Cara Menari

Cara Menari

Tari Zapin mewarnai khasanah kebudayaan di Tanah Air. Tarian bersifat entertaining dan bernapaskan edukasi ini pada awalnya digunakan sebagai media dakwah dengan syair lagu nan berasal dari gambus dan gendang kecil atau marwas/marawis nan ditabuh.

Tari ini hanyalah salah satu dari sekian banyak jenis tari di Indonesia. Ada Tari Lulo atau Tari Gepeng dari Sulawesi, Tari Jaipong dari Jawa Barat, Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari Saman dari Aceh, atau Tari Kecak dari Bali. Berbagai macam tari khas Nusantara itu mewarnai khasanah kebudayaan kita. Sudah sepatutnya kita melestarikan tari-tarian daerah, salah satunya dengan mengapresiasi kesenian tersebut.

Namun, era globalisasi ditambah dengan gencarnya aktivitas global maya, membuat keberadaan kesenian daerah ini kehilangan peminat. Anak muda nan identik dengan generasi penerus bangsa, lebih "khusyuk" menyaksikan musik khas barat atau "terkontaminasi" oleh penyanyi luar ala Lady Gaga atau budaya K-Pop. Sudah saatnya anak muda lebih mengetahui karya budaya lokal nan penuh dengan nilai historis. Salah satunya ialah Tari Zapin. Apa dan bagaimanakah Tarian Zapin tersebut? Mari kita simak penjelasannya.



Asal Usul Tari Zapin

Tari Zapin ialah tarian nan bermula dari para mubalig Timur Tengah nan datang ke tanah Nusantara pada abad ke-15. Kebanyakan mubalig ini berasal dari Tanah Arab dan Parsi. Tarian zapin ini berasal dari dialek Yamen nan pada awalnya Zaffana. Pada awalnya, sebelum tahun 1960-an, tarian ini hanya dilakukan oleh lelaki. Kemudian penyertaan perempuan pun mengemuka seiring perkembangan zaman.

Kata "tari" ialah adaptasi dari bahasa Arab nan awalnya berasal dari kata "tar", yaitu sebuah nama alat musik Timur Tengah. Dahulu, buku "Kitab Al-Raqsh Wa'l-zafn" tentang tarian Islam nan pertama, memengaruhi kesenian tari Indonesia di daerah Riau. Al-zafn nan berarti tari zafin, tumbuh fertile di Riau dan berkembang dimana-mana. Serampang Dua Belas ialah tarian populer sebagai peninggalan Kerajaan Islam di Riau.

Bentuk tari Zapin biasanya bergerak mengikuti alunan musik tradisional dengan aliran musik Samrah. Instrumen musik ini dapat pula berasal dari biola, marwas, dan gambus. Penari biasanya menggerakkan tarian ke depan dan ke belakang. Jumlah penarinya sendiri tak ditentukan. Namun biasanya penari dibuat pasangan. Satu pasangan terdapat dua penari. Penari-penari itu berinteraksi dengan pasangan masing-masing.



Jenis-Jenis Tari Zapin
  1. Tari ini terdiri dari berbagai jenis.Zapin melayu Johor juga disaring dari kesenian Arab dan ditujukan sebagai alat dakwah. Tari Zapin melayu Johor ini tak hanya dilakukan di rumah namun juga di pekitaran masjid dan surau saat merayakan mauid Nabi. Beberapa jenis Zapin Johor di antaranya zapin pekajang, zapin tengelu, zapin lenga, dan lain-lain.

  2. Zapin Tenglu berasal dari Mersing. Berasal dari para nelayan nan sering turun ke bahari dan menari di atas kapal mengikuti arus ombak. Gerakannya sendiri mirip orang nan terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Setelah itu pinggang, tangan, kaki, dan bahu digerakkan secara stop motion dan kembali melanjutkan gerakan kejut.

  3. Tari Zapin di rumpun Melayu mendapat pengaruh dari Arab. Sifatnya pun menghibur dan edukatif. Selain itu, digunakan pula sebagai media dakwah Islami. Tari ini biasa disebut orang betawi sebagai Tari Zapin Umum. Karena, tari zapin ini berkembang kalangan ulama keturunan Arab. Tari Zafin Generik berpenampilan lebih Arab. Tak hanya sebab lagu-lagunya nan berbahasa Arab, namun tariannya juga lebih murni.

  4. Tarian Zapin Betawi ialah tari Zafin nan berkembang di masyarakat Betawi nan bukan kalangan ulama. Tarian Zapin ini berlatar lagu-lagu nan tidak harus lagu Arab, tariannya pun mempunyai pengaruh tarian Melayu. Tarian Zapin ini sering memperlihatkan pola tari berpasangan, seperti pria dan wanita.

