Kota Salatiga Sebagai Kota Pendidikan
Salatiga merupakan Paris van Java- nya Jawa Tengah. Julukan itu di dasarkan pada kontur Kota Salatiga nan berada di dataran tinggi dengan hawa nan sejuk sehingga membuat betah orang nan datang ke kota kecil ini. Salatiga memiliki catatan perjalanan sejarah nan mendokumentasikan peradaban masyarakat Jawa dari era kerajaan Jawa, masa kolonialesme, hingga memasuk era modern.
Kota Salatiga berada di sebelah selatan, Semarang. Jaraknya hanya 50 km dari ibu kota Jawa Tengah. Salatiga juga dapat ditempuh dari Surakarta nan jaraknya hanya 51 km. Salatiga merupakan kota perlintasan bus jurusan Solo ke Semarang.
Salatiga nan berhawa sejuk dan hening, sejak zaman kolonialisme dipakai sebagai loka tetirah oleh pejabat Belanda. Fakta ini dibuktikan dengan banyaknya rumah-rumah antik gaya art deco nan dibangun pada abad awal abad 19. Selain sebagai kota peristirahatan, Salatiga dijuluki kota pelajarnya Jawa Tengah.
Geografi Salatiga
Di lihat dari geografisnya, Salatiga berada di 850 meter di atas permukaan bahari dan memiliki topografi tanah nan cenderung berbukit. Kota Salatiga menempati pada huma nan datar di antara barisan perbukitan dan gunung-gunung besar di tengah Pulau Jawa. Bahkan, Kota Salatiga sendiri berdiri di kaki Gunung Merbabu. Seperti di selatan Salatiga terdapat Gunung Merbabu, di sebelahnya lagi menjulang Gunung Merapi. Di utara Salatiga, tampak Gunung Ungaran dan Gunung Telomoyo. Tak heran setiap hari, udara di Salatiga ini terasa sejuk. Bahkan, memasuki musim hujan, hawanya dingin menyergap sebab intensitas hujan di kota ini cenderung lebih tinggi.
Kontur tanah Salatiga nan berada di atas 850 dpl sangat cocok buat pertanian sayur dan kopi. Oleh sebab itu, Salatiga dikenal sebagai pemasuk sayuran terbesar di Jawa Tengah. Kopi pun menjadi salah satu primadona komoditas pertanian di sana. Jenis kopi nan budidayakan di huma pertanian Salatiga ialah robusta. Bahkan, PTPN mengelola kebun kopi robusta secara serius guna dijadikan komoditas ekspor Indonesia. Perlu Anda ketahui, kopi robusta nan dipetik dari tanah pertanian Salatiga ialah kualitas terbaik sedunia.
Sejarah Salatiga
Sebelum membahas Salatiga lebih jauh, ada baiknya kita mengulas sedikit tentang lembaran sejarah Salatiga sebab kota nan maju, dapat ditelusuri dari catatan perjalanan sejarahnya. Salatiga merupakan saksi bisu dari sebuah dinamika masyarakat dan budaya Salatiga.
Salatiga pada Era Kerajaan
Salatiga berdiri sejak era kerajaan Jawa Hindu nan pernah berjaya di tanah Jawa. Fakta ini dikuatkan oleh inovasi prasasti antik Plumpungan nan ditemukan di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul. Menurut pakar sejarah, prasasti nan terbuat dari bongkahan batu besar diyakini berasal dari tahun 740 masehi. Batu prasasti ini di memuat tiga baris kalimat nan ditulis dalam huruf Jawa kawi. Srir Astu Swasti Prajabhyah, demikianlah bunyi kalimat nan tertulis pada prasasti Plumpungan. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, berarti, "Bahagialah dan selamatlah rakyat sekalian".
Ketiga baris kalimat itu menerangkan bahwa status bumi Salatiga merupakan tanah perdikan, di bawah kekuasaan Kerajaan Syalendra. Waktu itu, Kerajaan Syailendra di bawah tahta Raja Bhanu. Wilayah perdikan Trigramwya ( nama Salatiga masa Wangsa Syailendra ) wajib menyerahkan upeti kepada Raja Bhanu dan tunduk kepada perintah raja. Berakhirnya masa kejayaan Kerajaan Hindu Jawa nan diiringi runtuhnya Majapahit dan redupnya Wangsa Syailendra. Maka monarki di tanah Jawa pun berganti menjadi kerajaan Islam Jawa nan dirintis oleh Kesultanan Demak.
Salatiga pada Masa Kolonialisme
Salatiga pada masa kolonialisme Belanda, mengubah status menjadi kota kepemerintahaan di bawah kekuasaan Belanda. Hal ini dibuktikan dalam Staatsblad 1917 No. 266, nan menjelaskan tentang status kepemerintahan Salatiga nan membawahi delapan desa.
Salatiga merupakan kota nan krusial bagi Belanda, selain dipakai sebagai loka tetirah, Salatiga dipakai sebagai markas komando tentara Belanda. Taktik militer dan misi operasi Belanda dirancang dari dari Salatiga ini. Bahkan, Salatiga pernah mendapat julukan sebagai kota militernya Belanda.
