Pengaruh Globalisasi Sosial Budaya dalam Global Politik

Pengaruh Globalisasi Sosial Budaya dalam Global Politik



Berpacu Dalam Globalisasi

Saat ini proses globalisasi telah mewabah hampir ke seluruh dunia. Segala jenis lalu lintas nan keluar masuk dalam suatu negara sulit buat dibendung lagi. Seakan-akan global telah menjadi satu arena pacuan. Dengan kata lain, ada negara nan menang, ada pula negara nan dikalahkan.

Apabila sudah begini, globaphobia menjadi sesuatu nan menakutkan bagi negara-negara ‘kecil.’ Dan uniknya, kebanyakan dari proses globalisasi ini berlangsung dengan cara nan menyenangkan. Anda perlu bukti? Bukankah Anda merasa bahagia jika bisa membeli tas vivian dan blouse zandra dari Paris? Bukankah Anda tergiur dengan cellular phone dari Cina nan murah meriah namun tetap capable dan cantik? Hmmm….



Sosial Budaya nan Mengglobal

Banyak sekali terjadi kenyataan globalisasi sosial budaya nan terjadi di sekitar kita, tanpa kita menyadarinya. Jika sebelumnya sosial budaya tersebut terbatas pada satu negara, kini sosial budaya itu telah menjelma menjadi wacana dunia. Berikut beberapa diantaranya:

1. Pengarusutamaan gender

Pengarusutamaan gender atau gender mainstream merupakan usaha buat mempopulerkan wacana gender nan kemudian melakukan perubahan di dalamnya. Kenyataan sosial nan berawal dari barat ini juga tengah bergelora hangat di negara kita, Indonesia.

Gender itu sendiri ialah sifat nan inheren pada laki-laki ataupun perempuan, di mana sifat tersebut merupakan hasil konstruksi atau bentukan dari lingkungan. Otomatis, gender tersebut berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Semisal ialah Norma bekerja dalam keluarga.

Di Bali, nan bertanggung jawab buat mencari nafkan keluarga ialah Sang Istri. Sementara di Jawa, mencari nafkah ialah tugas Suami. Berbeda pula dengan daerah-daerah di Amerika dan Eropa, suami dan istri mempunyai peran nan sama dalam mencari uang.

2. Pola makan junk food

Disadari maupun tidak, kini makanan cepat saji sudah mulai akrab di lidah kita. Baik itu burger, pizza ataupun fried chicken. Apabila sebelumnya kita cukup dengan sayur asem dan tempe goreng, namun sekarang apa nan terjadi? Minimal sine qua non olahan ayam di porsi kita. Junk food memang enak, tapi dampaknya tak seenak rasanya lho…. Karena dalam jangka panjang, junk food ini dapat membuat Anda sakit ginjal, stroke, gangguan sel-sel otak dan lain sebagainya.

3. Tren dan Fashion

Ah, terlalu mudah buat menunjukan betapa gaya penampilan kita disetir oleh fashion dari negara lain. Busana nan terkesan memaksa buat buka-bukaan sampai pada pakaian terusan nan menutup sekujur badan. Semua berasal dari negara luar. Coba perhatikan, Adakah orang-orang Indonesia nan memakai baju daerahnya dalam kehidupan sehar-hari? Jika memang ada, niscaya akan sangat menggelikan bukan???

Okey, sekarang Anda sudah tahu bahwa aspek sosial dan budaya itu benar-benar telah mengglobal. Dan bahkan Anda juga telah menyadari bahwa selama ini kita keasyikkan menjadi korban imperialisme negara lain. Anda niscaya tak mau terus-terusan membebek negara lain bukan? So, What next?

Yup, Anda sah-sah saja mengikuti budaya dan Norma negara lain, tapi jangan cuman ditelan mentah-mentah. Sesuaikan dulu dengan pancasila plus nilai-nilai agama Anda. Jika bertentangan, tolaklah ia. Tapi jika tak bertentangan dan Anda merasa nyaman dengannya, lanjutkan… He, he, he,



Pengaruh Globalisasi Sosial Budaya dalam Global Politik

Globalisasi tentu saja memberikan berbagai pengaruh terhadap arus kehidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat Indonesia nan memiliki kekayaan budaya nan sangat banyak. Berbagai aspek kehidupan dipengaruhi oleh globalisasi sehingga hal tersebut menjadi sesuatu nan dapat menjabarkan kondisi kehidupan suatu negara atau kelompok masyarakat.

