berikut nan kita masukkan sebelumnya pula akan bisa kita akses kembali sebab sudah diverifikasi dengan user name dan password tersebut, dan tak akan tertukar dengan data orang atau user nan lain.
Sebaliknya, ketika kita memasukkan informasi nan salah, Decision Support System memutuskan buat menolak akses kita sebab tak terdaftar di dalamnya.
Selain itu, berbagai informasi nan disediakan dalam laman-laman situs nan dapat kita bakses, juga sebelumnya merupakan hasil input atau masukan pengelola situs nan bersangkutan ke dalam DS System-nya. Karena inilah, Decision Support System disebut sebagai sistem informasi maya atau otak maya sebuah organisasi atau organisasi bisnis.
Sekilas tentang Sejarah Inovasi Decision Support System
Dari sejarahnya, kita juga dapat mendapat definisi atau citra lebih jelas mengenai DS System. Jika merujuk pada historinya pertama kali pada 1978, DS System bisa didefinisikan sebagai gabungan antara studi teoretis pada sebuah pembuatan keputusan organisasional di Carnegie Institute of Technology di akhir 1950-an dan awal 1960-an dengan kinerja teknis pada sistem interaktif computer nan dibawakan Massachusetts Institute of Technology pada 1960-an.
Sol (1987) bercerita berbeda, bahwa definisi dan lingkup DS System selalu berkembang setiap tahunnya. Pada 1970-an bisa dideskripsikan sebagai ‘suatu sistem berbasis komputer buat membantu pembuatan keputusan'.
Di akhir 1970-an konvoi DS System mulai memfokuskan pada ‘sistem interaktif berbasis komputer nan membantu para pembuat keputusan dalam utilisasi database dan model buat menyelesaikan problema-problema struktural'.
Pada 1980-an, DS System lebih berfungsi ‘untuk menyediakan teknologi nan tersedia dan sinkron buat mengimprovisasikan keefektifan aktifitas manajerial dan profesional'. Dan di akhir 1980-an, DS System dihadapkan pada tantangan baru, yaitu ‘mendesain stasiun atau sistem kinerja intelektual'.
Sebenarnya pada awalnya DS System dimaksudkan atau difungsikan sebagai sistem informasi dan komunikasi internal sebuah organisasi atau organisasi bisnis secara nyata. Seperti pada 1987, buat pertama kalinya Texas Instrument menyelesaikan pengembangan DS System-nya United Airlines nan disebut Gate Assignment Display System (GADS).
DS System ini merupakan alat kontrol atau manajemen operasional beberapa airport atau bandara, yaitu O’Hare International Airport di Chicago dan Stapleton Airport di Denver, Colorado.
Aplikasi DS System ini terbukti berguna dan efektif sebab bisa mengurangi angka delayed atau tertundanya penerbangan di kedua bandara tersebut.
Kini, dengan perkembangan teknologi skala dunia atau internet, makna DS System telah bergeser pada makna buat sistem operasi atau sistem informasi buat situs atau host jaringan internet organisasi atau organisasi bisnis nan selama ini kita dengar.
Tapi, di manapun dia berada, setidaknya sekarang kita tahu bahwa DS System merupakan satu entitas nan krusial dalam pengelolaan atau fungsi manajerial informasi dan operasi komunikasi suatu organisasi atau organisasi bisnis.
Setidaknya sekarang kita tahu, bahwa tulisan Decision Support System atau DC System atau DSS di kolom bawah di laman-laman situs-situs internet itu bukan sekedar tulisan sebab sifat maya atau tidak nampak-nya. Decision Support System ialah sebuah otak.