Mentoring Itu Gratis
Mentoring agama Islam di indonesia berawal sejak Islam pertama kali tersebar di Indonesia, melalui para pelayar dari seluruh global nan telah bersentuhan dengan nilai-nilai Islam. Bahkan, sejumlah literatur menyebutkan, para keturunan Nabi Muhammad termasuk di antara perantau dari tanah Arab nan mengembangkan agama ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Mentoring Adalah Aktivitas Diskusi Keagamaan
Mentoring ini berlangsung dalam kelompok kecil orang-orang nan berdiskusi. Namun, diskusi itu kemudian terjadi secara rutin sebab rasa ketertarikan orang-orang nan ingin belajar tentang Islam.
Dewasa ini, mentoring agama Islam banyak berkembang di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, kantor-kantor, pemukiman, bahkan di perantauan. Mereka nan tergabung di dalam mentoring ini memiliki semangat nan sama, yaitu 'sampaikanlah walau hanya satu ayat'.
Oleh sebab itu, makin maraklah pendidikan Islam secara informal ini di masyarakat. Tidak diperlukan gelar atau pendidikan eksklusif agar seseorang dapat menjadi mentor bagi nan lain. Bahkan, tak sporadis ditemui mentor-mentor muda menjadi pengajar bagi mereka nan berusia lebih tua.
Memahami Dasar Islam
Di dalam mentoring, disampaikan pemahaman dasar tentang Islam. Di antaranya mengenal Allah ( muraqabatullah ), mengenal rasul, mengenal Islam, mengenal Al Quran, mengenal akhlak, dan mengenal global Islam. Di dalam mentoring, terjadi transfer pengetahuan dengan cara pedagogi maupun dengan diskusi dan belajar bersama.
Penting buat diingat, peserta mentoring diharapkan dapat belajar sendiri, selain dari belajar bersama. Sifat taklid (mengikut buta) itu amat dilarang. Mengapa? Karena sifatnya nan informal ini, metode mentoring digunakan oleh banyak genre keislaman, mulai nan paling ringan sampai nan paling ekstrem.
Oleh sebab itu, setiap peserta mentoring haruslah kritis. Setiap pengajar mentoring haruslah dapat memandu diskusi dan mendorong peserta mentoring buat menghidupkan Norma belajar.
Mentoring biasanya berlangsung secara perdeo dan tak berbayar. Namun, ada juga mentoring di kawasan perkantoran dan perumahan nan mengundang ustaz ahli, nan sifatnya berbayar.
Mentoring Itu Gratis
Bila Anda ingin mengikuti mentoring, ikuti kata hati Anda. Bila Anda merasakan hal-hal nan mencurigakan, dimintai uang dalam jumlah besar, atau mengajak pada perbuatan anarkis. Bahkan, mengajarkan bahwa terorisme itu diperbolehkan, sebaiknya Anda melaporkan orang-orang tersebut kepada pihak berwajib dengan bukti-bukti nan cukup.
Namun, bila hanya masalah disparitas mazhab (pedoman keislaman), atau disparitas nan bersifat fikih, itu ialah pilihan Anda buat mengikuti atau tak mengikuti. Lepas dari ayat-ayat apapun nan mereka gunakan, "Tidak ada paksaan dalam beragama" ( Laa iqroha fid diin ) ialah ayat di dalam Al Quran nan dapat Anda jadikan pegangan buat belajar.
Sesungguhnya, dalam beribadah, Allah tak akan bosan sampai kita bosan. Mereka nan terburu-buru dalam belajar, biasanya, terjebak dalam taklid (mengikut buta). Sementara mereka nan berproses dalam belajar, akan mengalami pematangan jiwa dan pemurnian spirit. Tidak terjebak pada suatu genre eksklusif sebagai nan paling benar.
Aktivitas Generik Mentoring
Di dalam aktivitas mentoring, biasanya diawali dengan membaca al-Qur’an nan diawali dengan memilih salah satu surah. Lalu dibaca secara bergantian. Prosesnya mirip seperti tadarusan nan dilakukan di bulan Ramadhan. Umumnya ayat nan dibaca berkisar antara 10-15 ayat.
Bila seluruh peserta telah membaca ayat al-Qur’an, maka salah seorang akan tampil sebagai pensyarah atau penjelas ayat nan dibaca. Setelah ia selesai mengkaji ayat nan dibahasnya, maka akan ada salah seorang anggota nan bertanya atau malah memberikan masukan terhadap nan dibahas.
Ini tentu saja menjadi menarik. Pasalnya, pemahaman ayat tidak hanya diberikan oleh satu orang, tapi lebih. Sehingga dapat saling mengisi informasi tentang kandungan surat nan dikaji.
Atau terkadang ada format mentoring agama Islam nan lain. Yaitu, sebelum rendezvous sudah ditentukan hari ini akan membaca surah apa. Lalu seluruh peserta diminta buat mencari tahu tentang kandungan ayat. Dapat dengan menambahkan penafsiran dari para ulama atau bahkan dengan kisah-kisah nan bisa menggugah jiwa.
Istilah pengkajian surat kerap dinamakan dengan tadabbur. Tadabbur bermakna merenungkan ayat nan dibaca. Umumnya ayat nan dibaca selalu ditafsirkan dengan penafsiran nan menggugah jiwa. Sehingga membangun semangat dalam menjalani hayati ini.
