Cara Penarikan Kesimpulan
Pengetahuan merupakan sejumlah informasi atau warta nan diketahui oleh seseorang secara sadar. Artinya, ketika seseorang mencari informasi menurut kehendak mereka, maka hal itu dapat dinyatakan sebagai pengetahuan.
Pengetahuan sendiri meliputi banyak hal, seperti deskripsi, konsep, teori, bahkan praktik dari ketiga hal tersebut pun termasuk ke dalam pengetahuan nan nantinya dapat berguna jika direalisasikan.
Dalam literatur lain, ada juga nan menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan berbagai macam gejala nan ditemui oleh manusia menurut pengamatan akal dan pengalaman rasio. Oleh karena itu, pengetahuan hanya akan didapat apabila manusia mempergunakan akal dan rasionya buat memahami kejadian atau peristiwa tertentu.
Selain itu, pengalaman pun dapat menjadikan pengetahuan seseorang bertambah. Misalnya saja, saat seseorang tersesat ketika hendak menuju kota A, maka ia akan mengetahui sesuatu mengenai kota B nan menyesatkannya.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan berbagai informasi nan dihasilkan oleh pemahaman dan pengalaman nan kemudian diingat dalam memori manusia sebagai bentuk ingatan atas pengetahuan tersebut.
Pengetahuan memiliki kemampuan nan luas buat dapat berubah menjadi tindakan jika disertai dengan kehendak konkret seseorang buat dapat merealisasikan informasi nan didapatnya menjadi satu tindakan riil nan mampu membuat perubahan tertentu.
Jenis-Jenis Pengetahuan
Seperti nan sudah dijelaskan di atas, pengetahuan dapat didapatkan dari mana saja dengan cara apa saja. Oleh sebab itu, ada pula jenis pengetahuan nan dirunut berdasarkan cara kita mendapatkannya. Berikut ialah jenis-jenis pengetahuan tersebut.
Pengetahuan Implisit
Pengetahuan tersirat merupakan pengetahuan nan dihasilkan dari pengalaman seseorang nan kebanyakan berisi anggapan pribadi tak nyata, persepsi subjektif, dan prinsip tertentu. Pengetahuan ini kadang disebut juga dengan pengetahuan diam sebab berada tidak aktif di dalam diri seseorang.
Pengetahuan seperti ini biasanya cenderung sulit buat ditransfer kepada orang lain, baik dalam bentuk tulisan maupun secara lisan. Hal tersebut disebabkan oleh pengetahuan nan bersifat pribadi dan personal sehingga hanya dapat dimengerti oleh si empunya pengetahuan.
Pengetahuan tersirat ini dapat ditemukan pada seseorang dengan kemampuan berbahasa nan sensitif, kemampuan seseorang dalam melukis, atau kemampuan seseorang dalam mengukir atau mengubah suatu barang ke bentuk nan lain.
Sebagai contoh, penggunaan sepeda atau sepeda motor merupakan bagian dari pengetahuan tersirat sebab tak hanya dibutuhkan pengetahuan mengenai bagaimana cara mengendarai sepeda atau sepeda motor, tapi juga dibutuhkan pengalaman dalam mengendarai kedua kendaraan tersebut.
Seseorang dengan pengetahuan tersirat ini biasanya tak menyadari kemampuannya tersebut serta bagaimana pengaruh pengetahuan tersebut terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk dapat mendapatkan pengetahuan seperti ini, dibutuhkan pula kerja keras dan usaha agar keterampilan nan dimiliki dapat sinkron dengan informasi nan didapatkan.
Pengetahuan seperti ini juga biasanya sangat berkaitan erat dengan kultur dan adat istiadat atau Norma sehingga seseorang dengan pengetahuan tersirat mayoritas tak menyadari kepengetahuannya.
Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan nan secara sengaja didokumentasikan atau disimpan dalam wujud media sehingga terlihat konkret dan tak bersifat asumtif atau subjektif. Pengetahuan seperti ini telah diinterpretasikan ke dalam bentuk formal sehingga dapat diketahui secara bahasa, dan dapat dnegan mudah dimengerti oleh banyak orang.
Misalnya saja, kita sering menemukan buku-buku mengenai tips buat menggunakan program eksklusif dalam komputer. Atau dapat juga ditemukan dalam bentuk VCD dan DVD nan menunjukkan secara audio dan visual bagaimana sesuatu dilakuakn dengan baik.
Pengetahuan Empiris
Pengetahuan realitas merupakan pengetahuan nan lebih menitikberatkan pengamatan dan pengalaman inderawi dalam menentukan sesuatu. Pengetahuan ini didapatkan dari hasil pengamatan rasio dan pengalaman empirik.
Pengetahuan seperti ini dapat berkembang menjadi pengetahuan nan bersifat deskriptif apabila si pengamat atau seseorang nan mengalami pengetahuan tersebut dapat merepresentasikan dan mendokumentasikannya dalam berbagai bentuk teori atau konsep.
