Tanda-tanda Rumah Tangga Harmonis
Semua pasangan nan menikah tentu ingin pernikahannya akan berlangsung langgeng. Tak ada pasangan nan ingin biduk rumah tangganya karam dihantam badai. Namun dalam kenyataannya, menjadi pasangan serasi tidak semudah nan dibayangkan.
Pernikahan tidak hanya menyatukan dua orang, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dan dua latar belakang nan sangat mungkin berbeda. Perbedaan-perbedaan ini pada awalnya mungkin terlihat romantis. "Aku dan kamu berbeda, namun hati kita satu". Namun sayangnya, disparitas ini juga dapat berpotensi menimbulkan konflik.
Matematika romantis pasangan baru bahwa 1+1=1 tidaklah tepat. Membawa masing-masing diri 100% sama seperti sebelum menikah sama saja dengan membawa bibit perpecahan ke dalam rumah tangga. Persamaan matematika ini lebih tepat ½ + ½ = 1. Masing-masing membawa sebagian dirinya dan menanggalkan sebagian lain nan tidak sinkron agar bisa menjadi pasangan nan harmonis.
Harmonis Tidak Selalu Sama
Pasangan nan serasi bukan berarti pasangan nan seumur hayati pernikahannya tidak pernah bertengkar atau berselisih paham. Namanya saja dua manusia nan berbeda, perselisihan dan pertengkaran selalu saja ada. Yang membedakan adalah, cara mengatasi persoalan-persoalan itu hingga tetap menjadi pasangan nan harmonis.
Setiap manusia nan dilahirkan ke global ini tentunya memiliki karakter dan sifat nan berbeda antara satu orang dengan nan lainnya. Selanjutnya manusia akan dibentuk kepribadian dirinya oleh pendidikan nan diberikan oleh kedua orang tuanya dan juga lingkungan dimana ia hidup.
Mereka dilahirkan dengan membawa kekurangan dan kelebihan. Jadi memang tidak ada satu pun orang didunia ini nan benar-benar memiliki kecenderungan nan serupa. Bahkan dua orang saudara kembar pun bisa dipastikan masih memiliki beberapa hal nan berbeda antara satu sama lain. Itulah manusia dan juga kehidupan.
Keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga tidak selalu berarti bahwa antara satu pasangan dengan pasangan nan lain memiliki banyak kesamaan. Justru disparitas nan ada di antara keduanya bisa menutupi kekurangan satu sama lain.
Sebagai contoh, ada pasangan dimana nan satu ialah orang nan gampang sekali lupa. Sedangkan pasangannya nan lain ialah orang nan teratur dan selalu mengingat apa nan harus diingat. Dengan ini maka satu kekurangan dari pasangan bisa ditutupi oleh kelebihan dari pasangannya nan lain.
Coba bayangkan jika kedua orang ini sama-sama memiliki sifat nan sama yaitu pelupa. Tentunya akan banyak ketidakteraturan nan akan ditimbulkan. Karena ketika nan satu lupa maka tak ada nan lain nan bisa mengingatkan.
Sejatinya, bagaimana pun pasangan nan telah ada buat kita maka itulah nan terbaik buat kita. Karena dalam memperoleh pasangan kita tersebut tentunya telah banyak hal nan sudah kita lakukan dalam usaha buat memperoleh pasangan tersebut. Selain usaha manusiawi nan telah kita lakukan, campur tangan Tuhan Yang Maha Esa tidak akan pernah bisa kita pungkiri keberadaannya.
Satu hal nan harus kita pahami ketika akan menerima pasangan kita ialah menyadari bahwa setiap manusia pastilah memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Untuk itulah, setiap dari kita harus sudah siap buat menerima ini nan berarti siap buat menerima bagaimana pun keadaan dari pasangan kita tersebut.
Selain itu, dalam kehidupan berumah tangga tentunya niscaya akan menghadapi beraneka permasalahan dalam kehidupan. Karena memang itu semua ialah sebuah hal nan sangat lumrah buat dialami oleh manusia.
Selain itu, disparitas nan ada di antara dua manusia nan baru saja berkumpul dan hayati bersama tentunya akan membuat beraneka permasalahan baru nan bisa timbul. Usaha buat memahami kekurangan dan kelelbihan dari pasangan juga membutuhkan waktu. Dimana di sela banyak waktu ini tentunya juga akan memunculkan beraneka masalah.
Ketika menghadapi permasalahan nan menimbulkan pertengkaran, pasangan serasi ini akan:
1. Tetap ingat pada tujuan
Yang dipertengkarkan hanyalah masalah nan sedang dihadapi dan tak meluas ke masalah-masalah lain atau masalah nan pernah terjadi di masa lalu. Ketika menghadapi sebuah masalah, tentunya hal pertama nan harus selalu diingat ialah tujuan dari rumah tangga nan telah dibangun dan dibina.