Salatiga pada Masa Pasca Kemerdekaan
Pada 1949, Belanda melepas Salatiga ke pemerintahan Republik Indonesia. Status stadsgemeente beralih menjadi Kota madya nan dipimpin oleh walikota. Berlandaskan UU No 22/1999, Salatiga resmi menjadi kotamadya nan bernama Kota Salatiga dengan luas kekuasaan 17,82 km, meliputi 4 kecamatan dan 22 kelurahaan.
Kota Salatiga Sebagai Kota Pendidikan
Di dukung dengan hawa nan sejuk dan lokasinya nan tidak jauh dari kota besar Jawa Tengah seperti Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta, Kota Salatiga diproyeksikan sebagai kota pelajar di Jawa Tengah. Berkat pembangunan nan berbasis swatantra daerah dan kemajuan teknologi IT berdampak pada meningkatnya mutu pendidikan di Salatiga.
Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu ikon pendidikan di Salatiga. Universitas nan berdiri sejak 1956 dapat dikata sebagai universitas partikelir tertua di Jawa Tengah. UKSW berdiri tidak lepas dari peran serta Doktor Oeripan Notohamidjojo, SH. Awalnya, UKSW hanya berupa Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia. Waktu itu, hanya memiliki beberapa jurusan, seperti Sejarah, Bahasa Inggris, Pendidikan, dan Ekonomi.
Kemudian pada Juli 5 desember 1959 diubah menjadi Universitas Kristen Satya Wacana. Sampai sekarang, UKSW masih eksis. Selain UKSW, di Salatiga juga terdapat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sunan Kalijaga dan Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi AMA.
Kuliner Khas Salatiga
Mengulas sebuah kota, rasanya tidak komplet tanpa mencicipi makanan khasnya. Demikian dengan Kota Salatiga juga terdapat makanan khas nan enak seperti enting-enting gepuk, wedang ronde, dan lain sebagainya. Berikut ini ulasan tentang makanan khas Salatiga nan wajib Anda cicipi
Enting-Enting Gepuk
Enting-enting gepuk merupakan makanan nan tidak ada di loka lain. Enting-enting gepuk merupakan makanan ringan nan terbuat dari kacang tanah nan digepuk hingga halus. Makan ini merupakan ciptaan dari masyarakat keturunan Tionghoa nan tinggal di Salatiga.
Enting-enting gepuk membuktikan kuatnya kulturasi di masyakarat Salatiga nan terdiri dari berbagai etnis. Bahan primer enting-enting ialah kacang tanah nan disangrai hingga kecokelatan kemudian gepuk hingga halus kemudian dicampur dengan gula pasir dan dibentuk menjadi segitiga kecil. Enting-enting gepuk dikemas dalam kertas minyak rona putih. Pada merek enting-enting gepuk ini, kebanyakan bergambar kelenteng sebagai merek dagangnya.
Wedang Ronde
Wedang ronde merupakan minuman nan pas buat mengusir dingin. Minuman ini terbuat dari rebusan jahe. Dalam semangkuk wedang ronde, terdapat irisan kolang-kaling, potongan kecil roti tawar, kemudian bulatan nan terbuat dari tepung ketan nan tengahnya diisi bubuk kacang tanah. Wedang ronde cocok disajikan ketika sore hari saat hujan turun. Semangkuk wedang ronde panas cukup efektif mengusir hawa dingin sebab sensasi jahe mampu menghangatkan tubuh.
Objek Wisata di Salatiga
Salatiga sangat strategis dalam jalur wisata. Kota ini dekat sekali dengan beberapa objek wisata alam seperti, Bandungan, Kopeng, dan Rawa Pening. Berikut ini sedikit tentang objek wisata nan jaraknya berdekatan dengan Kota Salatiga.
Losari Coffe Plantation
Losari Coffe Plantation merupakan objek wisata gabungan antara perkebunan kopi dan tetirah. Letak Losari nan berada di tengah kebun kopi dataran tinggi dengan suasana alam nan dikeliling bukit-bukit tinggi menjulang. Di Losari, para tamu dimanjakan dengan udara nan segar dan diajak jalan-jalan menyusuri kebun kopi sambil menikmati pemandangan nan indah.
Losari Coffe Plantation juga menawarkan sajian masakan khas Jawa dan aneka minuman kopi berkualitas terbaik. Losari Coffe Plantation menawarkan aneka spa dan lulur dengan rempah-rempah khas Jawa.
Rawa Pening
Rawa Pening merupakan objek wisata di jantung Jawa Tengah. Rawa nan berada ditengah perbukitan dengan hamparan air nan tenang dan aneka tumbuhan air seperti enceng menjadi pemandangan menarik. Pengunjung pun bisa menyewa bahtera guna menyusuri rawa dan menikmati udara nan sejuk. Rawa Pening juga cocok buat dijadikan lokasi memancing ikan. Akses menuju Rawa Pening dari Salatiga hanya butuh satu jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.
Demikianlah sedikit ulasan tentang Salatiga, kota kecil nan terletak di selatan, Semarang.