Doa Shalat Istikharah

Doa Shalat Istikharah

Sebagai makhluk alternatif, manusia seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan. Untuk pilihan nan bersifat teknis dan praktis, kita dapat langsung memutuskan dengan surat keterangan nan ada atau sudah kita miliki.

Ketika kita ingin melakukan perjalanan ke suatu kota, tentu informasi dari peta atau keterangan orang nan kita temui dijalan menjadi acuannya. Kalau pun tersesat, kita tinggal mengulang jalan atau mengambil jalan pintas lainnya dengan risiko sering bertanya ke orang nan ditemui di jalan.

Namun ketika kita dihadapkan pada pilihan nan lebih berat dan menyangkut masa depan kita, surat keterangan seperti apa nan akan kita gunakan ? Misalnya, ketika kita diterima pada dua perusahaan, mana nan kita pilih ?

Atau apakah kita tetap harus menikah dengan seseorang padahal hati merasa bimbang ? Begitu banyak pilihan dengan taruhan masa depan. Karena itulah kita sebagai Muslim disunahkan melakukan shalat Istikharah .



Buat Apa Istikharah?

Dengan sudah gamblangnya kriteria-kriteria buat pertimbangan pemilihan pasangan hidup, buat apa istikharah? Berikut beberapa alasan masuk akal nan layak kita pertimbangkan, yaitu menetapkan hati, mencari ketenangan, serta mengambil jeda dari masalah.



1. Menetapkan Hati

Ketika ragu melanda atau kebingungan melingkupi pikiran sehingga buntu tak bisa diajak berpikir jernih, ketetapan hati ialah kondisi nan sangat didamba. Dengan ketetapan hati kaki berani melangkah. Setidaknya satu langkah ke depan atau justru ke belakang. Mana saja nan dianggap keputusan nan terbaik.

Yang mana? Itulah nan akan dicari. Yang pasti, nan sine qua non diawal ‘acara’ ialah adanya PILIHAN. Jika kita bingung sebab segala hal tampak kurang jelas, sebab kita tak mengerti sebetulnya apa nan kita inginkan, kami sarankan Anda cari dulu apa nan Anda inginkan.

Apa nan Anda kehendaki/ Apa sih maumu? Ketika keinginan sudah jelas, tujuan nan sinkron dengannya akan tampak dengan sendirinya. Dari sana, ketika masih tersedia pilihan, barulah kita mohon petunjuk dengan istikharah.

Bagaimanapun, kita dikaruniai akal budi. Dahulukan ikhtiar baru istikharah. Jangan sia-siakan pemberian-Nya dengan alasan mendekatkan diri pada Tuhan dan ingin selalu melibatkan kehadiran-Nya dalam segala aspek kehidupan. Jangan manja, dengan menyandarkan segala sesuatu pada-Nya bersenjatakan istikharah. Kita toh tak perlu shalat Istikharah demi pertimbangan akan beli komik atau novel.

Ini tak berarti kita tak maksimal dalam beribadah dan berusaha “berhubungan” dengan Allah Swt. Jika kita berpendapat seperti ini, kita menafikan apa nan menjadi kewajiban dasar muslim, rukun islam nan lima, dengan 2 nan pertama selalu kita lakukan rutin setiap hari, kecuali pada saat-saat nan diharamkan.

Tidakkah tanpa istikharah, kita juga menjalin kemesraan dengan-Nya? Kita juga mengobrol dan berdua bersepi-sepi serta menikmati kehangatan hati saat kita melakukannya?

Lalu, mengapa shalat istikharah menjadi pentitng ketika ada shalat wajib 5 waktu dan shalat sunnah nan menyertainya? Karena Rasul menyabdakan adanya keberadaan shalat “khusus” ini. Manfaatkan kesempatan tersebut buat meningkatkan kemampuan akal dan hati Anda.



2. Mencari Ketenangan

Salah satu cara ampuh buat mendapatkan ketenangan ialah menemukan dan berpegang pada apa nan kita percaya, nan kita cintai, nan kita yakini bisa membagi kebahagiaan dan ketenangan kepada kita. Nomor satu tak ialah Allah Swt, sebab Dialah sumber dari segala sesuatu.

Allah Swt bukan Tuhan nan jahat, ketika naman-Nya disebut hanya dalam kaget, musibah, atau tahlilan kematian, Ia pantas disandari kapan pun. Mudah, sulit, susah, bahagia, mana pun.

Namun konon, pada kondisi terlemahlah manusia menemukan Tuhannya. Ketika tak ada manusia lain nan bisa diandalkan, ketika diri sendiri tak lagi dipercaya buat mengatasi suatu masalah, ketika seluruh global seolah memperlihatkan punggung meninggalkan kita. Begitu mudahnya kita melihat Dia saat kita bingung dan tertekan. Karena, tak ada lagi nan mengambil jalan perhatian kita.

Salahkah jika kita menoleh pada-Nya saat membutuhkan kata tuntas buat memutuskan perkara? Tidak, tak ada nan salah dengan bershalat Istikharah saat bimbang, gelisah. Tidak ada nan salah pula dengan bershalat Istikharah saat hendak memilih satu diantara dua pilihan nan sama-sama menyenangkan. Toh, Dialah sesungguhnya nan lebih tahu mana nan lebih baik bagi kita.