  5. Tarian Zapin Bertali. Tarian ini dimainkan di Sanggar Elang Tetak Sedanau, di Kabupaten Natuna. Tarian ini dimainkan sepuluh orang dan menghasilkan tarian bersimpul. Butuh keuletan dan ingatan nan tajam dalam menghapal gerakan ini. Sebab simpulan tali akan kusut jika gerakan tak kompak atau para penali lupa akan gerakan nan sudah terlatih. Tali nan digunakan biasanya akan membentuk sarang laba-laba maupun anyaman tikar.

Jenis-jenis Tari Zapin dikenal banyak sebagai hasil modifikasi artis tari. Selama tak merusak konsep awalnya, penemuan itu tidaklah menjadi perusak sebuah karya tari. Janis-janis tari Zapin di atas ialah hasil dari pustaka internet. Mungkin akan lebih banyak lagi daftarnya. Jadi, silakan Anda juga membaca sumber bacaan nan terpercaya lainnya.



Cara Menari

Bagaimana cara penari Zapin ini menari? Para penari cukup menggerakkan tubuh dan anggota badannya dengan iringan alat musik gambus, perkusi, dan marwas (atau marawis). Dalam setiap gerakan, penari Tari Zapin akan memberikan sembah kepada penonton.

Kaki pun harus lincah bergerak, namun kaki tak boleh diangkat terlalu tinggi. Gerakan tersebut merupakan metafora tanda penghormatan pada penonton. Tarian ini tak hanya menggerakkan anggota tubuh saja, melainkan gerakan-gerakan nan mengandung makna filosofis.

Beberapa nama gerakan tarian Zapin di antaranya, siku keluang, alif sembah, anak ayam patah kaki, bunga tidak jadi, dan pecah delapan. Langkah nan dilakukan ialah menghindari gerakan mundur. Yang merepresentasikan agar kita perlu maju dalam kehidupan, alias tidak pernah menyerah. Dari segi kostum, baju nan digunakan ialah pakaian khas melayu dan dilatari lagu bernapaskan Islami. Konten lagu tersebut biasanya berupa nasihat, petuah dan penuh dengan aroma pendidikan.

Ternyata ada tari nan mirip dengan Tari Zapin. Tari Gepenglah namanya. Tarian dari Sulawesi ini memiliki banyak persamaan. Di antaranya sama-sama memakai sarung nan sama, bunyi irama lagu nan sama, dan ternyata berasal dari Timur Tengah juga.



Cara Menjaga Tari Daerah

Ada beberapa kegunaan nan dapat dipetik dalam pelestarian kesenian daerah seperti tari tradisional. Di antaranya adalah:

  1. Dapat mempertahankan kebudayaan nasional.

  2. Dapat menjaga bahasa persatuan Indonesia.

  3. Menambah kekayaan batin sebab telah mengapresiasi kesenian tradisional.

  4. Tidak kehilangan jati diri kita sebagai bangsa bhinneka tunggal ika.

  5. Mengindari perpecahan antarbudaya dikarenakan tak adanya komunkasi. Ini sebab kesenian juga menjadi ruang komunikasi antara artis dan apresiator.

  6. Menjadi pembelajaran sebuah media dalam memahami kebudayaan daerah tertentu.

  7. Dapat mengantisipasi agresi budaya asing dengan produk-produk serbacanggih dan modern nan masuk ke Indonesia.

  8. Membangkitkan asas kekeluargaan dan sikap saling menghormati antarbangsa jika sama-sama mengapresiasi kesenian antarsuku.

  9. Menimbulkan sikap kesopanan dan nilai-nilai budaya nan terkandung dalam setiap personal.

Kebiasaan dan selera masyarakat Indonesia sudah mengarah pada hal-hal nan berbau westernisasi. Sekira sebelum tahun 1997 kala era globalisasi belum tercicipi, masyarakat lebih familiar menyaksikan pertunjukkan kesenian seperti wayang golek, ludruk, tari daerah, dan lain-lain.

Kemudian, televisi partikelir bermunculan dan membuat masyarakat terpaku pada program demi program televisi nan berdurasi amat panjang. Unsur budaya lokal pun kurang disinggung dalam program televisi tersebut. Sehingga akhirnya, kita hanya dapat melihat kesenian lokal dari event-event spesifik saja. Seperti acara nan dihelat di perkampungan atau anjung seni nan dibuat oleh komunitas mahasiswa jurusan seni dan budaya atau kalangan seniman.

Sudah saatnya kita sebagai anak muda harus lebih mengapresiasi kesenian daerah ketimbang musik internasional. Mengonsumsi musik atau tayangan berbau western boleh-boleh saja, asal jangan melupakan berbagai macam kesenian Indonesia. Paling tak memilih dengan jalan mengapresiasi. Seperti mengapresiasi Tari Zapin nan berasal dari budaya Arab itu.