Setiap manudia tentu inginhidup dengan didampingi oleh sosok manusia lain nan ia cintai dan juga mencintainya. Untuk itu, memang keduanya juga harus siap terhadap segala macam hal nan menyenangkan atau pun tidak menyenangkan nan memang secara niscaya bisa timbul. Selalu ingat akan tujuan awal pernikahan akan membuat semua masalah nan ada menjadi sebuah hal nan biasa saja. Dan tidak akan menganggapnya sebagai sebuah hal ekstrim nan terjadi.
2. Menyatakan emosinya hanya pada saat sedang bertengkar
Ungkapkan emosi itu sekarang juga. Pasangan nan serasi tak pernah lari dari masalah. Masalah nan ada akan selalu dihadapi sampai tuntas. Apalagi bagi seorang wanita nan sering mengalami emosi nan meluap-luap dan meledak-ledak.
Pertengkaran banyak sekali membuat emosi naik dan memuncak. Jika emosi tersebut sudah bisa diluapkan pada satu moment saja maka diharapkan di luar moment tersebut, luapan emosi sudah bisa dihilangkan. Dengan emosi nan sudah meredam, tentunya tidak ada lagi hawa panas nan akan membuat susana menjadi lebih kacau.
3. Menyepakati adanya time out
Pertengkaran dapat menjadi melelahkan bahkan menakutkan jika berlangsung berkepanjangan. Sejak awal, dalam suasana damai jauh hari sebelumnya, sepakatilah buat membuat sebuah frekuwensi time out sebagai pertanda gencatan senjata.
Memang terkadang, satu sama lain butuh waktu buat menenangkan diri. Sikap ingin berdiam diri dengan diri sendiri buat merenungi diri dan semua keadaan nan ada. Dengan ini tentu pemikiran jernih nan akan didapat.
4. Bersikap luwes dan tak mengorbankan diri
Pasangan nan serasi menyadari bahwa mengorbankan diri akan menjadi bumerang di kemudian hari. Jika memang bersalah, akui kesalahan itu. Sikap tidak mau mengakui kesalahan nan telah diperbuat justru akan merusak interaksi nan telah ada. Kemauan buat mau mengakui kesalahan justru akan berdampak positif dengan lebih cepat menyelesaikan permasalahan nan ada.
5. Menerima keadaan saat ini dan melupakan masa lalu
Apa pun nan pernah terjadi di masa lalu sudah tidak bisa diubah lagi. Pasangan nan serasi akan selalu kembali ke masa kini dan merencanakan masa depan. Seseorang nan berkutat dengan masa lalu tentunya tidak akan pernah bisa hayati dengan sebuah asa baru ang lebih baik.
Ia kan terus terbayangi oleh masa lalu. Dan hal ini tentunya akan berakibat jelek terhadap kondisi rumah tangga nan ada. Setiap orang memang bisa dipastikan memiliki masa lalu. Namun dengan itu, haruslah bisa buat menatap masa depan dengan lebih baik.
Ibarat pepatah, andaikan masa lalau ialah sebuah rambur putih nan ada di bagian depan rambut kita, rambut putih itu akan dihilangkan jika hanya akan membuat penampilan kita bertambah buruk. Namun rambut putih itu akan dibiarkan tetap ada jika justru keberadaan rambut putih itu menambah elok dan menawannya penampilan kita.
6. Mengingat bahwa pertengkaran bertujuan buat mendekatkan
Bertengkar dengan sahih akan mengarahkan pasangan pada kejelasan dan keterbukaan pada adanya kemungkinan baru. Memang bisa akui bahwasetiap pertengkaran nan ada justru akan menambah manis interaksi antar pasangan. Setiap selesai mengatasi satu pertengkaran tentunya interaksi nan ada bisa bertambah lebih dekat dan bahkan lebih harmonis. Karena di dalam pertengakaran tentunya akan ada perasaan bahwa pasangan nan satu sangat mencintai pasangannya dan berharap tidak akan kehilangan satu sama lain.
Tanda-tanda Rumah Tangga Harmonis
Rumah tangga pasangan nan serasi memiliki tanda-tanda antara lain:
- Melaksanakan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
- Selalu tabah dan bersabar dalam mengarungi kehidupan berumah tangga nan terkadang diterpa banyak cobaan.
- Saling mengalah demi kebaikan bersama.
- Menjaga kehormatan dan kesucian diri.
- Menjaga interaksi baik dengan keluarga kedua belah pihak.
- Selalu mengeluarkan perkataan dan melakukan perbuatan nan dilandasi kasih sayang.
- Menjaga misteri pasangan agar tak diketahui oleh orang lain.
- Saling mendengarkan dan tak hanya mau menang sendiri.
- Saling memberikan dukungan ke arah kebaikan.
- Saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan nan merugikan.
Menjadi pasangan serasi tak tercipta dalam satu malam. Namun jika kedua belah pihak mau berusaha dengan sungguh-sungguh, maka menjadi pasangan serasi pun bukan lagi impian belaka.