Menjadi Pemimpin nan Baik Dan Tauladan
Pernikahan berasal dari kata nikah yang dalam bahasa Arab berarti 'perjanjian'. Layaknya sebuah perjanjian, pernikahan pun menyertakan syarat berupa hak dan kewajiban nan harus dipenuhi oleh sepasang suami dan istri. Dalam agama Islam, peraturan tersebut biasanya tercantum dalam buku nikah kedua pengantin.
Sebuah pernikahan akan langgeng jika sepasang suami istri saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Selain kedua hal paling fundamental tersebut, hak dan kewajiban, tanggungjawab menjadi hal nan harus dipenuhi. Terlebih, tanggungjawab bagi para suami. Dalam pernikahan, idealnya, tanggung jawab suami memang jauh lebih besar daripada tanggungjawab nan harus dipikul istri.
Jika diibaratkan alfabet, suami ialah huruf A, nan mudah-mudahan sampai kapan pun akan tetap menjadi huruf pertama dari 25 huruf lainnya. Ia ialah pemimpin. Memimpin ke-25 huruf lainnya. Begitupun, dalam berumah tangga, suami ialah pemimpin. Memimpin istri dan calon anak-anak nan nantinya akan semakin melengkapi deretan alfabet, bahkan mungkin hingga Z.
Tanggungjawab Suami: Memenuhi Kebutuhan Keluarga
Ketika seorang lelaki mengajak pasangannya menikah, hal itu bisa diartikan bahwa lelaki tersebut siap menjalankan tanggung jawab sebagai seorang suami. Ia siap memeras keringat buat menafkahi istrinya secara lahiriah dan menyediakan berbagai keperluan istrinya. Dari situlah, muncul istilah bahwa suami ialah tulang punggung bagi keluarga. Ia berperan sebagai penopang agar sesosok tubuh bisa berdiri tegak, selayaknya tulang punggung.
Islam membagi peran suami dan istri sinkron dengan kodratnya masing-masing tanpa membedakan gender. Untuk pemenuhan nafkah dibebankan sepenuhnya kepada sang suami, dan atas kewajiban ini suami mendapatkan pahala nan sangat besar bila menunaikan kewajiban tersebut. Maka bagi isteri di rumah, hargailah usaha sang suami dalam pemenuhan nafkah keluarga seberapa pun nominal nan didapatkan. Asalkan dia telah berusaha maksimal, maka dialah suami terbaik nan dihadirkan Tuhan menjadi pendamping hidup.
Boleh hukumnya bagi isteri buat membangun bisnis atau meniti karir di perusahaan atau forum pemerintahan. Namun hal tersebut harus mendapatkan ijin dari sang suami, dan aktivitas di luar rumah tak boleh mengganggu kegiatan nan menjadi kewajiban sang istri. Yaitu mengurusi urusan rumah tangga, merawat dan mendidik anak. Ada sebagian wanita nan menganggap remeh urusan merawat anak, tapi agama Islam telah meletakkan pengurusan anak kepada pihak isteri bukan pada suami.
Dengan pembagian nan adil atas kewajiban masing-masing pasangan di rumah tangga, pasti keluarga akan berjalan menentramkan hati dan jauh dari perpecahan. Bila masalah ekonomi menjadi problem primer di keluarga, maka jangan jadikan hal ini sebagai dalih buat melawan suami. Ujian dalam berkeluarga itu niscaya datang dalam berbagai bentuk, misalnya ekonomi, keturunan nan tak kunjung hadir, campur tangan pihak ketiga seperti mertua dan lain sebagainya.
Atasi berbagai permasalahan keluarga dengan bijak, dan tinggalkanlah emosi sebab bisa memperburuk keadaan saja. Mintalah saran kepada orang-orang nan alim seperti ulama dan para pemuka agama bagi umat lainnya. Dengan nasehat nan diberikan akan mempermudah persoalan nan ada. Permasalahan itu tergantung dari sudut pandang seseorang, bila dia berilmu maka nan dipikirkan ialah solusi bukan hanya menyalahkan orang lain.
Tugas seorang suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga ini memang terkadang dianggap sebagai sebuah hal nan berat buat dilakukan. Karena seorang pria nan telah menjadi suami akan berjuang dengan bekerja memeras keringat buat bisa memperoleh nafkah nan akan digunakan buat mencukupi segala kebutuhan istri dan anak-anaknya.
Namun, di dalam agama islam, Allah SWt tidak pernah menyepelekan tugas berat nan sudah diembankan kepada suami ini. bahkan Allah SWt telah mengilhamkan kepada RasulNya melalui hadist Nabi nan memiliki arti bahwa setiap keluh kesah dan rasa lelah nan dirasakan oleh seorang pria sebab beratnya pekerjaan nan ia rasakan akan menghindarkannya dari siksaan barah neraka.
Hal ini memang menunjukan bagaimana Allah Swy sungguh menghargai tugas berat nan telah diembankan kepada seorang suami. Maka dari itu, jika memahami akan hal ini maka tugas mencari nafkah dengan bekerja tidak akan lagi dianggap sebagai sebuah tugas nan memberatkan.
Menjaga Istri
Istri ialah perhiasan keluarga. Setidaknya, itulah nan sering disyiarkan para ulama ketika berdakwah. Hal itu nyatanya memang tak terlalu salah. Istri dapat membuat sebuah keluarga menjadi lebih manis, lebih indah. Tanggungjawab suami terhadap hal tersebut ialah menjaganya. Menjaga agar perhiasan tersebut tetap memancarkan keindahan. Menjaga perhiasan keluarga agar tak dicederai kehormatannya oleh orang lain.