Nikmati saja perasaan bersalah ketika berkeluh bingung dalam shalat dan gumam doa. Selami saja perasaan kikuk sebab tak setiap kali shalat kita sekhusyuk ini. Berharap mendapat kesadaran nan sungguh-sungguh. Minta ampunlah dengan segenap hati, dan jangan ulangi kesalahan itu.



3. Mengambil Jeda dari Masalah

Bagaimana cara menilai satu masalah secara obyektif dengan tak melarikan diri darinya? Mengambil jarak, menciptakan “kehadiran” dalam bentuk nan lain. Mengingat kembali pelajaran menggambar tentang perspektif, kita bisa melihat satu benda dalam berbagai versi bentuk dan bayangan nan menyertainya. Bendanya sama namun hasil pengamatan akan berbeda jika dilihat dari atas, bawah, kanan, kiri, miring, dan sebagainya.

Begitu pula masalah lainnya di sunia ini. Kita tak hayati dalam global dengan permasalahan nan bersifat linier, datang satu per satu bergantian penuh pengertian. Seringkali kita mendapat banyak hal nan harus dipertimbangkan sekaligus.

Untuk soal jodoh, nan harus kita pertimbangkan tentu tak hanya calon mempelai, melainkan juga ayah-ibunya, adik-adiknya, teman-temannya dan aktivitas kesehariannya.

Kita tak bisa mengambil seseorang keluar dari kehidupannya dan menyelipkan sosoknya di jadwal kehidupan kita begitu saja secara semena-mena. Dan buat mempertimbangkan berbagai hal ini, Anda harus mengingat banyak sisi kehidupan Anda dan calon pasangan.

Tidak melulu urusan cinta. Pilihan organisasi, keahlian masak, sifat keibuan, dan kemampuan mengatur keuangan juga ditimbang krusial bagi sebagian orang. Sadari sisi-sisi ini, lihat semua versinya, dan lihat bagaimana tubuh serta pikiran Anda bereaksi terhadapnya.

Tidak suka? Mungkin masih dapat ditoleransi. Tidak ada toleransi? Putuskan saja, walau cinta tetap tegas hadir di hati. Bisa? Bisa. Bukankah cinta tak harus berarti memiliki?

Dengan mengambil jeda dari masalah, Anda akan cenderung lebih objektif dengan banyaknya sudut pandang dan variasi hasil pelihatan. Jika Anda berkeras berapa di kotak nan Anda permasalahkan itu tanpa mau mundur selangkah pun buat melihat sekelilingnya.

Jangan salahkan calon pasangan jika Anda kelak terkaget-kaget menjumpainya dengan Norma “aneh” di rumahseperti saudara nan getol menginap ataupun tuntutan kewajiban nan “menyeret” nya keluar rumah di luar jam kerja setiap hari.



Niat Shalat Istikharah

Shalat Istikharah dilakukan buat mohon petunjuk Allah ketika kita menghadapi hal-hal nan harus dipilih atau diputuskan. Baik terhadap adanya dua pilihan atau lebih maupun terhadap keputusan nan harus kita ambil. Jadi, shalat ini tak hanya dilakukan ketika pilihannya ada dua atau lebih.

Shalat Istikharah merupakan shalat sunnah 2 rakaat nan lebih primer dilakukan pada malam hari, seperti shalat Tahajjud. Akan lebih baik lagi kalau dilakukan setelah kita tidur malam terlebih dahulu dan telah selesai melakukan shalat Isya’.



Doa Shalat Istikharah

Setelah shalat ditunaikan, lalu panjatkan doa dengan bacaan dibawah ini. Saat membacanya, sebutkanlah pilihan atau persoalan nan sedang dihadapi.

Allahumma innii astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka bi qudratika wa as’aluka min fadhlikal-‘azhiim fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul-ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amra khairul lii fii diinii wa ma’aasyii wa’aaqibatu amrii faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihi wa in kunta ta’lamu anna haadzaa syarrul lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii fashrifnii ‘anhu waqdir liyal-khaira haitsu kaana tsumma irdhinii bih.

Artinya :

Ya Allah hamba mohon perkenan-Mu buat memilihkan mana nan terbaik menurut Ilmu-Mu dan memberikan kepastian menurut ketentuan-Mu dan kemurahan-Mu sebab Engkaulah nan berkuasa dan Maha Mengetahui segala sesuatu nan tersembunyi sedangkan hamba hanyalah seorang nan lemah dan tidak memiliki pengetahuan.

Ya, Allah, jika Engkau mengetahui bahwa persoalan ini baik bagi hamba, agama hamba, dan baik pula bagi kehidupan hamba, maka berikanlah perkara ini kepada hamba dan berkahilah bagi hamba didalamnya.

Ya, Allah, jika Engkau mengetahui bahwa persoalan ini tak baik bagi hamba, agama hamba, bagi kehidupan hamba, dan juga tak baik akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah perkara ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari perkara ini. Ya Allah, berikanlah kebaikan dimana saja hamba berada, dan jadikan hamba orang nan rela atas anugerah-Mu.