Sebagai contoh, pengalaman menjadi seorang kepala desa akan memiliki pengetahuan mengenai manajemen organisasi, serta seluk beluk mengenai hukum dan global politik.
Pengetahuan Rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme ialah pengetahuan nan didapatkan melalui akal budi. Pengetahuan seperti ini biasanya bersifat apriori sebab tak menitikberatkan pengalaman sebagai bagian dari sumber pengetahuan.
Misalnya saja, pengetahuan seseorang mengenai rumus-rumus matematika dan fisika nan hanya dapat diperoleh dari hasil pemikiran secara rasio atau logika.
Jenis Sumber-Sumber Pengetahuan
Manusia sendiri ialah makhluk nan diciptakan dengan diberi bekal akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah manusia bisa berfikir/ penalaran. Penalaran ialah proses berfikir nan melahirkan pengetahuan. Agar pengetahuan nan dihasilkan melalui proses penalaran tersebut “Benar” maka diperlukan suatu cara tertentu. Sumber-sumber pengetahuan bisa diperoleh melalui hal-hal berikut.
1. Mendasarkan diri pada Rasio
Penganut rasionalis mengembangkan paham nan dikenal dengan rasionalisme. Disebut rasionalis, sebab mempergunakan metode dalam menyusun pengetahuannya. Klarifikasi terhadap masalah apapun didapatkan dari ide nan menurut anggapannya jelas dan bisa diterima. Paham ini dikenal juga dengan paham idealisme.
Berpendapat bahwa fungsi pikiran manusia hanyalah mengenali prinsip tersebut, nan kemudian menjadi pengetahuan. Kemampuan ini sudah ada dan bisa diketahui oleh manusia lewat berpikir rasionalnya.
Yang menjadi masalah dalam pola berfikir ini ialah mengenai kriteria serta pada waktu penilaian buat mengetahui kebenaran dari suatu ide nan menurut seseorang itu bisa dipercaya. Artinya, premis-premis nan dipakainya dalam penalaran deduktif bersumber pada penalaran nan rasional nan abstrak dan terbebas dari pengalaman, sehingga pada termin penilaian tak bisa dilakukan
2. Mendasarkan Diri Kepada Pengalaman
Penganut paham nan beranggapan bahwa pengetahuan bisa diperoleh dari pengalaman, disebut juga kaum empiris. Kaum realitas berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu didapatkan bukan dari penalaran/ rasio, melainkan melalui pengalaman kongkret, pengalaman langsung nan didapat oleh individu. Pengalaman bisa dinyatakan melalui pancaindera. Contoh: penglihatan (mata), penciuman (hidung) rasa (kulit) dll.
Pengetahuan nan berdasarkan realitas dalam melakukan penyusunannya, cenderung dalam kumpulan fakta-fakta. Dan, kumpulan fakta tersebut belum tentu kompeten, konsisten. Pandangan kaum realitas ialah bahwa global fisik ialah global konkret sebab global fisik bisa ditangkap melalui pancaindera.
3. Bisikan Hati dan Wahyu
Intuisi ialah pengetahuan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Karenanya, bisikan hati hanya bersifat personal dan hanya individu pelakunya nan tahu. Karena bersifat personal maka pengetahuan dari hasil bisikan hati tak bisa diandalakan. Namun, bisikan hati dapat dipakai sebagai hipotesis analisis dalam menentukan sahih tidaknya suatu pernyataan.
Wahyu ialah pengetahuan nan disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan disampaikan melalui nabi-nabi nan diutus. Pengetahuan dalam agama bukan hanya pengetahuan nan terdapat pada kehidupan sekarang, melainkan mencakup masalah-masalah nan transendental.
Pengetahuan ini didasarkan pada pengetahuan mengenai hal-hal nan bersifat ghoib (supernatural). Contohnya: kehidupan manusia sesudah mati/ di akhirat dll. Sumber dari pengetahuan ini ialah kepercayaan kepada Tuhan, kepercayaan nan menjadi titik tolak dalam agama.
Cara Penarikan Kesimpulan
Pengetahuan berkaitan erat dengan bagaimana cara penarikan kesimpulan, nan pada akhirnya menghasilkan pernyataan. Terdapat dua cara buat menarik kesimpulan, yaitu:
1. Logika Induktif
Yaitu, penarikan konklusi dari kejadian-kejadian spesifik menjadi konklusi nan bersifat umum. Penalaran tersebut dilakukan dengan mengungkapkan pernyataan-pernyataan nan memiliki ruang lingkup terbatas dan khas dalam menyusun argumen. Dan pada kesimpulan/ akhirnya dengan pernyataan nan bersifat umum
2. Logika Deduktif
Logika deduktif ialah kebalikan dari logika induktif. Yaitu: penarikan konklusi dari kejadian-kejadian generik menjadi konklusi nan bersifat khusus. Penarikan dengan deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir nan dinamakan silogismus, nan disusun dari dua buah pernyataan dan kesimpulan.