Rumah Tahan Gempa

Rumah Tahan Gempa

Ketika gempa bumi terjadi, manusia tak dapat mengelak. Bersifat by nature . Namun, manusia dapat meminimalisasi akibat terusan. Aksi preventif juga kuratif. Misalnya, metode kuratif (pengobatan) dengan psikologi korban, donasi makanan, dan sebagainya. Nah, aksi preventif (pencegahan) kadang luput diterapkan.

Bangunan runtuh di gempa Yogya misalnya, memang dapat dibangun kembali. Arsitektur rumah memberi andil besar roboh atau tidaknya suatu bangunan. Namun, tak ada nan dapat menjamin gempa bumi tak terjadi kembali.



Fakta Tentang Gempa
  1. Dikatakan bahwa gempa terjadi suatu loka sekali setiap tiga puluh detik! Beberapa gempa menyebabkan tremor sedikit nan dapat hampir tak dirasakan sementara nan lain bisa memiliki akibat nan kuat.
  2. Kadang ada tremor kecil nan terjadi sebelum gempa. Ini disebut foreshocks. Setelah gempa bumi, gempa kecil bisa terjadi nan disebut gempa susulan.
  3. Gempa bumi bisa terjadi pada setiap saat, siang atau malam dan bisa berlangsung selama beberapa detik buat selama beberapa menit.
  4. Ada sekitar lima ratus ribu gempa terdeteksi secara dunia setiap tahun. Sementara sepuluh ribu ini dapat dirasakan, seratus bisa menyebabkan kerusakan serius. Sebagian besar gempa bumi terjadi pada jeda lima puluh mil dari permukaan bumi. Gempa bumi paling awal tercatat di provinsi Shandong Cina kembali pada tahun 1831 SM.
  5. Gempa bumi nan tercatat terbesar di global itu di Chili tahun 1960. Besarnya gempa ialah 9,5. Selama gempa Chili, gelombang seismik mengalami perjalanan di seluruh global selama beberapa hari. Dan ini dikenal sebagai osilasi bebas dari Bumi.
  6. Interior Antartika memiliki kenyataan nan mirip dengan gempa bumi, nan dikenal sebagai gempa es. Gempa es terjadi dalam lapisan es, bukan tanah di bawah lapisan es.
  7. Gempa bumi nan terjadi di China tengah pada tahun 1556 ialah gempa paling mematikan di global nan pernah. Gempa melanda sebuah daerah di Cina di mana kebanyakan orang tinggal di gua-gua nan diukir dari batu lunak.
  8. Gua-gua runtuh saat gempa, menewaskan lebih dari 830.000 orang. Gempa mematikan melanda Tangshan, Cina pada tahun 1976, diperkirakan membunuh 250.000 orang.
  9. Wilayah California Selatan rutin mengalami sekitar sepuluh ribu gempa bumi setiap tahun. Namun, banyak dari mereka nan kecil dan tak dirasakan.
  10. Mayoritas gempa bumi terjadi di sepanjang batas lempeng. Lempeng Pasifik dikenal sebagai Lempeng Barah Pasifik sebab merupakan salah satu batas lempeng nan paling aktif di mana sering ada gempa bumi serta letusan gnung berapi.


Bangunan Runtuh

Gempa bumi skala besar di mana pun akan selalu memakan korban jiwa dan bangunan rusak. Ini jadi concern krusial bagi para arsitek dan global konstruksi. Terutama, ketika media televisi menyorot bangunan macam mall , perusahaan, dan lain-lain, nan tak memenuhi SOP. Membangun rumah, apalagi besar, butuh desain kokoh.

Bahkan, ilmu konstruksi bangunan ini sudah lumayan maju. Sering diadakan simulasi bala secara digital (komputer) maupun riil. Ketika bangunan besar menjulang runtuh seketika ketika gempa bumi, patut diwaspadai lalai dalam memakai segi security konstruksi. Misalnya, kasus gempa bumi di Padang ketika Hotel Ambacang rubuh seketika.

Bencana akan terus bersifat by nature . Namun, konstruksi bangunan ialah by design , desain manusia. Bangunan runtuh boleh jadi sebab konstruksi nan salah. Presisi (akurasi) konstruksi bangunan nan tahan gempa dapat dikukur. Jadi, kita tak dapat monoton menyalahkan alam sebagai faktor tunggal.



