Pekerja Sosial

Pekerja Sosial

Relasi sosial tak selalu ditakar oleh materi. Meskipun kini homo economicus meraja, sifat orisinil manusia sebagai homo social akan terus tumbuh. Ini nan kita saksikan dari para pekerja sosial masyarakat .

Terutama, ketika Gunung Merapi meletus. Para relawan mempertaruhkan nyawa menyelamatkan pengungsi. Kejadian ini tak dapat dibeli oleh apapun. Lebih mulia dari segunung rupiah nan menumpuk sekalipun. Jalinan sosial kembali ke fitrah. Bukan untung rugi, melainkan jujur dan tulus.



Pekerja Sosial

Menjadi pekerja sosial ialah panggilan jiwa. Seperti di film lawas, The Fifth Rider . Manusia ialah manusia. Kau tak dapat mengganti. Insting sosial manusia akan terus muncul. Ini nan membedakan kita dengan makhluk lain. Manusia punya akal, pikiran, dan perasaana Pekerja sosial lahir kadang disebut tidak punya akal (gila).

Simak komentar Bernard Shaw, “Kalau Anda di umur 20 tahun tak ke kiri-kirian, Anda tak punya hati. Namun, kalau umur 30 tahun Anda masih ke kiri-kirian, Anda tak punya otak." Makna leftisht di sini kita perlentur dalam artian berjiwa sosial tinggi. Memikirkan nasib orang lain. Selalu gelisah dengan lingkungan.



Aktivisme Gie

Pekerja sosial dalam tipe tersebut sering disebut aktivis. Orang nan ingin melakukan perubahan (aktivisme). Mereka ini kritik sana sini. Merumuskan konsepsi ideal bagi bangsa negara. Demo. Buat sekolah alternatif dan sebagainya. Aktivis kadang dianggap gila. Kelewat berani.

Risk taker . Model ini nan kita lihat dari sosok Soe Hok Gie, panutan para aktivis.Gie berani menentang apa nan dianggapnya keliru. Tidak pandang bulu dan jabatan. Teror dan ancaman santapan sehari-hari bagi Gie. Namun, ia tak gentar.

Para aktivis kini menjelma dalam ragam bentuk. Misalnya, aktivis anti korupsi, aktivis HAM, aktivis lingkungan hidup, dan alin-lain. Aktivis ialah pekerja sosial. Hayati mereka didedikasikan buat orang banyak.

Kala orang bergelut berpikir soal perut dan anak istri, mereka justru berpikir soal masyarakat. Berapa orang miskin. Cara meningkatkan kesejahteraan. Ngurusin pemerintah.



Pekerja Sosial

Kita perlu belajar soal social statement . Menjadi pekerja sosial tak melulu berkonotasi berat. Manusia akan bertindak sinkron kapasitas. Pekerja sosial pun demikian. Jika tak mendapat segalanya, jangan melepas segalanya. Kita dapat jadi pekerja sosial sinkron kapasitas masing-masing. Jika guru, jadilah guru nan berdedikasi. Jika dokter, jadilah dokter nan empati.

Pekerja sosial masyarakat bukan milik para aktivis atau relawan saja. Milik kita. Milik semua sebab sosial tak mengenal ruang dan waktu. Sosial ialah soal ketulusan dan kejujuran. It’s all about your heart.



Pekerja Sosial Masyarakat, Peredam Masalah Sosial

Masalah kehidupan sosial muncul dengan adanya unsur-unsur sebuah kebudayaan nan ada di masyarakat. Di dalam kehidupan-kehidupan kelompok sosial, biasanya selalu ada perdebatan antara satu dengan nan lainnya.

Dengan terjadinya bentrok antarmasyarakat dalam interaksi sosial nan kurang baik, maka akan menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial. Di sinilah arti krusial hadirnya pekerja sosial masyarakat, sebab dapat meredam masalah sosial.

Apakah Anda tahu mengapa terjadi masalah kehidupan sosial? Masalah sosial muncul sebab adanya disparitas pemahaman nan bhineka nan bisa menjadikan masalah sosial.

Oleh karena itu, masalah sosial ditetapkan oleh sebuah forum nan memiliki wewenang nan spesifik seperti pada tokoh-tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, musyawarah masyarakat, dan nan lain-lainnya. Masalah kehidupan bermasyarakat dapat terjadi dampak faktor berikut.

  1. Ekonomi
  2. Budaya
  3. Biologis
  4. Psikologis

Pengertian dari nilai sosial ialah mengenai masalah nan dianggap jelek atau baik oleh masyarakat. Cara menilai baik buruknya sebuah nilai sosial ialah memproses secara musyawarah dengan proses menimbang. Hal tersebut dipengaruhi oleh sebuah kebudayaan nan dianut oleh masyarakat.

Maka setiap masyarakat mempunyai pemahamannya terhadap disparitas sebuah nilai sosial nan berada di dalam sebuah masalah kehidupannya. Ciri-ciri dari nilai sosial nan di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Adanya hubungan antara masyarakat.
  2. Terbentuknya sosialisasi.
  3. Merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia atau juga kepuasan sosial.
  4. Adanya disparitas budaya nan satu dengan budaya nan lainnya.
  5. Memengaruhi perkembangan sosial pada masyarakat.
  6. Memiliki kekuasaan di dalam masyarakat.
  7. Berkaitan nan satu dengan nan lainnya.


Kehidupan Sosial Menjadi Nilai Dominan

Nilai ini dianggap lebih krusial dari pada nilai-nilai nan lainnya. Nilai dominan tersebut didasarkan seperti berikut ini.