Contoh pentadabburan ayat dalam mentoring agama Islam ketika mengkaji surat al-Muluk ayat 2. Allah nan menciptakan kematian dan kehidupan nan memiliki tujuan buat menguji siapa nan paling baik pekerjaannya. Kebanyakan orang menafsirkan ayat ini sebagai ayat nan berbicara tentang kematian.
Artinya, apabila ada sanak famili nan meninggal kerap ayat ini jadikan dalil bahwa kematian dan kehidupan ialah ujian dari Allah. Mampukah kita berbuat nan lebih baik? Padahal, menafsirkan ayat tersebut tidak mesti demikian. Dapat juga menghadirkan penafsiran dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Karena setiap hari kita berjumpa dengan nan namanya wafat dan hidup. Karena wafat ialah proses dari ada menjadi tak ada. Sedangkan hayati ialah proses dari tak ada menjadi ada.
Setiap hari kita menemukan hal tersebut. Misalnya saja tadi pagi kita melakukan shalat subuh. Ketika shalat kita sedang ‘hidup’, artinya sedang bersama shalat kita. Begitu selesai shalat, maka kita telah ‘mati’ dengan shalat. Lantas, tinggal tugas kita saat itu, mampukah kita ketika shalat melakukan perbuatan sebaik-baiknya atau tidak? Setelah selesai shalat, mampukah kita melakukan amal sebaik-baiknya dengan cara mensyukuri sudah bisa melaksanakan shalat atau tidak?
Artinya, setiap saat kita ketemu dengan hayati dan mati. Maka kita harus dapat melakukan setiap waktu nan dilalui dengan melakukan sebaik-baik amal. Maka pantas bila Ibnu Umar mengatakan, “pergunakanlah sebaik-baiknya waktu pagimu sebelum datang waktu soremu. Pergunakanlah waktu soremu sebelum datang waktu pagimu”.
Maksudnya, kita harus dapat menjadikan waktu-waktu nan dilalui dengan melakukan perbuatan nan sebaik-baiknya. Bila mampu, maka itulah kemahakuasaan Allah, memberikan kita kekuatan buat dapat melakukan sebaik-baik perbuatan. Dan bila tak mampu melakukannya dengan sebaik-baiknya, maka segera memohon ampun kepada Allah. inilah makna kata Allah “wahuwal azizul ghafur” .
Tugas Menghapal Hadits
Salah satu kegiatan mentoring agama Islam nan tidak pernah terlupakan ialah menghapal hadis. Biasanya, setiap anggota diminta menghapal hadis-hadis Rasulullah. Umumnya diawali dengan membaca hadits Arba’in. Hadits ini bukan sekedar dikaji, tapi juga dihapal. Maka hampir semua peserta mentoring hapal hadits arba’in.
Maka tidak perlu heran, melihat aktivis mentoring. Meski mereka berkecimpung di bidang umum, tapi hapal hadis. Bahkan mereka tidak pernah lupa buat mengamalkan hadits-hadits nan mereka baca. Meski menghapal hadits tidak wajib dilakukan, paling tak mereka diajak buat menyukai hadits-hadits Rasulullah Saw. Tak dapat menghapalnya, minimal pernah membacanya.
Mabit dengan Seluruh Anggota Mentoring
Tiga atau enam bulan sekali diadakan mabit. Yaitu, malam bina iman dan takwa. Acara ini mirip seperti mentoring tapi dilakukan bersama-sama dengan kelompok mentoring lainnya. aktivitasnya sedikit berbeda.
Di saat mentoring Anda bakal dikenalkan dengan anggota mentoring lainnya. Ada juga kegiatan membaca al-Qur’annya, tapi tidak sama dengan cara membaca al-Qur’an nan dilakukan dengan kolompok mentoring mingguan. Di acara mabit, ada kegiatan shalat malam atau shalat tahajjud bersama. Lalu ada ceramah nan disampaikan oleh senior atau ustad nan sudah lama ikut mentoring.
Umumnya, pembahasan nan dikupas para ustad seputar motivasi dan pembahasan tentang kondisi saudara kita nan seakidah tertindas. Misalnya saja nan di Palestina. Biasanya, akan ditampilkan juga video tentang kondisi saudara seakidah nan tertindas di palestina. Lalu diajak bersama merenung dan mendoakan mereka semoga diberi pertolongan oleh Allah Swt.
Selain itu, di malam mabit juga ada acara bertukar kado atau nan biasa disebut dengan tabadul hadaya . Masing-masing anggota mabit sudah diingatkan buat membawa hadiah nan bakal diberikan kepada temannya. Meski ia tidak tahu siapa nan bakal dikasinya, namun ia tetap membawa kado.
Tukar-tukaran kado ialah tanda sayang kita dengan sesama saudara. Aktivitas ini memang akan membuat kita makin dekat dengan sesama anggota mentoring. Terkadang tidak sporadis bertukar nomor handphone buat dapat saling mengingatkan dalam kebaikan.
Pada dasarnya, tukar-tukaran nomor handphone buat saling mengingatkan agar rajin melakukan shalat malam. Selain itu, juga buat saling memberi sms motivasi jiwa. Sehingga nan lagi galau, tidak akan sempat mengalami galau nan panjang. Karena sesama anggota tidak pernah lupa buat tetap mengajak ke jalan kebaikan dan kebenaran.
Inilah seputar kajian singkat tentang mentoring agama Islam dan aktivitasnya. Semoga bermanfaat!