Pentingnya Hidup Biologi Laut
Biologi bahari ialah cabang ilmu biologi nan mempelajari organisme bahari dan interaksinya terhadap lingkungan. Biologi bahari mempelajari interaksi antara bahari dengan distribusi dan adaptasi organisme. Salah satunya ialah adaptasi terhadap kondisi kimiawi dan fisik lautan, ketersediaan cahaya di berbagai kedalaman laut, konvoi arus, dan komposisi dasar lautan.
Subjek biologi bahari lainnya ialah rantai makanan laut, distribusi ikan dan udang dari segi nilai ekonomis, serta imbas polusi dan pencemaran laut. Pada akhir abad ke-19, ilmu biologi bahari memfokuskan pada pendataan organisme laut. Pada abad ke-20, teknologi telah memungkinkan peralatan menyelam canggih, kapal selam, kamera, dan tv bawah laut, sehingga mempermudah penelitian.
Organisme Laut
Berdasarkan cara hidupnya, organisme bahari digolongkan menjadi nekton, plankton, dan bentos. Nekton ialah organisme nan bisa bergerak bebas, misalnya ikan, cumi-cumi, dan paus.
Organisme plankton berukuran sangat kecil atau mikroskopis. Plankton bergerak pasif mengikuti arus. Bentos ialah organisme nan hayati di dasar lautan, mencakup bentuk sessil (misalnya spon, kerang, koral), merangkak (misalnya kepiting, siput), dan menggali (misalnya cacing).
Area dasar bahari disebut hydrothermal vent, nan dihuni cacing raksasa dan organisme berbentuk tak biasa. Dasar bahari telah diteliti secara intensif oleh pakar biologi laut.
Penyebaran organisme bahari bergantung pada sifat kimia dan fisika air bahari (suhu, salinitas, dan nutrisi terlarut), arus bahari (membawa oksigen ke permukaan dan menyebarkan nutrisi, kotoran, telur, larva, dan plankton), dan penetrasi sinar matahari.
Organisme fotosintetik (tumbuhan, alga, dan cyanobakteri ) merupakan sumber makanan. Mereka hanya terdapat di zona fotik atau eufotik, yaitu sinar matahari bisa menembus masuk dan berperan dalam proses fotosintesis.
Hanya 2% dasar bahari nan termasuk dalam zona fotik. Oleh sebab itu, jumlah organisme fotosintetik bentos lebih sedikit dari pada plankton fotosintetik (fitoplankton) nan terdistribusi di dekat permukaan laut.
Untuk memahami organisme bahari dan interaksinya, seorang pakar biologi bahari harus memiliki pemahaman disiplin ilmu lain, misalnya oseanografi kimia, oseanografi fisika, dan oseanografi geologi. Dengan memahami ilmu-ilmu tersebut, seorang pakar biologi bahari bisa memiliki pendekatan nan luas dalam penelitian.
Banyak sekali topik nan bisa dipelajari pada bidang biologi laut . Oleh sebab itu, banyak peneliti nan mengkhususkan diri mempelajari objek tertentu. Spesialisasi bisa berdasarkan spesies, organisme, tingkah laku, teknik, atau ekosistem. Misalnya, pakar biologi bisa mengkhususkan diri pada satu spesies kerang atau semua spesies kerang nan terdapat pada area tertentu.
Salah satu spesialisasi ialah bioteknologi laut. Bioteknologi bahari meneliti pelaksanaan dan kemungkinan nan bisa dimanfaatkan dari organisme laut. Salah satunya ialah biomedis, peneliti mengembangkan obat-obatan nan berasal dari organisme laut.
Pentingnya Hidup Biologi Laut
Indonesia merupakan negara dengan taraf keanekaragaman hidup terbesar kedua di global setelah Brazil. Indonesia mendapatkan nilai total 40 dari nilai keanekaragaman 18 dan nilai endemisme satwa sebesar 22. Indonesia berada di atas peringkat Kolombia, Australia, Meksiko, Madagaskar, Peru serta China.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia memiliki bahari nan luas. Dari bahari nan luas tersebut maka tidak heran jika Indonesia dikenal dengan surganya surfing di di dunia. Kenapa tidak. Hampir setiap daerah di indonesia memiliki estetika bawah bahari nan indah. Sebut saja bunaken sebagai loka dengan estetika bawah bahari nan mempesona.
Tapi sayang estetika bawah bahari indonesia mulai banyak nan rusak. Kenapa??? Yah sebab tingkah ulah manusia itu sendiri. Padahal jika keanekaragaman hidup bahari itu dapat di kelola secara baik. Bukan tak mungkin itu dapat menjadi kapital sumber keuangan negara.
Bayangkan saja, jika dibandingkan dengan negara-negara sekitar indonesia nan hanya memiliki bahari lebih sedikit. Indonesia sebaiknya dapat memanfaatkan kekayaan bawah air nya sebagai eksotisme pariwisata tersendiri.
Apalagi keanekaragaman hidup indonesia tidak hanya terletak pada kekayaan makhluk hayati saja. Kapal-kapal antik dan peninggalan perang di bawah bahari pantai jawa dapat menambah daya tarik keanekaragaman tersebut nan mungkin tak dimiliki oleh negara lain.
Keanekaragaman hidup bahari dibedakan dalam tiga tingkat, nan pertama ialah keragaman genetik laut, kedua ialah keragaman spesies laut, dan ketiga merupakan keragaman ekosistem laut.