Dalam hal ini, praktik globalisasi juga tentu berpengaruh terhadap global politik nan ada di negara kita. Manusia selalu dihadapkan pada sebuah situasi politik dan budaya sosial nan rumit sehingga perlu dicari formula nan tepat agar kondisinya stabil.

Ada kalnya masyarakat Indonesia menganggap bahwa nasionalisasi merupakan hal nan krusial buat dilakukan demi kelestarian budaya dan sosial, namun pada kenyataannya, globalisasi sosial budaya juga tak hanya memberikan akibat terhadap dua aspek kehidupan tersebut saja.

Dengan munculnya globalisasi, masyarakat juga mengharapkan adanya kemajuan budaya, sosial, dan semua aspek kehidupan agar dapat setara dengan peradaban di negara lain nan telah lebih dulu maju dan berkembang. Perkembangan politik saat ini bukan tak mungkin diikuti oleh perkembangan budaya global.

Tingkat perekonomian nan semakin sulit dijangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah di Indonesia menjadi sesuatu nan juga berpengaruh terhadap kehidupan politik Indonesia. Mau tak mau, orang-orang nan berkecimpung di global politik juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya dalam hal ekonomi.

Lantas muncullah istilah politisasi ekonomi nan berguna buat menyetarakan taraf perekonomian negara dengan taraf perekonomian di negara lain. Sayangnya, hal semacam itu tak selalu memberikan laba kepada masyarakat. Bahkan beberapa konduite politik ekonomi cenderung mengabaikan dan merugikan kepentingan masyarakat golongan menengah ke bawah.

Berbagai hambatan ekonomi membuat masyarakat nan tak memiliki skill atau kemampuan apa pun buat dapat memenuhi kebutuhan ekonominya lari ke dalam suatu tindakan kriminal nan tak semestinya dilakukan jika globaisaso budaya sosial di Indonesia diarahkan dengan lebih baik.

Dengan demikian, globalisasi sepertinya menciptakan keterikatan satu sama lain antara sistem politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Politik nan baik seyogyanya mampu menempatkan aspek sosial, budaya, dan ekonomi di loka nan tinggi agar nasionalisasi tetap dapat dilakukan tanpa meninggalkan kegunaan dari globalisasi.



Pengaruh Globalisasi dalam Bidang Teknologi

Globalisasi menuntut masyarakat di berbagai penjuru global buat terus mengikuti perkembangan zaman, termasuk dalam hal peningkatan mutu teknologi nan bahkan sudah diaplikasikan di dalam berbagai lingkungan pendidikan dan pekerjaan di Indonesia.

Globalisasi berjalan setahap demi setahap buat kemudian membuka wawasan baru bagi manusia dalam meninggalkan kondisi purba dan tradisional nan serba lambat. Namun, di sisi lain, hal tersebut juga tak selamanya memberikan laba dan kelebihan bagi kehidupan masyarakat.

Tingginya mutu teknologi nan ditawarkan oleh globalisasi justru membuat sebuah konflik dalam situasi masyarakat saat ini. Berbagai golongan masyarakat berlomba-lomba buat dapat menikmati kualitas teknologi modern nan ditawarkan tersebut. tak sedikit pula orang dari kelas menengah ke bawah mati-matian mencari uang hanya buat dapat menikmati kecanggihan teknologi dalam berbagai bentuk gadget.

Hal tersebut tentu bukan semacam kemajuan nan diharapkan oleh masyarakat berkembang. Kondisi perekonomian nan masih labil sampai saat ini seyogyanya dapat ditutupi dengan melakukan upaya nasionalisasi dan globalisasi secara seimbang.

Pemerintah dapat memberikan berbagai penyuluhan dan upaya buat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai sistem globalisasi dan nasionalisasi nan keduanya perlu dilakukan agar kehidupan dapat tetap berjalan dengan baik.