Kisah Konkret Wanita Tidak Mengetahui Ciri-ciri Hamil

Kisah Konkret Wanita Tidak Mengetahui Ciri-ciri Hamil

Ketidakmengertian seorang wanita mengenai ciri-ciri hamil dapat berdampak kurang baik terhadap perkembangan janin. Hal ini sebab si wanita tak sadar akan kehamilannya sehingga tak mengikuti pola perkembangan janinnya. Asupan makan nan harusnya sudah harus diperhatikan dengan seksama, tak dilakukan oleh si wanita.

Bila hal ini terjadi hingga trisemester kedua dan si wanita tetap tak tahu ciri-ciri hamil, tak menutup kemungkinan kalau perkembangan janin jadi terhambat atau mungkin saja janin menjadi rentan terhadap agresi virus atau hal-hal nan tak diinginkan.

Bagaimana kalau si calon ibu tetap mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, obat-obatan maka bayi nan akan terlahirkan dapat mengalami kecacatan. Olah sebab itu, ada baiknya para wanita tahu dan memahami ciri-ciri hamil.



Kisah Konkret Wanita Tidak Mengetahui Ciri-ciri Hamil

Berikut ini ialah cerita konkret dari seorang wanita nan benar-benar tak tahu ciri-ciri hamil. Dua hari sebelum pernikahannya, wanita tersebut mendapatkan menstruasinya. Tidak perlu dibayangkan kapan wanita tersebut dan suaminya memulai malam pertama mereka. Usia wanita itu sekira 22 tahun ketika dia menikah.

Pernikahan mereka berlangsung dipertengahan bulan Desember. Saat akhir Desember, wanita tersebut menantikan menstruasinya sebab dia sudah merasa kalau payudaranya mengeras dan perutnya agak terasa kurang nyaman. Tapi sekali lagi bahwa dia tak tahu sama sekali tentang ciri-ciri hamil.

Karena menstruasi nan ditunggu tak kunjung datang dan merasa kalau perutnya kembung, si wanita panik. Bukannya dia berpikir tentang ciri-ciri hamil, malahan dia mengira kalau berat tubuhnya meningkat terlalu cepat. Sebagai wanita nan sangat menjaga berat tubuhnya, dia agak panik melihat perutnya nan agak membesar.

Dia lalu meningkatkan frekuensi olah raga dan memperlama waktu olah raganya. Push-up, sit up, jogging, menari, dan lain-lain terus dia lakukan demi membuat perutnya rata lagi. Tetap saja rasa tak nyaman terasa makin sering.

Setelah 2 bulan melakukan olah raga nan cukup berat serta diet makanan berkarbohidrat, tubuhnya tetap saja tak berubah. Si wanita masih saja tak berpikir ke arah ciri-ciri hamil. Keluarganya pun tak ada nan mengira kalau dia hamil sebab gerakannya nan tetap lincah dan tak menunjukkan ciri-ciri hamil sedikit pun.

Suatu pagi ibu mertuanya mengatakan kalau beliau bermimpi rumahnya didatangi oleh seekor babon alias ayam betina. Ayam tersebut tak mau pergi walaupun sudah diusir dengan berbagai cara. Sang ibu mertua menafsirkan kalau si wanita itu sudah hamil.

Sebagai wanita terpelajar, si wanita muda itu tak terlalu menanggapi ketika sang ibu mertua memintanya memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas. Dia berpikir bahwa ciri-ciri hamil itu niscaya ada mual dan muntah-muntah dan dia tak merasakan ciri-ciri hamil tersebut. Hingga 2 minggu kemudian, si wanita dan suaminya pulang ke rumah orang tua si wanita.

Di tengah perjalanan ke Sumatera nan memakan waktu 36 jam, si wanita cukup tersiksa sebab sering sekali ke toilet. Ketika sampai di rumah ibunya, sang ibu melihat paras si wanita nan beda. Beliau merasa ciri-ciri hamil sudah tampak pada putri sulungnya tersebut. Lalu, beliau membawa si wanita ke seorang bidan nan sudah sangat berpengalaman sebab bidan tersebut telah menjadi langganan keluarga sejak ibu si wanita masih muda.

Tanpa banyak cerita si bidan berongsang dan menasihati si wanita muda.