Rumah Tahan Gempa

Di Yogya, kini dibangun rumah tahan gempa. Konstruksi bangunan rumah simpel dan unik. Bangunan tahan gempa itu dibiayai oleh pemerintah dan forum donor. Bumi Yogya jadi master plan dalam membentuk cetak biru aksi pembangunan rumah pascagempa. Bahkan, penanganan gempa bumi di Padang berkiblat ke Yogya. Rumah tahan gempa jadi masterpiece dari cetak biru ini.

Rumah tahan gempa bukan hal asing. Di dusun desa, terutama kampung adat, rumah rumah tahan gempa. Bukan sebab konstruksi nan aduhai rumit dan kelewat canggih modern, melainkan sebab rumah kembali ke alam. Dinding rumah masih setia dengan bilik. Atap memakai alang-alang. Lantai rumah kadang masih tanah.

Konstruksi rumah tersebut berbasis tradisional sinkron filosofi rumah nan ingin manunggal dengan alam. Memakai kata Mbah Maridjan, "Tidak melawan (kehendak) alam." Di era modern, rumah model demikian sukar ditemui. Terutama, di kota modern. Bahkan, di daerah urban. Konstruksi bangunan tersebut, bahkan, dianggap karakteristik kemiskinan. Kita perlu kembali pada alam. Ternyata, konstruksi bangunan tahan gempa ada di sekeliling kita.



Kontruksi Rumah Bawah Tanah

Rumah bawah tanah ialah rumah nan telah dibangun mempasak ke bukit. Rumah ini juga bisa dibangun di bawah tanah pada bagian datar dari tanah. Rumah-rumah nan disebut sebagai loka penampungan bumi dan rumah itu terutama dibangun oleh orang-orang nan sadar lingkungan.

Alasan lain pembuatan rumah ialah pemeliharaan nan minim ditambah juga rumah ini juga bisa memotong biaya pemanasan dan pendinginan lebih murah lagi. Rumah berbaur dengan alam dan melestarikan dan melindungi lingkungan sekitarnya.

Rumah tradisional in iterlindung bisa dibangun ke bukit atau lereng nan tak akan digunakan buat tujuan lain bangunan. Tidak ada hilangnya ruang hijau sebab atap bawah tanah dan bisa digunakan buat sebagai area bermain, taman atau taman kecil. Jenis rumah juga melestarikan alam sebab tanah di atas rumah bawah tanah bisa dibiarkan.

Rumah ini bisa merevitalisasi lanskap, terutama di daerah perkotaan. Jumlah tanaman dan hewan di sekitar jenis rumah juga bisa meningkat, dimana pemilik tanah penampungan sebagian melihat sebagai keuntungan.

Tidak ada kayu nan digunakan buat membangun sebuah rumah bawah tanah. Struktur ini seluruhnya terbuat dari bahan beton dan lainnya dibuat buat menahan menjadi tanah. Kayu bisa dilestarikan dan rumah beton dikatakan bertahan lebih lama daripada rumah konvensional dibangun. Ini ialah satu lagi kegunaan lingkungan memiliki rumah bawah tanah.

Sebuah rumah nan dibangun di bawah tanah dianggap lebih kondusif daripada rumah di atas tanah. Bala alam seperti angin kencang, tornado atau badai hujan es akan melakukan sedikit atau tak ada kerusakan pada rumah nan ditampung bumi ini.

Selama gempa bumi, alih alih terjadi bangunan runtuh, nan ada malah getaran tanah berkurang dengan kedalaman dan ini membuat rumah bawah tanah jauh lebih aman. Rumah penampungan bumi memiliki landasan nyata nan bisa tahan gempa. Beton dan kancing logam membentuk bagian luar rumah bawah tanah, sehingga juga tahan api.

Suhu beku dan pemadaman listrik tak dianggap sebagai masalah dalam rumah penampungan bumi. Suhu tetap konsisten dalam rumah dan bahkan ketika panas benar-benar dimatikan, suhu hanya akan turun beberapa derajat per bulan. Dalam sebuah rumah penampungan bumi, sangat sporadis buat suhu turun lebih rendah dari 50 derajat Fahrenheit (10 derajat Celcius), bahkan di daerah nan sangat dingin.

Tinggal di sebuah rumah bawah tanah dapat lebih murah dalam jangka panjang daripada tinggal di rumah konvensional. Biaya asuransi dapat turun sebab rumah ini tahan barah dan tahan bala alami. Pemeliharaan dan energi tagihan juga dapat jauh lebih rendah daripada di rumah konvensional.