Kitab Primbon di Dalam Ilmu Metafisika

Kitab Primbon di Dalam Ilmu Metafisika

Dalam global metafisika nan berkaitan dengan global alam mistik , dikenal istilah santet . Mendengar kata santet, kita niscaya akan langsung merinding. Pengalaman-pengalaman nan didapat lewat cerita mulut ke mulut, tontonan televisi, atau bahkan pengalaman teman dan pribadi, menjadi semacam momok nan menakutkan.

Bagaimana tidak, santet identik dengan ilmu sihir nan merupakan guna-guna orang nan dendam kepada kita dengan menggunakan donasi setan. Biasanya, ada sebuah bola barah nan terbang di atas langit lalu jatuh ke rumah target dan mengakibatkan penyakit mengerikan. Sahih atau tidak, nan jelas santet bukan barang baru di Indonesia. Korbannya sudah berjatuhan dan santet terus saja mengancam siapa saja nan diinginkan.



Istilah Santet

Mengomentari masalah santet di Indonesia, sekali lagi bukan sesuatu nan asing. Kita masih ingat beberapa tahun lalu, Ki Joko Bodo santer terkabar di media cetak dan elektronik dengan rencannya nan akan menyantet presiden Amerika George Bush nan hendak berkunjung ke Indonesia. Meski gagal, toh masyarakat semakin mengenal istilah santet.

Namun, luasnya Indonesia kemudian melahirkan istilah lain dari santet. Sebut saja seperti nan berlaku di masyarakat Bali nan menyebutnya dengan istilah teluh . Sementara, di Lombok santet disebut dengan Selaq . Di Sumbawa dikenal Swanggi . Begitulah, santet ada di seluruh Indonesia dengan nama nan berbeda. Sementara, di luar negeri pun istilahnya beda.

Biasanya, santet lahir dari dendam kesumat dan iri dengki. Lalu, digunakanlah jasa dukun atau pakar sihir buat melakukan agresi secara diam-diam. Maka tak heran, dalam konteks Islam, dukun disebut-sebut sebagai kawanan setan berwujud manusia. Ini dikarenakan dukun akan menggunakan mantra-mantra buat memanggil setan.

Dengan dibekali benda-benda spesifik nan berguna mencelakakan orang, semisal jarum, paku, kawat, dan lain-lainnya, seterusnya setan tersebut akan mendatangi sasaran. Hal ini sinkron dengan kemampuan setan nan dapat merasuk ke dalam lubang-lubang terkecil tubuh buat mencelakakan manusia. Menurut Abu Aqila, seorang penulis nan banyak membahas masalah jin, setan nan demikian bernama setan Thaluth nan kemudian disebut dengan teluh.

Namun, ada beberapa cara para dukun melakukan aksinya. Bukan hanya mantra-mantra nan biasa dikirim, tetapi juga mendatangi langsung rumah si korban. Ada bebarapa tindakan nan dilakukan para dukun tersebut, di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Menyuruh orang lain bertamu dan meletakkan benda-benda sihir.
  2. Lewat kiriman berupa makanan, pakaian, dan lain-lain.

  3. Melempar benda secara sembunyi-sembunyi.

  4. Mencuri benda-benda nan biasa dipakai si korban.

  5. Bahkan, ada nan menggunakan suara telpon

Santet memang sulit diobati. Dapat saja secara medis tidak ditemukan penyakit, namun korbannya merasakan sakit mendalam. Ini sebab memang masalah metafisika nan tidak dapat dilihat oleh kasat mata. Maka buat penanganan, perbanyak membaca doa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Bagi warga muslim, jangan segan melakukan ruqyah nan sudah diyakini kebenarannya secara agama sebagai doa media pengusir jin.



Kitab Primbon di Dalam Ilmu Metafisika

Secara etimologi, primbon itu berarti kitab. Kitab nan berisi ramalan masa depan atau karakter-karakter orang, juga memuat pandangan-pandangan psikologi Jawa nan dapat dijadikan pegangan buat mawas diri.

Namun, sayang manusia modern Indonesia sudah menganggap kitab primbon sebagai buku mainan. Mungkin ada nan percaya, tetapi nan tak percaya jauh lebih banyak.

Padahal, jika ditinjau dari historis-psikologis, orang zaman dahulu lebih bermoral dibandingkan orang-orang zaman sekarang. Masyarakat zaman dahulu masih percaya dengan hal-hal tabu atau pamali.

Manusia sekarang sudah sangat sporadis nan percaya dengan tabu atau pamali. Sehingga, semua ditabrak dengan alasan modernisasi. Namun, mereka tidak memberikan sumbangsih apa-apa buat global modern. Bangsa Indonesia ialah bangsa nan konsumtif dan latah dengan budaya asing.

Mereka dengan lantang berbicara, kita harus mengikis tradisi lama, seperti percaya dengan hal-hal mistis, salah satunya Primbon, sebab itu bagian dari kebodohan bangsa. Padahal, dari percaya hal-hal mistis, kita bisa banyak belajar, salah satunya ialah mawas diri. Dan, kitab primbon dapat kita jadikan acuan buat mawas diri.

Dalam kitab primbon, banyak diungkap asa buat mengangkat mawas dari dari taraf moralisme mengenai konduite manusia. Namun, perubahan zaman telah membawa perubahan fungsi kitab primbon, nan mungkin dulu dianggap kitab suci, sekarang telah menjadi buku mainan.