1. Keragaman genetik laut
Keragaman genetik bahari terfokus pada disparitas informasi genetis nan berada di dalam masing-masing individu, baik tanaman, hewan maupun mikroorganisme di lautan. Keanekaragaman genetik bahari ini mengacu pada disparitas genetik pada spesies nan sama dalam laut.
Keragaman genetik bahari ini terbentuk sebab proses perkawinan antara spesies nan sama dalam bahari nan mengha-silkan individu nan sudah berbeda genetiknya. Gen ini dibentuk dari dua pencampuran genetik dari spesies makhluk hayati nan homogen dalam laut.
Diperkirakan di global ini terdapat kurang lebih 10.000.000.000 gen nan tersebar di biota-biota bahari di dunia. Walaupun tak semuanya memberikan kotribusi nan sama pada keanekaragaman genetik. Secara khusus, gen-gen nan mengontrol serta mengendalikan dasar dari proses biokimia dipertahankan secara kuat oleh berbafai kelompok spesies.
2. Keragaman spesies
Keragaman spesies bertumpu pada variasi spesies nan berada di lautan. Keragaman spesies ini terbentuk sebab disparitas spesies dalam suatu komu-nitas. Dimana dari berbagai macam jenis biota-biota bahari menghasilkan suatu komunitas. Dalam keanekaragaman spesies ini terjadi hubungan antar biota-biota bahari tersebut. Dimana di keanekaragaman spesies ini sudah terdapat kasus makan memakan antar spesies. Dimana ini terdapat timbal balik nan dihasilkan.
3. Keragaman ekosistem
Untuk keragaman ekosistem, spesifik berkaitan dengan disparitas habitat, komunitas, hingga disparitas ekologi atau ekosistem lautan. Jadi keragaman ekosistem ini terbentuk sebab tedapat kumpulan-kumpulan ekosistem nan menjadi satu.
Ekosistem bahari nan berada di kedalaman 0-100 meter akan berbeda dengan ekosistem bahari nan berada di kedalaman 100-1000 meter. Sebagai contoh. Ikan paus nan berada di bawah kedalaman lebih dari 1000 meter ini akan sulit hayati di kedalaman 0-100 meter. Karena terdapat perbedaan-perbedaan ciri lingkungan dari ekosistem tersebut. Jadi sudah di pastikan bahwa ikan paus tersebut akan sulit hayati di eksosistem tersebut.
Manusia mendapatkan sebagian besar makanan dan berbagai bahan obat-obatan dari lautan. Ikan sebagai hasil primer lautan, memenuhi sebagian kandungan gizi nan dibutuhkan manusia bila dikonsumsi.
Menurut Soenardi (2000) terdapat empat macam kandungan gizi nan terdapat di dalam ikan, yaitu: protein (18 persen) nan bermanfaat buat pertumbuhan dan memperbaiki sel-sel tubuh nan rusak; lemak (1 hingga 20 persen) sebagian lemak ikan mudah dicerna dan baik buat kesehatan; vitamin (seperti vitamin A dan D) serta mineral (Mg, P, I, Fl, Fe, Cu, Zn, dan Se).
Komponen-komponen tersebut sangatlah dibutuhkan oleh tubuh manusia. Selain ikan, terdapat rumput bahari nan dapat diproses menjadi sayuran, acar-acaran, manisan, kue hingga agar-agar. Rumput bahari sangat kaya akan karbohidrat dan protein.
Hasil bahari juga dimanfaatkan sebagai bahan standar industri. Sebagai contoh, berbagai jenis alga telah menjadi bahan standar kosmetik dan antibiotika. Pesisir lautan sebagai salah satu bentuk keanekaragaman hidup laut, juga mempunyai sejumlah fungsi krusial baik buat manusia maupun alam sekitar.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia tak dapat dipungkiri bahwa negara ini memiliki keanekaragaman hidup bahari nan banyak. Namun, dengan seiringnya keanekaragaman hidup bahari nan banyak tersebut banyak juga permasalahan nan harus dihadapi.
Permasalahan primer nan dihadapi oleh negara-negara nan memiliki keanekaragaman hidup bahari ialah penurunan jumlah spesies biota-biota laut. Pada awal tahun 1980-an, beberapa pakar di global mulai mengetahui bahwa spesies mulai mengalami kepunahan secara dunia tidak hanya di indonesia saja.
Kepunahan ini diketahui tejadi mulai dari 65 juta tahun nan lalu di mulaui dari periode cretaceus dimana ditandai dengan kepunahan dinosaurus. Ini terjadi sebab hasil dari perubahan klimat secara global, perubahan geologi secara alami dan kejadian katalistatik.
Berbeda dengan kepunahan nan terjadi setelah era tahun 80-an hingga sekarang. Kepunahan itu justru terjadi sebab perbuatan dan ulah dari sebagian masyarakat atau manusia nan tak bersahabat dengan alam, dengan ekosistem nan berada di bawah bahari maupun nan ada di darat.
Dengan diketehuinya kepunahan pada spesies-spesies eksklusif mulailah digalakkan penyelamatan keanekaragaman hidup di bahari maupun di darat. Berbagai isu seperti pengerusakan hutan, pengerusakan karang dan ekosistem laut, polusi, serta rusaknya habitat makhluk hayati mulai menjadi musuh bagi sebagaian orang nan peduli dengan lingkungan.
Keanekaragaman hidup bahari dan pesisir mulai menjadi perhatian pada tahun-tahun ini. Karenan ekosistem lautan memiliki lebih banyak spesies jika dibandingkan dengan ekosistem nan berada di darat. Oleh sebab itu, pemerintah mulai mengadakan save our world. Jagalah hidup biologi laut Indonesia.