Tanggung jawab suami dalam hal ini pun harus didukung oleh istri dalam artian saling bekerja sama. Tidak mungkin seorang suami mampu menjaga istrinya jika ternyata perbuatan nan dilakukan istrinya melanggar syariah. Dalam hal ini, keduanya harus memiliki bekal ilmu dan merealisasikannya secara maksimal sinkron pandangan pencipta alam semesta ini.
Perhiasan keluarga tentunya wanita nan terhormat di mata Tuhannya. Istri senantiasa mengupayakan diri menjaga kehormatan serta perhiasannya buat suami serta keluarga tercintanya. Semoga wanita di era modern ini semakin memahami perannya dengan tepat.
Era nan penuh dengan perubahan secara hiperbola tanpa ilmu pun bisa terjadi dengan perkembangan teknologi dan informasi nan tak diperhatikan secara cermat. Karena itulah, istri menjadi corong keluarga nan menunjukkan cahayanya menuju kebahagiaan keluarga sebenarnya.
Suami memang memiliki tugas buat menjaga istri, terutama mengarahkan istri buat menjadi pribadi nan lebih baik. Atau menjadi hamba nan lebih dekat lagi dengan Tuhannya.
Karena kehidupan berumahtangga ialah jalan nan lebih mudah bagi dua insan manusia yaitu suami dan istri buat lebih bisa mendulang pahala. Karena di dalam kehidupan rumah tangga ini akan lebih banyak tersedia ladang amal bagi dua manusia ini.
Tugas suami dalam mengarahkan istri buat menjadi sosok nan lebih baik memang sudah menjadi tugas nan tidak boleh diabaikan. Karena suami ialah oarang nan bertanggung jawab akan keluarganya yaitu istri dan anak-anaknya. Dan kelak suami akan dimintai pertanggung jawaban akan hal ini yaitu mengenai perihal bagaimana menjaga istri dan menunjukan jalan buat menjadi sosok manusia nan lebih baik.
Menjadi Pemimpin nan Baik Dan Tauladan
Seorang pemimpin ideal dengan berbagai sikap nan bijak dan arif hendaknya dimiliki oleh para suami. Seorang suami sudah sepantasnya memiliki sifat-sifat tersebut. Jadilah pemimpin nan bijak, menasihati dengan cara nan baik bila istri melakukan hal-hal nan dianggap tak pantas. Jauhkan sifat-sifat tiran dengan memperlakukan seorang istri secara tak semestinya.
Itulah sosok seorang suami nan menjadi pemimpin di dalam keluarga nan baik. Selain buat istrinya juga berpengaruh pada anak-anaknya. Apalagi anak sangat mudah meneladani sikap orang tuanya terlebih ayahnya. Seorang suami sekaligus suami dalam memimpin keluarganya tentu harus dengan cara nan baik. Hal tersebut sinkron dengan apa nan diperintahkan pencipta alam semesta ini.
Seorang istri pun harus siap membantu suaminya memiliki karakter pemimpin keluarga nan baik pada diri suaminya. Keduanya harus bisa memahami peran maupun kewajiban nan sebaiknya diberikan secara maksimal dalam keluarga. Pemimpin nan sukses dan dikatakan baik jika tak melanggar perintah dari pencipta alam semesta ini sinkron uraian di atas.
Seorang istri pun bisa mengingatkan suaminya jika dalam kepemimpinannya terjadi defleksi atau kesalahan dari perintah pencipta alam semesta ini. Tanggung jawab ini tak semudah nan digambarkan dalam majemuk teori. Karena itu, suami pun hendaknya juga memiliki sifat keterbukaan terhadap istri dan sebaliknya.
Sikap keterbukaan di antara keduanya akan memudahkan pasangan tersebut menuju keluarga bahagia. Alasannya yaitu berkaitan dengan pengaruh kepemimpinan suami nan baik dengan di dukung oleh istri sebagai motivator keluarga juga. Suami dan istri hendaknya saling memberikan masukan membangun demi terciptanya jiwa kepemimpinan nan baik tersebut.
Seorang pemimpin nan baik, secara langsung, akan dihormati oleh para pengikutnya. Citra seperti itu terlihat pas bila diaplikasikan pada kehidupan berumah tangga. Jika seorang suami telah dihormati, secara otomatis ia akan menjadi sosok teladan bagi istri dan anak-anaknya. Jika sudah demikian, bukan tak mungkin sosok idola anak-anak Anda ialah ayahnya sendiri.
Hal ini pun tak lepas dari peran istri juga dalam membantu terbentuknya ciri suami nan menjadi teladan keluarga. Selain menjadi idola keluarga, tentunya dengan sikap keteladanan akan bisa menghantarkan seorang suami memiliki kehormatan baik pula. Kehormatan tersebut tak hanya diperuntukkan pada diri istri tapi juga pada suami jika ia sukses menunjukkan keteladanan sikapnya.
Semoga di antara pasangan suami dan istri senantiasa memahami peran dan tanggung jawabnya di dalam keluarga, termasuk tanggung jawab suami kepada istrinya. Jangan lupa buat selalu membekali diri dengan ilmu serta merealisasikannya sinkron perintah dari pencipta alam semesta ini menuju keluarga bahagia.