Konsumen nan Unik
Murah Kalau Murahan?
Blackberry Batam sempat terkenal dan menjadi bahan pembicaraan ketika menawarkan harga nan sangat murah. Seakan tak percaya dan rasanya terlalu mengada-ada bahwa ada BB Gemini nan ditawarkan dengan harga hanya 250 ribu. Itu kalau di Batam langsung. Kalau telah memasuki daerah lain, harganya sedikit lebih tinggi sekira 350 ribu atau ada nan dijual dengan harga 500 ribu. Bukan BB bekas sebab penjualnya mengatakan bahwa BB tersebut ialah BB baru.
Entah itu diprekondisi atau sebab memang diproduksi dengan biaya nan sangat murah, tak ada nan tahu secara persis kecuali orang nan memproduksinya. Mungkin juga sebab tak ada pajak nan ditarik sehingga BB nan ada di Batam menjadi begitu murah. Tetapi bukan tak ada keluhan mengenai BB nan dibeli di Batam ini. Para penggunanya mengatakan bahwa BB tersebut banyak kekurangannya. Mereka seakan membeli ponsel biasa dan bukan BB.
Fasilitas BBM nan inheren pada BB tak dapat dipakai. Untuk apa membeli dan mempunyai BB kalau BBM nan sangat diunggulkan itu tak dapat digunakan. Selain itu BB dari Batam ini mudah sekali mengalami kerusakan. Fungsi fasilitas sering tak dapat digunakan secara maksimal. Belum lagi kursor nan sering berjalan sendiri sehingga akan mengirimkan pesan nan sama secara berulang. Orang nan diajak BBM sudah niscaya merasa terganggu dengan bunyi denting BBM nan berkali-kali dalam waktu nan sangat singkat.
Berbagai keluhan ini membuat banyak orang berpikir buat tak membeli BB Batam lagi. Akhirnya pamornya BB murah tapi murahan ini sedikit meredup. Kepentingan membeli BB memang bermacam-macam. Bagi orang-orang nan ingin gaya saja, mereka tetap membeli BB Batam terutama kalau BB tersebut diperuntukan bagi anak-anak. Bentuk BB nan besar membuat anak-anak tak mudah menjatuhkannya. Kalau terlalu kecil atau terlalu licin, anak-anak akan mudah menjatuhkannya.
Untuk Anak-Anak
Orangtua masih berpikir dua kali membelikan BB nan orisinil dengan harga selangit. Frekuwensi internet BB Batam ini juga sering sekali tak memuaskan sehingga orangtua percaya kalau anaknya tak akan mengunduh berbagai informasi nan tak bermanfaat. Banyak anak-anak jatuh ke dalam ‘pelukan’ informasi sampah nan membuat mereka menjadi generasi nan tak mampu bersaing dengan generasi muda dari negara lain.
Informasi sampah ini juga memberikan hal-hal nan seharusnya tak diketahui oleh anak termasuk gosip dan hal-hal nan menyangkut pornografi. Keberadaan teknologi informasi seharusnya dapat digunakan buat sesuatu nan menunjang pendidikan mereka. Dengan adanya BB mereka akan mudah berkonsultasi dengan guru dan berdiskusi dengan teman-temannya. Namun kenyataannya sangat jauh dari harapan. Hal-hal nan semacam inilah nan membuat banyak orangtua akhirnya membatasi penggunaan BB.
Terkadang Blackberry tak berfungsi seperti Blackberry. Fasilitas BBM tak diaktifkan demi menjaga agar anak-anak tak terhubung terlalu banyak kepada teman-temannya. Bila anak nan belum dapat mengatur waktu, BB malah akan menjadi satu bumerang nan akan mematikan kreativitas anak. Orangtua mana nan menginginkan anak-anaknya menjadi tak karuan hanya sebab sebuah ponsel? Bagi orangtua nan sibuk, ponsel digunakan sebagai alat memonitor keberadaan anak-anaknya.
Di perkotaan, dengan berbagai hal nan menyibukan, anak-anak tetap harus dikontrol. Tidak heran kalau banyak anak-anak usia balita bahkan telah dilengkapi dengan ponsel atau BB. Fasilitas kamera nan dimiliki oleh BB juga menjadi sesuatu nan menyenangkan. Kalau fasilitas BBM diaktifkan, maka gambar itu dapat langsung diupload. Orangtua nan sedang berada jauh dari anaknya niscaya akan merasa bahagia melihat anaknya nan tersenyum manis dengan gaya nan menggemaskan. Rasa rindu akan sedikit terobati dengan adanya gambar anak itu.