Hal ini tebukti dari banyaknya primbon-primbon palsu nan dijual dengan isi ramalan nan asal-asalan. Malah, banyak situs internet nan membuka web tentang primbon nan berisi global setan. Seolah, primbon ialah kitab tentang mistis dan mengundang kemusyrikan. Jadi, bagaimana mungkin orang dapat percaya dengan primbon jika hasil nan tanyakan pada primbon dijawab dengan asal-asalan?

Kitab primbon nan sebenarnya biasanya ditulis oleh orang-orang pakar tirakat. Mereka nan mempunyai pandangan jiwa jauh ke depan. Kitab primbon biasa berisi tentang mimpi, tentang weton, tantang jodoh, tentang karier, tentang rezeki, tentang karakter manusia, atau tentang apa pun nan berkaitan dengan moralisme. Sebagaimana orang Jawa menyebutnya, kitab primbon ialah kitab mawas diri.

Mawas diri telah menjadi bagian dari akal sehat masyarakat Jawa buat masa nan lama. Dalam kepustakaan kebatinan, istilah primbon dikenal sangat luas. Misalnya, menyatakan adanya tingkatan-tingkatan kualitas pengkajian diri.

  1. Nanding sarira , seseorang membanding-bandingan dirinya dengan orang lain dan mendaptkan dirinya lebih unggul.

  2. Ngukur sarira , seseorang mengukur orang lain dengan dirinya sebagai tolok ukur.

  3. Tepa sarira , seseorang mau dan merasakan perasaan orang lain

  4. Mawas diri , seseorang mencoba memahami keadaan dirinya dengan sejujur-jujurnya

  5. Mulat sarira , lebih dari mawas diri di mana menusia menemukan identitasnya nan terdalam sebagai pribadi.

Lima unsur buat menentukan jati diri dapat di lihat dari kitab primbon. Tentunya primbon nan dibuat oleh orang-orang pakar tirakat, bukan primbon nan dibuat orang-orang modern nan sudah banyak terkontaminasi budaya dusta.

Lalu, di mana kita menemukan primbon nan asli? Silakan Anda menemui para pakar tirakat nan akan membimbing pada jalan di mana Anda menemukan jati diri. Apakah percaya atau tidak, hal ini merupakan sebuah ramalan saja. Pada zaman sekarang ini, meskipun kemajuan teknologi berkembang pesat, tapi ada beberapa orang nan masih percaya terhadap ramalan.

Orang tua memberi nama anak selalu berdasarkan perhitungan-perhitungan eksklusif sehingga diharapkan anak akan menjadi sosok seperti nan terkandung dalam namanya.

Nama itu merupakan doa orang tua, sehingga dituntut memberi nama nan tak saja enak didengar, tapi memiliki arti positif dan menjadikan seseorang mawas diri. Hal itu dikarenakan akan menjadi harapan, dorongan, dan inspirasi bagi anaknya kelak. Primbon jodoh pun pada akhrinya mengacu pada hal ini.

Hal tersebut memang sudah ada sejak zaman dahulu, terutama di Indonesia. Kepercayaan mengenai ramalan atau hal-hal nan ghaib merupakan seuah kepercayaan masyarakat Indonesia.

Kepercayaan animisme dan dinamisme merupakan sebuah agama nan dianut oleh masyarakat Indonesia sebelum datangnya agama atau kepercayaan lain, seperti Hindu, Budha, Kristen, dan Islam.

Ambil nilai positif nan tercantum di dalam primbon sebagai mawas diri kita. Kitab Primbon ini apakah terus berkembang di dalam ilmu metafisika atau apakah akan hilang seiring perkembangan zaman?

Dunia alam gaib memang penuh dengan misteri dan rahasia bagi kehidupan manusia. Tuhan sudah memisahkan alam manusia dan alam gaib. Akan tetapi, banyak manusia nan ingin tahu tentang alam mistik ini.

Banyak manusia nan penasaran akan kehidupan di alam mistik dan memanfaatkan kehidupan alam mistik buat keperluan di alam manusia. Jadi, tak heran banyak kegaiban nan terjadi di global ini sebab ulah manusia itu sendiri, seperti nan sudah disebutkan di atas, yaitu santet dan ramalan primbon.

Akan tetapi, manusia menggunakan ilmu santet atau kitab primbon ini buat hal-hal nan negatif. Itu merupakan sesuatu hal nan sangat merugikan orang lain. Padahal Tuhan sudah membedakan antara global manusia dan global alam gaib, tapi ketika manusia itu mengetahui kegunaan mengetahui alam gaib, hal itu malah disalah gunakan buat hal-hal nan negatif.

Dengan ilmu metafisika, ilmu santet atau kitab primbon bisa merambah ke global modern, meskipun perkembangannya berbeda. Saat ini, ilmu metafisika dipandang sebagai ilmu pengetahuan nan hanya mempelajari tentang teori saja.

Karena perkembangan teknologi, ilmu metafisika ini hanya sebagai pengetahuan generik saja. Seperti nan sudah dijelaskan di atas, bahwa manusia modern lebih berpikir modern dan hal-hal dari dunia alam gaib hanya sebagai cerita saja.