Respons Terhadap Pendengaran

Respons Terhadap Pendengaran

Pembahasan nan akan penulis sampaikan ialah mengenai fisiologi pendengaran , yaitu salah satu alat indera nan masing-masing kita miliki sebagai alat pendengaran. Mulai dari pengertian, apa saja bagian-bagian dari alat pendengaran kita, bagaimana proses kita sehingga bisa mendengar dan merespons pendengaran kita, serta bagaimana kita sebaiknya memperlakukan telinga kita dan hal-hal nan harus diwaspadai dalam aktivitas kita sehari-hari terhadap telinga kita.



Pengertian

Telinga ialah alat indra nan berfungsi sebagai alat pendengaran dan sama pentingnya dengan mata, hidung, dan mulut. Mereka saling bekerja satu sama lain atau bisa dikatakan semua indra pada paras kita saling berhubungan dan memiliki syaraf nan terhubung dengan otak dan anggota tubuh lainnya.

Jika dikatakan penting, sangat krusial tentunya. Sebab, telinga ialah alat indra inti nan membuat kita bisa berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, setidaknya kita perlu tahu sedikit dan mengerti bagaimanakah telinga nan kita miliki bisa bekerja dalam hayati kita.

Fisiologi pendengaran ialah sebuah cerminan terhadap telinga kita. Pendengaran atau alat mendengar bisa dikatakan atau diartikan sebagai sebuah alat nan berfungsi buat mendengar bunyi dan suara nan ada di sekitar kita. Sehingga, kita bisa merespons apa nan ada di sekitar kita.



Bagian-bagian Telinga

Bagian-bagian telinga kita terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Fungsi dari telinga luar yaitu mendengar bunyi dari luar. Bunyi tersebut akan diteruskan oleh telinga tengah ke telinga dalam. Di dalam telinga, ada alat buat meneruskannya ke otak. Telinga luar terdiri dari daun telinga, gendang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga tengah terdiri dari lubang kecil berbentuk rongga.

Telinga dalam terdiri dari serangkaian tulang nan berongga dan berisi cairan. Proses dalam pendengaran berawal dari bunyi nan berasal dari luar. Kemudian, telinga akan bergetar dan gendang telinga akan menangkap getaran itu. Kemudian akan diteruskan melalui tulang-tulang. Tulang tersebut akan menyalurkannya pada saluran dan akan diserap oleh cairan.

Sehingga, cairan tersebut nan berupa getaran akan meneruskan ke saluran tengah dan terciptalah getaran-getaran nan dengan sendirinya akan merespons rambut-rambut nan ada di dalam telinga. Ketika rambut tersebut menyentuh membran nan ada di dalam telinga timbullah rangsangan dan akan masuk ke alat pendengaran nan ada di saraf otak.



Respons Terhadap Pendengaran

Sebenarnya, telinga kita selalu merespons apa pun nan didengar, tanpa kita sadari. Jika ada mobil kencang, kita akan waspada. Ketika ada suara musik, kita akan mendekat sebab rangsangan tersebut begitu kita sukai. Respons dalam masalah bunyi menurut sejarah nan diciptakan oleh pakar sains, terjadi sejak masih menjadi janin dalam perut ibu kita. Ketika itu, kita sudah bisa membedakan bunyi nan terdengar, walaupun itu hanya bunyi di sekitar rahim ibu kita.

Masalah pendengaran berkisar mengenai berkurangnya kemampuan mendengar sampai nan paling fatal ialah mengalami ketulian. Pakar sains juga mengemukakan bahwa kepekaan bukan saja terjadi sebab aktivitas kita nan tak kita sadari atau sebab kita tak terlalu patuh terhadap perawatan telinga . Namun, pakar sains berpendapat bahwa kepekaan bisa terjadi sebab keturunan. Jadi, bisa dikatakan bahwa apabila orang tua kita memiliki kepekaan, kita sebagai adiknya bisa mewarisi kepekaannya tersebut.

Dari pembahasan di atas, kita telah mengetahui tentang aktivitas pendengaran nan selama ini sudah dialami, baik dirasakan atau tanpa kita rasakan, kita telah secara aktif melakukan proses pendengaran. Pendengaran sangatlah krusial kita jaga. Oleh sebab itu, telinga ialah salah satu alat komunikasi krusial dalam berhubungan dengan orang luar.