  1. Adanya perubahan menuju perkembangan nan lebih baik seperti pada bidang ekonomi, politik, hukum, dan sosial.
  2. Seberapa besar nilai nan diikuti oleh masyarakat tersebut.
  3. Tinggi rendahnya pendapatan nan didapat oleh nilai tersebut.
  4. Adanya suatu kebanggaan dalam menganut nilai-nilai dominan tersebut.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, ada juga nilai nan menjadi sebuah kepribadian nan mendarah daging, yaitu melakukan tindakan nan tak dipikir dengan pertimbangan atau cara pola pikir nan tak baik sehingga nilai ini tersosialisasi sejak kecil.

Apabila sebuah nilai tak dikerjakan, seseorang akan merasa malu atau bersalah. Seperti contoh pada seseorang nan belum dapat menafkahi keluarganya dan tak bertanggung jawab.

Nilai ini menjadi sebuah landasan bagi manusia dalam mengembangkan sebuah motivasi nan dilakukan dalam sebuah masalah kehidupan bersosial. Pandangan seseorang dilihat dari:

  1. nilai material;
  2. nilai vital; dan
  3. nilai kerohanian.


Pekerja Sosial Masyarakat dan Anggapan nan Salah

Kehadiran anggapan nan salah mengenai pekerja sosial masyarakat nan pada umumnya identik dengan permasalahan sosial di perkotaan menjadi salah satu hal nan harus dibenahi. Pada kenyataannya kehidupan diperkotaan tidaklah memberikan agunan akan hayati lebih baik.

Sesungguhnya, di desa bukanlah tak ada pekerjaan atau huma pekerjaan nan potensial. Semuanya disebabkan oleh pola pikir masyarakat nan masih melihat kota sebagai sesuatu nan wah, sesuatu nan menjanjikan kesejahteran hidup.

Padahal ketika ke kota dan tak mendapat pekerjaan sinkron dengan keinginan atau cita-cita ketika masih di desa, mereka akhirnya memilih tetap bertahan di kota bagaimana pun caranya hanya sebab masalah gengsi.

Malu dan gengsi jika pulang ke desa karena akan dicap sebagai orang nan tak berhasil menaklukkan kota. Tidak berhasil melakukan usaha di kota. Tidak berhasil mencari pekerjaan di kota.

Alih-alih mendapat pekerjaan nan sinkron keinginan, rata-rata bertahan dengan cara menjadi penjual liar, pemulung, pengamen, pengemis, bahkan pelacur. Semuanya mereka lakukan agar tetap dapat bertahan di kota. Mereka tetap berharap memiliki peluang buat dapat mendapat pekerjaan meskipun hal tersebut sangat kecil kemungkinannya, bahkan mustahil dapat terwujud.

Program pemberdayaan masyarakat desa harus dilakukan dan dioptimalkan. Desa memiliki potensi nan luar biasa besar dibanding dengan kota nan lahannya tercabik-cabik oleh pabrik, industri, pengolahan sampah, apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, pembangunan jalan, dan pemukiman liar. Jika dilihat, kota begitu semrawut. Berbeda dengan di desa, semuanya begitu tertata rapi dan asri.



Berbagai Potensi Pedesaan

Melalui program pemberdayaan masyarakat desa, diharapkan angka urbanisasi dapat menurun, masyarakat pedesaan akan lebih mengoptimalkan desanya. Kehidupan di desa lebih menjanjikan daripada di kota. Di kota, buat makan pun harus beli. Sementara di desa, buat makan tinggal mengambil hasil tanam di kebun dan sawah.

Program pemberdayaan masyarakat desa dapat dilakukan melalui penyuluhan di balai desa, sosialisasi cara-cara baru dalam bertani nan lebih efektif, mengoptimalkan hasil panen namun tetap ramah lingkungan, serta pengenalan program-program pengembangan hasil panen dan pengembangan desa. Dapat pula optimalisasi lokasi di pedesaan nan berpotensi menjadi objek wisata.

Melalui program pemberdayaan masyarakat desa nan dilakukan secara berkala tersebut, pastilah perkembangan potensi pedesaan tidak akan kalah dengan perkembangan perkotaan, dengan kelebihan nan tidak dimiliki perkotaan yakni tetap berpegang teguh pada kearifan lokal nan telah diwariskan secara turun temurun.



Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan sepertinya sudah menjadi tema nan khas dibicarakan dalam kancah perpolitikan dan kehidupan sosial di Indonesia. Oleh karena itu, program pemberdayaan masyarakat nan dapat dilakukan saat ini ialah dengan menanggulangi kemiskinan nan terjadi di pedesaan sehingga masyarakat desa tak memiliki keinginan nan terlalu ambisius buat dapat mencapai tingkat kehidupan nan tinggi dengan berurbanisasi.

Angka kemiskinan nan cukup tinggi di Indonesia ini mewajibkan pemerintah buat secara cermat melakukan penanggulangan. Salah satu cara atau program nan dapat diaplikasikan dengan tujuan tersebut ialah dengan memberdayakan rumah tangga miskin dan mendayagunakan sumber daya alam nan ada.

Dalam hal ini, forum pemasyarakatan atau LSM nan memiliki peranan krusial dalam meningkatkan tumbuh kembangnya prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat. Dengan adanya berbagai penyuluhan dan kegiatan nan dipelopori oleh LSM, masyarakat diharapkan mampu meningkatkan motivasi diri buat berkehidupan lebih baik.