Populasinya Makin Sedikit

Populasinya Makin Sedikit

Buaya termasuk dalam golongan hewan hewan pemakan daging atau hewan nan makanannya ialah daging, sehingga ditakuti oleh manusia. Bukan tanpa karena jika manusia takut pada buaya. Faktanya, telah terjadi beberapa peristiwa mengerikan tentang buaya nan memangsa manusia. Kekuatan nan dimiliki binatang itu serta ukuran tubuh nan besar memungkinkan hal tersebut terjadi. Salah satu di antara jenis buaya nan ditakuti ialah buaya sungai nil .

Buaya nan memiliki nama Latin Crocodylus niloticus ini tercatat bisa bertahan hayati hingga 40 tahun, bahkan melebihinya. Kemampuan tumbuh dan berkembang buaya jenis ini juga mengagumkan, yaitu hingga mencapai 6 meter. Sementara bobotnya mencapai 7 kuintal lebih.

Bahkan, pernah ditemukan seekor buaya nan beratnya mencapai 1 ton. Dengan fakta itu, jenis buaya nan juga hayati di daerah Afrika ini termasuk dalam spesies buaya terbesar di benua tersebut. Sementara buat jenis buaya nan terbesar di dunia, hayati di Benua Australia dan perairan di Asia Tenggara.



Hewan Karnivora

Habitat hidupnya nan berada di sungai membuat buaya nil mengonsumsi juga berbagai jenis ikan, burung, dan kadang ular serta kuda nil nan ukurannya kecil. Hewan pemakan daging sejati nan mengerikan dengan gigi geligi tersusun memenuhi moncongnya nan panjang ini memang hanya makan daging.

Kadang, bahkan bangkai binatang nan wafat di sepanjang sisi sungai ia lahap juga. Termasuk manusia nan sedang tidak menyadari kehadirannya dan beraktivitas di sepanjang sisi Sungai Nil nan merupakan sungai terpanjang di global itu.

Data nan tercatat di sepanjang Sungai Nil saja, ada lebih dari 100 hingga 200 manusia nan meninggal global dampak diserang oleh binatang ini, per tahunnya! Bayangkan, berapa ribu nan telah tewas dari zaman dahulu sebab dimangsa oleh makhluk berkulit kasar tersebut.

Disebabkan banyaknya peristiwa penyerangan oleh buaya pada warga nan melakukan aktivitas di sungai, nan memang menjadi pusat kegiatan masyarakat nan berdiam di sisi kanan dan kiri sungai, maka dilakukanlah perburuan. Perburuan besar-besaran nan terjadi terhadap buaya sungai nil menyebabkan populasinya makin langka.



Ciri Fisik

Seperti umumnya buaya dengan moncong ditumbuhi taring tajam buat menyambar makanannya, buaya nil juga demikian. Rona kulit tebalnya ialah kuning di bawah atau perut dan abu-abu tua buat bagian atas tubuh. Ada totol hitam nan memenuhi sepanjang tubuhnya. Sisik tebal nan berada di atas punggung buaya dikatakan berfungsi buat mendeteksi adanya tekanan air nan terjadi.

Ekor buaya ini besar dan ujungnya memipih. Gunanya buat membantu ia saat sedang berenang. Sebagai buaya nan hayati di sungai, buaya ini pandai berenang. Untuk mengamati mangsa, buaya ini kerap mengapung dengan hanya terlihat bagian matanya saja. Mirip seperti kayu nan terbawa arus, sehingga mangsanya tidak curiga.



Populasinya Makin Sedikit

Masyarakat melakukan perburuan tak hanya buat melindungi manusia. Namun, ternyata buat alasan ekonomi juga. Kulit buaya jenis ini banyak diminati sebagai bahan standar pembuatan tas, sepatu, sabuk, dan juga bahan pakaian lainnya. Corak kulit nan latif dan artistik membuat permintaan kulit buaya oleh industri garmen makin banyak.

Selain itu, ternyata daging buaya dianggap cukup lezat oleh sebagian orang dan bisa dijadikan sumber makanan nan bernilai hemat tinggi. Masyarakat Afrika dan juga masyarakat sepanjang Sungai Nil banyak menjadikan daging buaya sebagai santapan.