Gangguan pada Telinga

Untuk kebaikan indera pendengaran kita, perlulah diketahui apa saja permasalahan dalam pendengaran nan dapat terjadi pada diri kita sendiri. Ada berbagai macam pertanyaan dari masyarakat awam nan belum mengetahui tentang penyakit pendengaran. Pertanyaannya seperti, apakah jika telinga mengeluarkan darah bisa mengakibatkan tuli? Jika telinga mengeluarkan darah, bukan berarti telinga kita akan langsung tuli, namun bisa terjadi iritasi. Untuk mengetahui lebih lanjutnya sebaiknya segera datang ke dokter THT agar diketahui penyebabnya.

Gangguan telinga juga bisa terjadi pada gendang telinga. Jika tak kita jaga dengan baik, gendang telinga kita dapat pecah. Jika itu terjadi, bukan saja mengeluarkan darah, tetapi ada rasa sakit sedikit dan pendengaran akan sedikit berkurang. Selain itu, akan keluar cairan nan berbau dari dalam telinga. Jika dibawa ke dokter, gendang telinga akan dibersihkan dan diperiksa apakah gendang telinga tersebut masih utuh atau tidak.

Sebelum mendatangi dokter, hal pertama nan dapat dilakukan jika terjadi hal tersebut ialah dengan memberikan perban pada telinga nan terjadi pendarahan dengan perban nan steril. Usahakan jangan sampai terkena air sebab akan mengalami infeksi nan cukup berat. Kalaupun gendang telinga memang pecah, namun akan bisa tumbuh kembali. Dengan catatan, lubangnya tak terlalu besar dan tak infeksi.



Tips Merawat Telinga

Merawat alat pendengaran atau telinga bisa dimulai dari cara kita membersihkannya. Kita nan sudah merasa dewasa membersihkan telinga sinkron Norma nan diajarkan. Namun sebenarnya, cara membersihkan telinga nan sahih ada cara-caranya tersendiri. Cara nan paling baik ialah menggunakan cotton bud nan lembut, namun cukup kuat. Perlu hati-hati juga menggunakan cotton bud. Sebab, cotton bud cenderung rapuh. Jadi, usahakan jangan sampai patah di dalam telingga, sehingga bisa tertinggal di dalam telinga.

Ketika membersihkan telinga, janganlah sampai terlalu dalam hingga ke liang telinga. Cukup pada daun telinga dalam, menjorok sedikit. Jika kita merasa ada seperti minyak atau disebut serumen, sebenarnya itu ialah buat melindungi dari debu dan kotoran , bahkan melindungi binatang serangga seperti nyamuk. Cairan ini bisa mengalir pada daun telinga. Namun, biasanya cairannya sangat mudah dibersihkan.

Adapun penyakit telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu penyakit telinga bagian luar, penyakit telinga bagian tengah, dan penyakit sebab usia sudah tua sehingga pendengaran berkurang. Terkadang, orang biasanya membersihkan telinga terlalu menjorok ke dalam. Hal ini tak terlalu berisiko bagi orang dewasa. Namun buat bayi atau anak kecil, ini sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal sekali.

Sebenarnya, penyebab penyakit pada alat pendengaran ialah jika kita membersihkan telinga dengan alat apa pun maka selalu ada rangsangan nan kuat. Sebab, saraf pada telinga sangat peka. Jika ada gangguan nan parah, maka serumen atau minyak di dalam telinga akan semakin banyak berproduksi dan ini akan menyebabkan gangguan pada telinga. Gejala penyakit telinga bisa diketahui dengan cara apabila telinga berwarna kemerahan dan ada pembengkakan sedikit pada rahang, sehingga sangat sulit digerakkan apabila mengunyah.

Gejala nan paling jelas ialah keluarnya cairan kekuningan nan sangat kental. Hal itu berarti telah terjadi infeksi pada telinga dan hal tersebut bisa mengakibatkan tuli secara permanen serta peradangan tulang belakang telinga. Jika lebih parah lagi, infeksi akan menjalar ke selaput otak. Maka dari itu, kita harus menjaga telinga dengan sebaik-baiknya, baik dengan membersihkan ataupun merawat telinga sebagai alat pendengaran nan sangat berharga.