Rukun Khutbah
Ibadah Sholat Jumat merupakan suatu nan sakral bagi umat Islam nan berjenis kelamin laki-laki. Sholat ini ialah suatu nan wajib dan tak boleh ditinggalkan. Karena itu pelaksanaannya juga berbeda dengan sholat berjamaah lainnya. Sebelum sholat dilaksanakanan, makmum mendengarkan dua khutbah dari khatib. Khutbah ini sendiri tak sembarangan dan harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukun khutbah Jumat .
Bagi jamaah sholat Jumat nan kebanyakan masyarakat awam tak diharuskan mampu memahami dan membedakan rukun, syarat, dan sunah nan dilakukan dalam ibadah ini. Mereka hanya diwajibkan mendengarkan khutbah dan diam waktu aplikasi ibadah Jumat. Jamaah nan awam juga tak harus mengetahui bacaan, pujian, atau doa nan dibacakan oleh khatib.
Namun tentu ada kalanya sebagai orang awam juga ingin mengerti rukun, syarat, dan sunah dari ibadah Jumat. Selain buat pengetahuan tentang keagamaan, juga buat mengantisipasi jika keadaan memaksa mereka buat menjadi khatib atau imam dalam ibadah Jumat. Karena itu pengetahuan akan syarat dan rukun ibadah Jumat perlu diketahui oleh jamaah nan awam juga.
Syarah Absah Shalat Jumat
Berikut ini beberapa syarat dalam ibadah Jumat :
- Khutbah dilakukan sebelum sholat Jumat dilakukan.
- Niat.
- Disampaikan dalam bahasa nan dimengerti oleh Jamaah.
- Antara khutbah pertama dan khutbah kedia dilaksanakan dalam satu waktu nan berurutan dan tak boleh dipisahkan oleh sholat Jumat.
- Disampaikan dengan suara nan dapat didengar oleh semua jamaah ibadah Jumat.
- Jika memungkinkan, minimal jamaah sholat Jumat berjumlah 40 orang.
- Sholat Jumat dilakukan langsung setelah khutbah kedua selesai dan tak boleh diselingi kegiatan lain nan tak berhubungan dengan ibadah Jumat.
Rukun Khutbah
Sedangkan berikut inilah rukun khutbah Jumat :
1. Membaca hamdalah
Khutbah Jumat wajib dimulai dengan bacaan hamdalah. Bacaan hamdalah ialah kalimat nan artinya memuji Allah SWT. Minimal dalam kalimat ini ada kata alhamd dan Allah. Bacaan ini diucapkan baik dalam khutbah nan pertama maupun khutbah nan kedua. Contoh lafaz pendeknya ialah alhamduli l lah atau innalhamda li il lah . Ada juga contoh bacaan panjangnya sebagaimana berikut ini :
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu .
2. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad saw
Membaca shalawat kepada Nabi Muhamamd saw. juga wajib diucapkan dalam khutbah Jumat. Shalawat ini harus diucapkan dengan jelas. Shalawat ini diucapkan pada khutbah pertama dan khutbah kedua. Bacaan pendeknya misalnya ushalli ‘ala Muhammad, ana mushallai ala Muhammad atau as-shalatu ‘ala Muhammad . Berikut ini contoh bacaan dari shalawat Nabi :
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
3. Mengucapkan ajakan atau perintah buat bertakwa
Kalimat ajakan atau perintah kepada jamaah dan khatib sendiri buat bertakwa merupakan salah satu rukun dari khutbah Jumat. Kalimat ini juga dapat ditambahkan dengan ajakan buat selalu takut kepada Allah SWT. Selain itu rukun ini juga diisi dengan ajakan buat mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Bahasa nan diucapkan biasanya menggunakan bahasa nan dipahami oleh jamaah. Kalimat ini diucapkan pada khutbah pertama dan khutbah nan kedua. Kalimat nan biasa digunakan seperti : “Tidak lupa Khatib mengajak jamaah dan diri Khatib sendiri buat selalu meningkatkan takwa dan takut kepada Allah SWT. Marilah juga kita selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.” Sedangkan buat kalimat arab inilah contoh bacaaanya :
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
4. Membaca ayat Al Quran pada salah satu khutbah
Dalam khutbah Jumat wajib dibacakan minimal satu kalimat dalam Al Quran sekaligus dengan arti dan maknanya. Jangan mengambil ayat nan hanya sekedar belum lengkap maknanya dan sekadar memotong. Tema dari kalimat nan diambil bebas sinkron dengan keperluan dan keinginan dari Khatib . Tentu kalimat nan dipilih harus sinkron dengan tema khutbah nan disampaikan.
5. Khatib mendoakan buat umat Islam di akhir khutbah kedua
Pada akhir khutbah kedua, Khatub harus memanjatkan doa nan pada intinya meminta kebaikan buat umat Islam pada umumnya kepada Allah swt. Bacaan doa singkat nan mungkin dilakukan ialah : Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna minannar . Sedangkan doa nan agak panjang contohnya ialah :
Allahummaghfir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
obbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
Setelah doa ini dilakukan lalu Khatib turun dari mimbar dan langsung diikuti dengan kumandang iqamat buat memulai aplikasi sholat Jumat.
Selain rukun di atas ada beberapa anggaran nan tak dirukunkan namun biasanya dilakukan dalam khutbah Jumat. Khatib biasanya memanggil jamaah dengan sebutan hadirin sidang Jumat nan dirahmati Allah, ayyuhal muslimun , atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah . Setelah khutbah pertama selesai, biasanya khatib membacakan doa. Contoh bacaan doanya ialah :
barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu .
Setelah berdia, khatib lalu duduk sejenak sebagai penanda khutbah pertama dan kedua lalu menyempatkan diri membaca istighfar dan membaca shalawat. Biasanya jamaah akan melakukan hal nan sama dan ditambahkan dengan berdoa masing-masing dalam hati. Setelah ini Khatib lalu kembali berdiri dan memulai khutbah kedua. Khatib memulai khutbah kedua dengan bacaan hamdalah diikuti langsung dengan shalawat. Biasanya dalam khutbah kedua ini keduanya digabung dalam bahasa Arab, berikut contohnya :
Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..
Setelah itu khutbah kedua dibacakan dan biasanya berisi kompendium dari khutbah pertama. Setelah selesai, khutbah kedua diakhiri dengan doa nan sudah dicontohkan di atas. Khatib tentu harus dalam keadaan kudus ketika berkhutbah. Selain itu suaranya mampu didengarkan seluruh jamaah dan diusahakan khutbah diucapkan dengan posisi berdiri.
Inilah kupasan sederhana tentang syarat dan rukun khutbah, nan menjadi point krusial absah atau tidaknya shalat jumat. Jika ada rukun khutbah nan tak dibaca oleh khatib, otomatis shalat jumat dinyatakan tak sah. Shalat jumat diklaim sah, jika rukun khutbahnya dipenuhi oleh khatib.