Menyadari bahwa spesies buaya jenis Crocodylus niloticus itu mendekati kepunahan, maka pemerintah setempat mulai melakukan pelarangan terhadap perburuan liar buaya nan hayati di sepanjang Sungai Nil. Buaya ini lantas dimasukkan ke dalam jenis binatang nan dilindungi. Untuk merealisasikan hal ini, dibuatlah banyak penangkaran buaya agar populasi hewan ini kembali normal.

Selain itu, buaya hasil penangkaran pun digunakan sebagai sumber bahan standar buat industri nan memerlukan kulit mereka. Dagingnya dipakai buat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar.



Fakta Unik Mengenai Buaya Nil

Beberapa fakta unik nan tercatat di global ilmu pengetahuan mengenai spesies buaya ini cukup membuat terkejut. Beberapa di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Beberapa tahun lalu, telah ditemukan mumi buaya dan telurnya di makam Mesir Kuno. Ini dapat jadi petunjuk bahwa letak Mesir nan memang berada di pinggir Sungai Nil telah menjadi habitat buaya dari zaman dahulu kala.
  2. Ada seorang dewa Mesir Antik nan bernama Dewa Sobek, memiliki bentuk kepala mirip buaya. Ini menggambarkan bahwa di masa Mesir Antik buaya telah disembah, bahkan diwujudkan dalam bentuk manusia berkepala buaya.
  3. Masyarakat Mesir Antik mengukir bentuk buaya di batu-batu nan menjadi penanda makam atau menjadi bagian dari makam mereka.
  4. Ada sebuah parit nan mengelilingi benteng bernama Sile di Mesir, dihuni oleh ratusan buaya. Ini menunjukkan bahwa buaya telah digunakan sebagai penjaga sebab sikap buas mereka.
  5. Bangsa Mesir Antik menyembah Dewa Sobek dengan tujuan agar terlindungi dari agresi buaya nan menghuni sungai terpanjang di global itu.
  6. Dikatakan bahwa ada upaya penjinakkan buaya di kawasan tersebut, hingga dalam rumah orang kaya nan luas, terkadang ada peliharaan berupa buaya. Buaya ini jinak hingga boleh berkeliaran di dalam rumah dengan bebas seperti anjing.


Cara Berkembang Biak

Waktu buat buaya nan hayati di perairan Sungai Nil berkembang biak ialah pada musim kemarau. Dikala itu, air sungai menjadi surut. Buaya jantan akan mendekati buaya betina. Mereka akan melakukan ritual rayuan sebelumnya. Lalu, mereka akan melangsungkan perkawinan di dalam air sungai .

Bila telah terbuahi oleh buaya jantan, buaya betina biasanya akan pergi ke sisi sungai nan tak terendam air dan menggali sebuah lubang buat bertelur. Jumlah telur buaya buat sekali masa perkawinan sekitar 90 butir. Kemudian, ia akan menimbun kembali lubang tersebut.

Hal nan mengagumkan, tak hanya buaya betina nan menjaga sarang berisi telur tersebut, melainkan bersama buaya jantan juga. Mereka bergantian mencari makan dan menjaga telur eraman itu. Untuk diketahui, buaya ialah jenis binatang monogami alias hanya memiliki satu pasangan saja.

Tiga minggu setelah dimasukkan dalam lubang, maka telur-telur buaya akan menetas. Mereka biasanya akan berteriak-teriak memanggil induknya dengan suara mencicit. Uniknya lagi, si induk akan datang dan menggali pasir nan menimbun lubang berisi bayi buaya tersebut.

Betina akan memasukkan bayi-bayinya ke dalam mulut satu per satu dan membawa mereka ke loka kondusif buat mencari makan. Biasanya, mereka akan selalu bersama hingga usia bayi buaya mencapai 2 tahun. Si induk akan melindungi bayi-bayi tersebut dari pemangsa.

Jika usia anak-anak buaya sungai nil mencapai 10 tahun, maka siklus hayati mereka akan berulang. Usia tersebut ialah masa di mana kematangan seksual terjadi. Mereka akan melakukan perkawinan dan bertelur.

Keunikan lain dari buaya ialah jenis kelamin mereka bergantung pada suhu saat terjadi pengeraman. Buaya jantan terbentuk bila suhu pengeraman antara 31 - 34 derajat celsius. Sementara buaya betina terbentuk bila suhunya di atas atau di bawah suhu tersebut.