Semua keunggulan BB itu memang sangat menarik didapatkan. Inilah juga nan membuat banyak orang ingin memiliki BB. Harga nan masih selangit, tentu membuat orang sedikit mengurungkan niatnya buat membeli BB. Adanya penawaran BB murah, tentu saja membuat hati para pembeli terangsang dan sedikit tergoda. Kalaupun akan membeli BB bekas, sepertinya mereka juga harus tahu apakah BB itu benar-benar masih bagus atau tinggal menunggu rusak saja. Bila BB bekas itu dari orang nan terpercaya mungkin masih dapat diterima.
Konsumen nan Unik
Memang psikologi pasar Indonesia unik. Mengapa? Bangsa kita berbeda dengan bangsa lain. Bagi kebanyakan orang Indonesia harga lebih krusial dibandingkan dengan kualitas suatu barang. Hal demikian berlaku buat semua jenis barang. Mungkin sebab taraf pendapatan nan masih rendah namun ingin memiliki barang nan tergolong mewah. Gaya inilah nan membuat orang ingin terlihat wah di depan orang lain.
Bagi mereka, penampilan itu sangat penting. Penampilan fisik masih menjadi satu pertimbangan tersendiri ketika menilai kepribadian seseorang. Inilah satu pandangan nan cukup naif. Namun itulah Indonesia. Mereka mengira bahwa orang nan mempunyai BB itu ialah orang kaya. Mereka mungkin tak berpikir bahwa orang tersebut mendapatkan Blackberry tersebut dengan cara kredit atau malah fasilitas kantor. Evaluasi nan tertuju kepada fisik semata itu harus segera diubah.
Akhirnya nan terjadi ialah orang banyak tertipu oleh penampilan. Blackberry Batam pun demikian. Banyak orang nan mencari buat memuaskan hasratnya memiliki Blackberry dengan harga nan sangat miring. Memang secara empiris, perbandingan harganya sangat jauh rentangnya dibandingkan dengan Blackberry nan dijual di Jakarta, Bandung atau Surabaya sebagai sentra ponsel di kota-kota besar di Indonsia. Bedanya dapat berkisar antara 25-75% meski dengan risiko BM itu tadi.
Lokasi Batam sebagai pelabuhan perdagangan internasional menjadi penyebab banyaknya barang elektronik murah, termasuk didalamnya Blackberry. Batam memang sudah terkenal dengan black market-nya (BM) sehingga berdampak pada harga nan sangat murah. Sebagai ilustrasi, buat Blackberry merek eksklusif nan di kota-kota lain harganya berkisar antara Rp 5-5,5 juta, di Batam hanya Rp 2-2,5 juta bahkan hingga Rp 1,7 juta-an. Menggiurkan, bukan?
Pasar gelap di Batam meski sudah menjadi misteri generik namun sulit buat diberantas sebab masing-masing pihak banyak mendapatkan keuntungan. Barang-barang dapat murah sebab tanpa proses nan semestinya sehingga harga nan diberikan kepada pembeli dapat ditekan (hampir sama dengan biaya aslinya dari negara berasal sebab tak dikenakan pajak dan bea cukai.
Kalau memang tak tertahan lagi ingin mempunyai BB, maka ada beberapa pertimbangan nan harus dicerna dengan logika. Jelas membeli barang nan lebih murah dibandingkan dengan nan ada di pasaran sangat mengandung risiko nan besar. Masing-masing hal niscaya ada konsekuensi nan harus ditanggungnya. Membeli barang-barang BM, Anda harus siap jika barang nan dibeli tidak sinkron dengan nan diharapkan. Siap tanpa diberikan garansi. Bahkan siap ditipu. Harga murah sebagai pengelabuan atas barang nan sebenarnya sudah rusak atau tidak layak pakai.
Ada beberapa tips ketika Anda memutuskan buat membeli BB Batam buat menghindari dari berbagai modus nan tidak diinginkan. Yakni:
* Jangan lupa ketika membeli BB Batam cek terlebih dahulu secara detil, terutama kondisi Blackberry. Jangan sampai sebab harganya nan super murah lantas Anda hilang kendali buat tak melakukan pengecekan terhadap kondisi barang nan Anda transaksikan.
* Jika bisa, minta garansi toko atau pihak nan menjual meskipun hanya buat waktu satu bulan.
* Telusuri dulu harga pasaran Blackberry nan hendak Anda beli di Batam kepada sumber nan dapat dipercaya buat menghindarkan dari praktik penipuan. Jangan sampai pasaran Blackberry BM nan diincar, di Batam harganya Rp 2 juta, Anda malah mendapatkannya Rp 2,5 juta.
* Jika memungkinkan Anda membeli Blackberry dari toko, tak dari perorangan atau calo. Hal tersebut dimaksudkan buat memudahkan klaim ketika ada kerusakan atau barang cacat. Blackberry Batam memang menjanjikan harga nan super miring, namun jangan sampai Anda gelap mata sebab ternyata terkena tipuan.